Part 36 - A Traitor

890 31 12
                                    

[ Irene POV ]

Aku mendengar semua yang di katakan oleh Sehun. Saat dia mengatakannya, aku sudah terbangun. Aku sama sekali tidak tidur lebih tepatnya. Aku tidak bisa tertidur. Pikiran ku terus saja kepada Sehun. Aku sebenarnya tahu kalau Sehun tidak akan selamat di sana. Aku juga tahu kalau Sehun akan berangkat subuh. Semua rencana nya sudah terbaca dengan sangat jelas. Tepat setelah dia keluar dari kamar ini. Aku langsung bangun dan membaca surat yang dia tulis.

"Jangan cari aku, maaf aku meninggalkan mu, jangan lupa makan, Jerry akan ikut dengan ku untuk menjaga ku, tenang saja, ada Olivia yang akan menemani mu di sini, jangan nakal, jangan membantah. Aku akan segera kembali dengan selamat. Aku janji. Aku menyayangi mu dan juga mencintai mu Bae Irene. -Suami mu."

Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak menangis. Aku sangat takut. Aku takut hal buruk akan terjadi pada nya dan dia tidak bisa kembali ke pada ku. Aku tidak mau itu terjadi. Aku melihat ke arah jam. Ini sudah pukul 2.40.

Aku akan keluar pukul 4 nanti. Aku juga memiliki rencana sendiri.

*****

Setelah berganti pakaian dan menyiapkan berbagai hal, aku harus melupakan semua hal yang bisa mengganggu konsentrasi ku. Aku harus fokus pada satu hal. Misi ku sendiri. Sekarang aku sudah berpakaian serba hitam dan juga, dua pistol sudah ada bersama ku. Jangan tanya dari mana aku mendapatkannya. Aku sudah berlatih memakai nya sejak lama. Tentu saja tanpa sepengetahuan Sehun. Dia mana mungkin memperbolehkan aku memegang benda ini. Dan aku harus berjaga-jaga, mungkin pisau akan sedikit berguna nanti kalau memang keadaan mendesak.

"Halo, Jemput aku sekarang, aku akan turun ke bawa."

"Memang nya kamu bisa turun sendiri? Suami mu itu kan menaruh banyak penjaga."

"Tenang saja Vio, akan aku tangani." Ucap ku.

"Baiklah, cepat. Aku tidak punya banyak waktu, dan jangan terlalu bangga karena kamu telah membantu ku, kita belum benar-benar selesai dengan urusan ini." Ucap nya.

"Ish. Aku tahu, cepat lakukan saja." Suruh ku dengan kesal.

Aku mematikan sambungan telepon itu. Violet seharusnya sampai dalam waktu 2 menit. Aku harap orang yang bernama Olivia itu tidak menyadari nya. Kalau pun iya, tidak ada yang bisa dia lakukan. Aku yakin Sehun pasti sudah tertangkap sekarang ini.

Cklekkk...

Aku keluar dari kamar ku dengan perlahan dan berlari ke arah tangga darurat, Aku benar-benar sangat yakin seratus persen. Lift pasti sudah di jaga oleh anak buah Sehun. Mereka pasti tidak akan membiarkan ku keluar dari hotel ini.

Untung saja kamar ku hanya di lantai 5, kalau di lantai 20, bisa klenger juga turunnya.

Setelah aku sampai di lobi, aku langsung ke luar dari hotel. Violet sudah di sana menunggu ku.

"Hei." Sapa ku.

"Halo musuh bebuyutan." Balasnya. Aku duduk di belakangnya.

"Sudah cepat jalan. Tunggu apa lagi?" Suruh ku.

"Kenapa kamu mau menyerahkan dia? Bukannya kalian suami istri? Apa kamu tidak cinta dengan dia?" Tanya Violet.

"Bukan urusan mu, yang penting aku sudah melakukannya, tidak usah banyak tanya dan cepatlah, aku ingin cepat mengambil uang itu." Ucap ku.

"Aku tidak tahu kenapa kita tidak akur dulu, padalah pemikiran kita sama," Balasnya.

Hahaha. Rasanya aku ingin muntah mendengar kalimat itu. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah sama dengan Violet. Tidak akan pernah.

You're Mine [ 2 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang