[23]

2.7K 302 16
                                    

Selamat Membaca^^


"Hidup ini singkat jadi gunakan waktu mu sebaik mungkin. Jangan ada kata penyesalan di akhir nanti karena kau tidak akan bisa memutar waktu untuk mengulangi kehidupan mu."


.

.

.

"Aku merasa aneh sama Dokter itu dan merasa familiar melihat wajahnya." Ucap Yeri.

"Hmm benarkah?" Tanya Jisoo bingung.

"Ya, tidak kah Kakak lihat cara dia memandang kita? Begitu intens dan bahkan sorot matanya begitu aneh." Jawab Yeri tak yakin.

"Aneh nya?" Tanya Jisoo lagi, sekarang dia sangat penasaran karena perkataan Yeri.

"Sorot matanya seperti mengatakan rasa sakit,rindu,lega dan kehangatan. Aku tidak yakin, tapi itulah yang ku simpulkan saat tak sengaja memperhatikannya." Jawab Yeri.

"Hmm Kakak gak tau, kau taukan Kakak terlalu panik memikirkan Joy jadi tidak memperhatikan keadaan sekitar bahkan Dokter itu." Ucap Jisoo.

"Nama Dokter itu Wendy kan, Kak?" Tanya Yeri memastikan.

"Ya namanya Dokter Wendy. Emang kenapa?" Tanya Jisoo yang makin bingung dan penasaran.

"Rasanya familiar seperti....

Ah yah! Bukankah nama Wendy seperti nama Kakak ketiga kita? Nama luar negerinya kan Wendy, bisa jadi itu beneran Kak Wendy." Ucap Yeri menebak.

Tuk!!

Yeri meringis menyentuh keningnya yang di sentil Jisoo.

"Aduh! Kak Jisoo apa apaan sih!" Ucap Yeri kesal.

"Lagian kau ada ada aja. Nama Wendy di dunia ini gak cuma satu jadi kau tidak boleh asal menebak seperti itu. Belum tentu dia beneran Kakak kita." Ucap Jisoo.

Yeri menghela nafas, ada betulnya sih yang di ucapkan Kakak nya itu. Tapi apa salahnya kalau dia berharap kalau Dokter itu beneran Kakaknya.

"Gak ada salahnya kali Kak kalau berharap." Ucap Yeri pelan.

"Iya tau, tapi kalau dia bukan Kakak kita? Boleh berharap tapi jangan terlalu tinggi nanti jatuhnya sakit." Nasihat Jisoo yang sisi warasnya mulai muncul:v

"Yaudahlah, tapi aku harus pastikan lebih lanjut lagi tentang tebakan ku ini." Ucap Yeri meyakinkan diri.

"Yaudah terserah, yuk turun kita udah sampai." Ucap Jisoo yang kemudian keluar duluan dari mobil disusul Yeri.

"Kita ke ruangan Joy dulu lihat kondisinya, setelah itu kita menemui Dokter Wendy." Ucap Jisoo yang diangguki Yeri.

Mereka berjalan masuk ke dalam rumah sakit dan menuju tempat Joy di rawat yang ada di lantai 4. Yeri menggenggam tangan Jisoo erat membuat Jisoo menoleh ke arah Yeri. Seakan mengerti yang di rasakan Adiknya, Jisoo pun merangkul Yeri tanpa melepas genggaman tangan mereka.

"Tenanglah, Kakak yakin Joy kuat dan dia akan baik baik aja." Ucap Jisoo menenangkan.

"Iya Kak, aku harap juga begitu." Yeri tersenyum sedih.

Begitu mereka sampai di depan ruang rawat Joy, mereka hanya bisa melihat Joy dari luar tanpa bisa masuk dan menyentuh Saudari mereka itu. Satu satunya penghalang diantara mereka hanyalah dinding kaca yang menjadi pembatas.

"Joy aku percaya kau akan baik baik aja." Batin Jisoo yakin.

"I hope your condition gets better soon. I miss you so much." Ucap Yeri dalam hati.

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang