Part 46 - Shopping

679 34 4
                                    

Beberapa hari yang lalu, Sehun sudah membawa Irene ke dokter kandungan untuk check up. Usia kandungan Irene sekarang sudah memasuki bulan ke 5, perut Irene juga mulai terlihat membesar. Jadi untuk sementara Sehun melarang Irene untuk bekerja selama beberapa bulan ke depan. Irene pun menuruti Sehun untuk urusan yang kali ini. Dia juga semakin sulit untuk fokus bekerja karena anak nya ini benar-benar banyak maunya. Jadi terkadang Sehun juga harus pulang cepat untuk memenuhi permintaan sang istri, walaupun permintaannya juga ga aneh-aneh dan biasanya pasti ada di supermarket. Waktu dia minta juga ga tengah malam atau subuh-subuh, biasanya pagi, siang atau sore, ya sekitar jam-jam supermarket buka lah. 

Tapi, karena Sehun benar-benar merasa dirinya tidak bisa pergi kerja, Sehun juga ikut mengambil cuti selama beberapa bulan dan menyerahkan perusahaannya itu ke tangan orang tuanya sebentar. Untung saja mereka tidak keberatan. 

"SEHUN!!!" 

Sehun yang sedang berada di kamar mandi saat ini merasa seperti namanya terpanggil. 

"Kamu manggil aku?" Tanya Sehun dari dalam kamar mandi. 

"Enggak, panggil tuyul, mau suruh maling duit." 

"Kenapa Irene istri aku?" Tanya Sehun dengan lembut. 

"Buka dulu ih pintunya, ganggu banget sih." 

Sehun melihat dirinya sendiri. Sabun yang ada di tubuhnya belum di bilas, masa Irene mau masuk? 

"Kenapa sayang? Aku belum bilas, masih banyak sabun, Sebentar ya." 

"GA MAU!! CEPETAN IH BUKA.." 

Mau tidak mau Sehun harus segera membuka pintunya. "Iya udah tuh, kenapa lagi?" Tanya Sehun dengan lembut. 

"Hun, susu aku habis, beliin lagi donk, aku mau minum susu sekarang." Pinta Irene. 

"Oke, sebentar, bilas dulu." 

Irene mengangguk. Buat Sehun sekarang, bisa mandi aja udah bagus banget, Irene tuh benar-benar membuat Sehun kerepotan. 

"Eitss... Ga boleh di tutup, aku mau liat kamu." 

"Ha? Rene, baby kita cewek atau cowok sih? Kalau dia cewek, ya normal, tapi kayaknya ga normal juga deh, masa bapaknya mandi dia mau liat? Kalau cowok, lah, anak kita Gay sejak dini nih?" 

"Ga gitu konsepnya bambang, yang mau liat tuh aku, kan jarang-jarang aku liat pemandangan roti sobek pagi-pagi, hehehe." 

"Aku punya feeling anak kita cewek, kayak kamu, demen banget liat roti sobek gini, eh rene, tapi aku punya satu pertanyaan buat kamu, kalau dulu badan aku ga bagus kayak gini, terus muka aku ga ganteng kayak gini, kamu mau ga sama aku?" Tanya Sehun penuh harap. 

Irene pura-pura berpikir sebentar. "Ya ga mau lah." Jawabnya dengan sangat pasti. Tentu saja itu menyakiti perasaan Sehun. 

"Maksud kamu, kamu sama aku cuma gara-gara badan aku bagus doank nih? kalau nanti aku jadi gendut gimana?" Tanya Sehun sedih. 

"Nih ya hun, kan kamu bilang dulu, dulu tuh nilai kamu jelek banget, sikap dan akhlak kamu juga jelek banget, untung aja ketutup sama muka ganteng, bisa bayangin kalau muka jelek badan gendut? Ga ada nilai positifnya kamu Sehun."

"Jahat banget sih, semua yang jelek di keluarin, giliran di tolongin ga bilang makasih, malah di omelin. Untung sayang, kalau ga sayang, ih, aku buang lagi kamu ke gudang sekolah." Gumam Sehun. 

"Emang berani? Dulu siapa yang naik derajat, siapa yang turun derajat, ciee lulus dengan seragam putih, gimana rasanya Hun?" Ledek Irene. 

"Iya. Iya. Ledekin terus dah.. Terus lanjut Rene, Gapapa aku mah, udah biasa di nistain istri sendiri." 

You're Mine [ 2 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang