[08]

3.1K 321 0
                                    

Selamat Membaca^^

.

.

.

Dua orang perempuan baru saja turun dari mobil, lalu melihat rumah sakit besar yang ada dihadapan mereka sebelum masuk ke dalamnya. "Panggil semua dokter dirumah sakit ini dan para penjaga serta staf staf rumah sakit, suruh berkumpul di aula sekarang!" Perintah Wendy ke Sella.

Lalu mereka masuk ke dalam, begitu melihat Wendy dan Sella masuk para dokter dan pekerja yang melihat langsung menunduk takut. Pasalnya tak mungkin pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja ini datang jauh jauh dari Canada ke Indonesia kalau tidak ada masalah yang sangat serius.

Wendy dan Sella langsung menuju ke aula yang berada di lantai sepuluh. Begitu tiba di aula mereka berdua melihat baru beberapa yang tiba, mereka memutuskan untuk menunggu sampai semua berkumpul.

Setelah 5 menit menunggu akhirnya semua sudah berkumpul, semua orang menunduk takut pada Wendy yang sedang menatap mereka serius.

"Kalian taukan saya tidak akan datang ke Indonesia jika tidak ada masalah yang serius? Jadi ada yang bisa jelaskan apa yang terjadi?!" Tanya Wendy marah. Semua orang tidak ada yang berani menjawab, mereka menunduk takut.

Wendy yang tidak mendapat jawaban pun menghela nafas berat, dia benar benar tak habis fikir kenapa bisa terjadi kekacauan. Padahal sangat jelas rumah sakit miliknya ini memiliki penjagaan yang sangat ketat, tapi kenapa bisa kecolongan gini.

"Apa gunanya saya mempekerjakan banyak penjaga kalau masih ada kejadian seperti ini?! Saya benar benar kecewa! Dan lagi rumah sakit ini memiliki banyak dokter hebat tapi kenapa tak ada yang mau turun tangan menolong pasien yang sudah menjadi korban kelalaian kalian?!" Marah Wendy.

"Sekarang pasien itu kondisinya semakin parah! Sepertinya aku memang harus turun tangan menyelesaikan semua ini. Ini peringatan pertama! Jangan sampai kejadian seperti ini terjadi lagi! Kalian akan tau akibatnya kalau lalai lagi!" Lanjut Wendy tegas

Setelah mengatakan hal tersebut Wendy langsung keluar dari aula menuju luar rumah sakit, tidak lupa Sella yang selalu mengikuti dari belakang. Sella sedari tadi hanya diam melihat Wendy marah marah, ini pertama kali dia melihat Wendy sangat marah.

Biasanya kalau marah pun dia masih bisa mengontrol emosinya, tapi tadi semua amarahnya diluapkan dan dilampiaskan. Melihat Wendy yang sudah masuk ke mobil Sella pun menyusul dan ikut masuk ke mobil.

"Wen, kau baik baik saja?" Tanya Sella hati hati. "Aku baik baik saja kok." Jawab Wendy. "Tadi itu kau sangat menyeramkan membuat mereka menunduk ketakutan." Ucap Sella. "Yahh aku gak tau kenapa semua tiba tiba saja keluar. Padahal biasanya aku bisa mengontrol emosiku." Ucap Wendy.

"Mungkin kau terlalu lelah." Ucap Sella. "Hmm mungkin aja." Ucap Wendy dalam hati. "Antar aku ke apartemen sekarang, aku ingin punya waktu sendiri." Ucap Wendy, lalu mobil segera menuju ke apartemen Wendy.

Setelah 20 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai. "Kau yakin ingin sendiri?" Tanya Sella tak yakin. Wendy tersenyum ke arah Sella "Ya aku ingin punya waktu sendiri, kau tak perlu khawatir. Aku baik baik aja." Jawab Wendy meyakinkan.

Sella pun mengangguk setelah itu pergi membawa mobilnya. Setelah melihat Sella pergi, Wendy segera masuk kedalam gedung apartemen menuju lift. Dia menekan angka 12 karena unit apartemen nya berada di lantai itu.

Ting!...

Pintu lift terbuka setelah itu Wendy segera keluar dari lift dan berjalan menuju unit apartemen miliknya. Tapi dia berhenti begitu melihat ada seorang perempuan yang berdiri didepan pintu apartemennya sambil memainkan handphone.

"Siapa wanita itu?" Batin Wendy bertanya tanya, dia merasa tak punya janji dengan siapapun. Wendy menghampiri perempuan itu yang jika diperhatikan memiliki wajah seperti beruang lalu bertanya "Maaf, siapa anda? Kenapa berdiri di depan pintu apartemen saya? Dan lagi saya tak merasa memiliki janji dengan siapapun." Heran Wendy.

Sudah bisa ditebak siapa perempuan itukan, dia adalah Seulgi. Sedari tadi Seulgi menunggu Wendy kembali, dia yakin tadi Wendy pergi karena tidak ada yang membukakan pintu saat bel dibunyikan.

SEULGI POV

"Maaf, siapa anda? Kenapa berdiri di depan pintu apartemen saya? Dan lagi saya tak merasa memiliki janji dengan siapapun." Suara seseorang mengintrupsi.

Aku menolehkan kepala ke kanan dan melihat ada seorang perempuan yang tingginya lebih pendek dariku dan memiliki rambut pendek diatas bahu tidak lupa dengan poninya. "Dari kecil ternyata selera model rambut mu tak pernah berubah." Ucap ku dalam hati.

"Ahh kalung itu! Dia memakainya juga ternyata." Lanjutku dalam hati.

"Halo Nona? Apa kau mendengarku? Hey jangan melamun." Ucap nya. Aku hanya tersenyum saja melihat dia, masih benar benar tak menyangka akan bertemu lagi dengan salah satu saudari kesayanganku ini.

"Kim Seungwan, apa kabar?" Ucap ku bertanya pada Wendy. Aku hampir saja tertawa melihat ekspresinya, terutama melihat matanya yang melotot itu.

"Tunggu dulu, tadi kau menyebut nama asliku?! Dari mana kau tau, sedangkan tidak sembarang orang yang mengetahuinya kecuali keluarga dan sahabatku?" Tanya Wendy bingung.

"Ah aku sangat tidak sopan karena aku belum memperkenalkan diriku. Perkenalkan nama ku Kim Seulgi." Ucap ku lalu mengangkat tangan kanan ku ingin berjabat tangan.

SEULGI POV END

Wendy yang mendengar nama Seulgi sedikit familiar, dia membuat otaknya bekerja lebih keras untuk mengingat. Matanya lagi lagi melotot begitu ingat nama itu sama dengan nama Kakak keduanya.

Wendy segera meraih tangan Seulgi lalu melihat jarinya, "Gak mungkin!" Ucap Wendy dalam hati. Wendy langsung menarik Seulgi dan memeluknya begitu melihat cincin itu ada di jari manisnya. "Ini beneran kan? Kim Seulgi kakak beruangku? Cepat katakan kalau ini beneran dan bukan mimpi!" Ucap Wendy yang sudah menangis memeluk Seulgi erat.

"Ini beneran, ini tidak mimpi. Aku ada disini sedang kau peluk, dan aku juga membalas pelukan mu." Balas Seulgi yang juga memeluk Wendy erat. Jangan tanya Seulgi nangis atau enggak, sudah jelas dia nangis juga.

"Hey sudah nangisnya, kita masih di luar ini nanti kalau diliat orang gimana? Kau tidak mau membawaku masuk ke dalam apartemen mu?" Tanya Seulgi melepas pelukannya. "I-iya juga yah, yaudah ayo kita masuk ke dalam." Ajak Wendy lalu membuka pintu apartemennya, mereka pun segera masuk.

"Bagaimana kau bisa menemukan ku disini Seul?" Tanya Wendy. "Hey sopan sedikit dong, aku lebih tua dari mu ya! Tentu saja aku bisa menemukan mu, aku kan menyewa banyak detektif untuk mencari mu dan saudari kita yang lain. Kebetulan aku lebih dulu mendapat informasi tentang mu jadi yahh gini." Ucap Seulgi yang masih sedikit kesal pada Wendy karena memanggilnya tanpa embel embel Kakak.

"Terserah, lagian kita lahir ditahun yang sama berarti kita seumuran walau kau lebih tua beberapa bulan. Ahh begitu, aku bahkan belum bisa mendapat informasi tentang saudari kita yang lain. Aku sangat payah." Sesal Wendy.

"Jangan berkata seperti itu, semua sudah ada jalannya. Lagian sekarang kita sudah bertemu, kita berdua akan mencari mereka bersama." Ucap Seulgi menenangkan, Wendy hanya mengangguk mendengarnya.

"Kau akan menetap di Indonesia kan? Tinggal bersamaku, aku sangat kesepian selama ini." Ucap Seulgi berharap. "Tentu saja, aku sudah bertemu dengan mu jadi ngapain aku kembali ke Canada." Ucap Wendy tersenyum.

Akhirnya setelah sekian lama mereka berdua bisa bertemu walau belum bisa bertemu dengan yang lainnya. Tapi setidaknya Seulgi dan Wendy sudah bersama, mereka juga akan mencari yang lainnya bersama sama.

Mereka menghabiskan waktu di apartemen Wendy dengan saling bertukar cerita, menceritakan semua hal yang selama ini mereka lalui setelah berpisah dulu karena kejadian di masa lalu.

.

.

.

Gimana guys? Akhirnya mereka berdua bertemu yah..

Oh iya, aku cuman ingin memberitahu kalau ceritaku ini gak akan sampai 20part hehe..

Salam manis Author Ara, Adik kesayangan Blackvelvet:v

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang