[18]

2.6K 287 0
                                    

Selamat Membaca^^

"Kita punya ikatan batin yang kuat, tolong dengarkan suara hati ku. Kembalilah karena kehilangan begitu menyakitkan."

.

.

.

Setelah 4 jam lamanya akhirnya operasi Joy selesai, Wendy keluar dari ruang operasi dengan wajah kusut. Dia berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Joy.

Jisoo dan Yeri yang melihat Wendy keluar dari ruang operasi langsung bangkit dan menghampirinya. Mereka ingin menanyakan kondisi Joy.

"Dokter, operasinya berjalan lancarkan? Joy baik baik aja kan?" Tanya Jisoo khawatir.

"Dokter, Kak Joy selamatkan? Beritahu kami kondisinya baik baik ajakan?" Tanya Yeri yang matanya sudah sembab karena menangis.

Wendy merupakan dokter yang melakukan operasi pada Joy, dia tidak membiarkan siapapun melakukan operasi pada Adiknya. Wendy mau dia yang berusaha untuk keselamatan Adiknya.

"Operasinya berhasil, tapii..." Wendy menggantung kalimatnya, sungguh dia tidak sanggup mengatakan kondisi Joy saat ini.

"Tapi apa Dok?" Tanya Yeri tidak sabaran.

"Tolong beritahu kami sekalipun itu kabar yang sangat buruk." Ucap Jisoo yang berusaha tetap tegar menghadapi kenyataan terburuk.

"Saat ini pasien kondisinya masih buruk, pasien saat ini kritis. Jika dalam 24 jam kondisinya tidak membaik kalian harus menerima kabar paling buruknya. Saya sudah berusaha semampu saya, sisanya ada di tangan Tuhan." Ucap Wendy berusaha menjaga agar suaranya tetap tenang.

"Dan lagi, kita membutuhkan donor darah nya. Saya sudah berusaha untuk mendapatkan nya dengan menanyakan stok di rumah sakit lain tapi mereka juga tidak memilikinya. Pasien sangat membutuhkan donor darah ini, jadi saya harap kalian segera menemukannya." Lanjut Wendy.

Yeri yang mendengar yang dikatakan Wendy semakin menangis, dia sungguh tidak mau Kakak nya pergi. Yeri mau Kakak nya selamat dan segera sembuh.

Jisoo saat ini hanya terdiam menatap kosong ke depan, sungguh dia sangat terpukul. Apa yang harus di lakukannya sekarang, dimana dia mendapatkan donor darah untuk Adiknya sedangkan di Indonesia sangat sulit mendapatkannya.

Jisoo bahkan hampir merasa putus asa, apalagi mengetahui kondisi Joy saat ini kritis. "Tuhan tolong aku, tolong jangan membawa pergi Joy. Tolong buat dia melewati masa kritisnya sebelum 24 jam Tuhan." Lirih Jisoo.

"Kalau begitu saya permisi dulu. Pasien akan segera di pindahkan ke ICU, tapi kalian tidak bisa masuk. Kalian hanya di perbolehkan melihat dari luar, dari dinding kaca." Ucap Wendy lalu segera berlalu pergi.

Jisoo mengambil handphone nya lalu menghubungi Jessie, "Halo Jess, tolong kau kerahkan seluruh bodyguard dan sewa banyak detektif tambahan untuk mencari enam saudari ku lainnya. Terutama mereka harus menemukan Jennie!" Perintah Jisoo tegas lalu segera mematikan sambungan telpon nya tanpa menunggu jawaban Jessie.

Jisoo lalu memeluk Yeri berusaha menenangkan Adiknya yang sedari tadi tidak berhenti menangis. Pintu ruang operasi di buka, mereka melihat Joy di bawa menuju ruang ICU.

Jisoo dan Yeri mengikuti para perawat itu hingga sampai ruang ICU bahkan melihat sendiri Joy yang di pasang banyak alat alat yang mereka bahkan tidak mengerti fungsinya. Yang jelas untuk menopang hidup Joy yang saat ini kondisinya kritis.

"Tuhan aku percaya pada mu, kau tidak akan setega itu kan hingga membuat kami harus merasa kehilangan lagi? Tolong sembuhkan Adik ku, aku akan selalu berdoa pada mu Tuhan." Jisoo tidak henti hentinya berdoa.

~BV~

Pyarrrr!!

"Ahkk! Astaga kenapa aku ceroboh sekali sampai membuat gelas ini jatuh." Gumam Jennie memijit keningnya karena sedikit pening. Saat ini Jennie berada di butiknya.

Deg! Deg! Deg!

Entah mengapa jantung Jennie berpacu sangat cepat, rasanya sedikit berdenyut sakit. Hatinya seolah merasa kehilangan, air matanya tanpa disuruh sudah mengalir keluar. Jennie tidak tau apa yang terjadi padanya sekarang.

Jennie merasa dirinya hampa dan kosong, kepala nya semakin berdenyut sakit. Karena tidak tahan dia mendudukkan dirinya di kursi kerjanya. Dia terus memijit keningnya "Apa yang terjadi pada ku, dan kenapa aku menangis tanpa sebab seperti ini?" Jennie resah.

Tiba tiba ada salah satu Bodyguard masuk ke ruangan nya membuat dia sedikit terkejut, tapi langsung menetralkan ekspresi wajahnya bahkan segera menghapus air matanya.

"Apa kau tidak punya sopan?! Kenapa masuk tanpa mengetuk pintu bahkan tanpa izin ku?!" Ucap Jennie datar.

"M-maaf Nona, saya tadi sudah mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Saya kira Nona kenapa kenapa jadi saya nekat masuk untuk melihat kondisi Nona." Ucap Bodyguard.

"Hmm.. Jadi ada apa kau ke sini?" Tanya Jennie menatap serius Bodyguard nya, melupakan rasa sakit di kepalanya.

"Saya membawa kabar baik dan kabar buruk untuk Nona, ini mengenai beberapa saudari Nona." Ucap Bodyguard Jennie.

"Cepat katakan kabar baik nya lebih dulu." Perintah Jennie.

"Kabar baik nya kami sudah mengetahui informasi dimana 3 saudari Nona saat ini. Mereka sudah bertemu dan tinggal bersama, nama mereka Kim Jisoo, Kim Sooyoung, dan Kim Yeri. Saat ini mereka berada di Indonesia, dan mereka hidup dengan baik Nona."

"Apa kalian tau alamat mereka tinggal?" Tanya Jennie menatap Bodyguard nya serius.

"Ya, kami mendapatkan alamat nya juga Nona."

"Hahh syukurlah, aku akan segera menyusul mereka ke Indonesia bahkan kalau perlu hari ini juga. Lalu beritahu aku apa kabar buruk nya?" Tanya Jennie was-was.

"Saat ini kondisi salah satu saudari Nona dalam keadaan kritis akibat kecelakaan yang di perbuat seorang supir truk yang mabuk saat membawa truk nya. Kami baru mendapat informasi kalau barusan saudari Nona selesai dengan operasinya."

Jennie sangat syok sekarang, Jennie berfikir apakah karena ini dia jadi seperti sekarang. Jantungnya berdenyut sakit, hati nya merasa kehilangan dan dirinya merasa hampa serta kosong.

"Saudari ku yang mana? Apa kondisinya sangat buruk?!" Tanya Jennie tidak tenang.

"Namanya Kim Sooyoung, saat ini kondisinya sangat buruk. Dia harus melewati masa kritisnya sebelum 24 jam, tapi yang paling buruk rumah sakit di tempatnya di rawat kehabisan stok darah untuk golongan darah nya yang langka, Nona."

"A-apa? J-jadi kembaran ku yang..." Jennie menutup mulutnya, dia menangis sekarang.

Jennie tak perduli kalau dia menangis di depan Bodyguard nya. "Jadi itulah mengapa aku merasakan sakit ini? Joy, aku sungguh tidak menyangka ketika kita akan segera bertemu kondisi mu kenapa seperti ini? Ku mohon bertahanlah." Ucap Jennie lirih dalam hati.

.

.

.

Hmm sebentar lagi:)

Guys mood ku hari ini hancur banget, Blink and Reveluv stay strong ya. Kalian tau kan negara Lisa saat ini sedang kacau, dan Lisa juga di seret seret. Aku sedih banget:(

Dan lagi Uri Leader kita Irene terkena skandal yang menyangkut sikap tidak baik pada seorang stylist+editor. Hati aku sakit banget baca semua artikel bahkan komen komen netizen yang ngehate, padahal masalah ini masih kita lihat dari sudut pandang si stylist. Kita bahkan gak tau kejadian sebenarnya gimana sampai Irene marah ke stylist itu:)

Aku juga tidak bermaksud membela, tapi Irene juga udah minta maaf dari IG bahkan bertemu langsung dengan stylist itu:( Tidak akan ada asap jika tidak ada api:)

Tolong support mereka terus yah!

They are strong women.

Together Forever With Our Nine Queens! BLACKVELVET!

Salam Manis Adik Kesayangan Blackvelvet:)

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang