Part 20 - Breakfast

1.2K 39 14
                                    

Keesokan hari nya, Sehun dan Irene bangun secara bersamaan.

"Selamat pagi." Sapa Sehun. Irene tersenyum melihat Sehun begitu bersemangat hari ini.

"Kenapa kamu sepertinya sangat bersemangat? Apa ada sesuatu lagi hari ini?" Tanya Irene.

Sehun menggeleng. "Aku hanya senang bisa bersama mu." Jawabnya. Irene menggeleng. Dia tidak tahu ada apa dengan Sehun, padalah Sehun sudah bertemu Irene setiap hari dalam setahun, tapi Sehun tidak bosan juga dengan ocehan Irene ataupun sikap menyebalkan Irene kepadanya.

"Ya sudah, ayo bangun, kita berdua harus bekerja." Ajak Irene. Irene hendak bangun dari kasur itu tapi Sehun kembali menarik tangan Irene hingga Irene kembali berbaring di atas ranjang itu.

"Aku sudah bilang, kita akan libur kali ini, atau bisa kita katakan, ayo kita bolos sehari saja, aku ingin berjalan-jalan bersama mu, dan kita bisa menikmati waktu santai kita, sehari saja." Ucap Sehun. Ya diri nya juga sadar, mereka berdua memiliki banyak pekerjaan yang penting, tapi Sehun dan Irene tidak pernah mendapatkan libur mereka beberapa minggu terakhir. Bahkan setiap minggu mereka harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan masalah-masalah di kantor.

"Kamu sadarkan berapa kerugian kita kalau kita membolos sehari?" Tanya Irene.

"Aku tahu itu, tapi aku ingin kita bersantai, kamu terlalu banyak bekerja, kita juga tidak pernah libur beberapa minggu ini, jadi ayo kita ambil 1 hari libur kita," Sehun terus saja meminta Irene untuk tidak bekerja hari ini. Tapi Irene jadi semakin bimbang. Diri nya ingin menemani Sehun seharian dan menghabiskan waktu berdua, tapi pasti Irene sangat di butuh kan di kantor, apa lagi ini hari Senin.

"Aku akan mandi dulu," Ucap Irene. Sehun mengangguk.

Awalnya Sehun ingin memesan makanan untuk mereka, tapi rumah ini terlalu jauh untuk rute makanan antar, jadi mereka pasti tidak mau mengantar nya.

Sehun menekan angka di ponsel nya lalu menelepon seseorang. "Halo Jer, tolong belikan saya sarapan untuk dua orang,"

"Baik bos."

Jerry adalah sopir pribadi Sehun sekaligus tangan kanan Sehun. Dia juga sangat bisa di andalkan untuk segala macam urusan.

Sehun keluar untuk menunggu Jerry mengantarkan makanan nya. Karena dari kota ke tempat Sehun tidak ada kendaraan lagi. Jerry bisa mengebut agar makanan Sehun tetap hangat saat sampai di sana. Benar saja, tidak sampai 15 menit, Jerry sudah sampai di depan rumah Sehun.

"Ini bos," Jerry memberikannya. Sehun mengambil uang dan mengganti uang Jerry.

"Terima kasih." Sehun kembali ke dalam kamar dan melihat Irene yang baru saja selesai berpakaian. Sehun datang di waktu yang sangat tepat.

"Hei, aku sudah membeli sarapan untuk kita, ayo kita makan dulu." Ajak Sehun. Irene mengangguk.

"Ya, taruh saja dulu di meja makan, aku akan menyusul." jawab Irene. Sehun mengiyakan saja, diri nya juga sudah lapar, tidak ada tenaga lagi untuk berdebat hal yang tidak perlu di debatkan.

Sehun berjalan ke ruang makan dan membuka makanan yang di belikan oleh Jerry. Spageti untuk sarapan?

Sehun sebenarnya tidak begitu suka makanan berat untuk sarapan, tapi berhubung dengan perut nya yang sudah tidak tahan, mereka lupa makan malam semalam. Bisa-bisa nya Sehun melewatkan makan malam.

Sekarang, Sehun sudah 5 menit menunggu Irene di ruang makan, tapi Irene masih belum datang juga. Sehun membuka milik nya dan memasukkan satu suap ke mulut nya. Selesai mengunyah, Sehun mengambil ponsel nya dan melihat email nya. Kosong. Ya mungkin keberuntungan dengan berada di pihak Sehun karena tidak ada masalah di kantor sampai sekarang. Sehun mengambi sesuap lagi dan memasukkan nya ke dalam mulut nya. Terus seperti itu hingga dia melihat Irene sudah datang.

"Kenapa kamu makan dulu an? Aku pikir kita akan makan bersama." Oceh Irene. Sehun melihat kotak spageti nya.

'Kapan habis nya? Perasaan tadi aku hanya makan 3 sendok deh.' Batin Sehun saat melihat spageti nya sudah habis, tapi perutnya masih belum kenyang juga.

"Kamu ini kenapa sih, kayak ga pernah makan aja, segitu nay sampai ga tunggu in aku." Oceh Irene.

"Maaf Rene, aku ga sadar tadi, kemarin malam juga kita lupa makan malam kan, jadi wajar aja kalau aku lapar sekarang." Jawab Sehun. Irene mengangguk saja dan membuka milik nya.

Irene terdiam. "Kita tidak makan malam semalam? Kenapa kamu tidak membangunkan aku jika lapar, Aku bisa memasakan sesuatu untuk mu." Oceh Irene lagi.

Sehun harus bersabar, sikap Irene mulai berubah sejak mereka pindah dan tinggal bersama. Irene terkadang jadi lebih galak dari pada Sehun, Irene juga jadi banyak mengoceh jika Sehun berbuat salah, dan kadang Irene juga jadi sangat keras kepala. Awalnya Sehun pikir Irene yang berubah, tapi setelah dia pikir-pikir lagi, sepertinya Irene tidak berubah, hanya Sehun saja yang belum mengenal Irene dulu, sehingga masih beranggapan kalau Irene itu hanya gadis polos penurut. Tapi setelah mengenal nya, Sehun sama sekali tidak melihat adanya sifat 'Nurut' di Irene, malah sebaliknya, Sehun lah yang harus nurut dengan Irene, termasuk pengeluaran nya. Dan satu hal lagi, ini yang membuat Sehun harus ekstra sabar. "Sehun selalu salah, dan Irene selalu benar."

"Maaf, aku tidak ingin membangunkan mu semalam, kamu terlihat sangat lelah." Balas Sehun pelan. Irene mengambil garpu Sehun dan memakan spageti nya dengan garpu Sehun. Ini bukan hal yang aneh lagi untuk keduanya, mereka sudah sering makan dengan alat makan yang sama.

"Jadi apa kita bisa pergi setelah ini?" tanya Sehun.

"Ya, tapi antar aku ke kantor dulu," Jawab nya. Sehun menatap Irene dengan tatapan bertanya.

"Aku ingin menaruh berkas untuk di kembalikan ke Clarisa, setelah itu baru kita bisa pergi." Irene menjelaskannya. Sehun tersenyum senang saat mendengarnya. Akhirnya dia bisa menghabiskan waktu bersama Irene lagi. Mereka tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu bersama selain saat di SMA itu.

"Baiklah, ke kantor mu setelah itu kita pergi." Ucap Sehun. Irene mengangguk.

"Sehun, sekarang kamu mandi, bau iler." Irene menutup hidung nya.

"Aku ga ileran kok," Sehun mengambil ponsel nya dan membuka kamera untuk mengaca.

"Sudah sana mandi, pokoknya kamu bau. cepat mandi." Irene mendorong Sehun menjauh dari nya.

"Iya... iya aku mandi," Sehun berjalan ke arah kamar nya lagi untuk mandi sedangkan Irene masih menyantap spageti nya seorang diri. Sebenarnya Sehun tidak bau, hanya saja Sehun terus menatap spageti Irene seakan-akan Sehun masih lapar dan ingin memakan milik Irene juga. Irene jadi tidak bisa makan dengan tenang dan satu-satu nya alasan agar Sehun bisa membiarkan Irene makan dengan tenang adalah menyuruh Sehun mandi karena Sehun memang belum mandi.

TBC

You're Mine [ 2 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang