[31]

2.4K 271 32
                                    

Selamat Membaca^^


"Bahagia kita seperti senja. Bahwa keindahan tak harus di awal. Begitulah kita tak harus bahagia di awal tapi lihatlah, kita bahagia di akhir."


.

.

.

"Jam berapa kalian pulang tadi malam?" Tanya Irene.

"Sepertinya jam 12 lewat Kak, kenapa?" Tanya balik Wendy.

"Kalau Jisoo?" Tanya Irene lagi.

"Dia tidak ke kantor, sepertinya dia lembur di ruang kerjanya. Aku melihatnya keluar dari ruangan itu jam 2 pagi saat akan mengambil minum di dapur. Kenapa sih Kak?" Tanya Wendy bingung.

Irene tidak menjawab dan lebih memilih melanjutkan masakannya. Wendy yang tidak mendapat jawaban pun menoleh ke arah Kakak nya, alisnya bertautan saat melihat Kakak nya memasak dengan tidak santai.

"Hei hei! Kakak kenapa? Pelan pelan dong Kak, nanti tangan Kakak luka gimana?!" Tanya Wendy khawatir.

"Ini semua karena Adik mu itu!" Kesal Irene.

"H-hah?! Adik ku kan adik Kakak juga!" Ucap Wendy tidak terima.

"Ya Adik kita! Kenapa dia harus pulang dua minggu lagi?! Tidak bisakah dia membawa semua kerjaan ke sini?! Dia kan minggu depan ulang tahun!" Kesal Irene.

"Ya mana aku tau Kak, kenapa tidak bertanya padanya?" Tanya Wendy.

"Sudahlah aku tidak perduli! Kalau dia beneran pulang minggu depan, ku pastikan namanya tidak akan ada di kartu keluarga!" Jawab Irene.

Wendy bergidik ngeri melihat Kakak nya itu, dia tau kalau Irene sudah berkata begitu itu tandanya keputusannya tidak bisa diganggu gugat. "Wahh bahaya, semoga kau selamat Jen." Batin Wendy.

Mereka berdua melanjutkan memasak, setelah siap mereka segera menatanya di meja makan lalu duduk dan menunggu Saudari mereka lainnya. "Kak, mereka tidak dibangunkan?" Tanya Wendy.

"Tenang aja, mereka pasti segera bangun. Kau lihat saja." Jawab Irene lalu bersmirk.

Irene mengeluarkan handphone nya lalu membuka satu aplikasi, setelah itu Wendy dapat melihat Kakak nya mengklik tombol merah. Dapat Irene dengar suaranya memenuhi seisi rumah, Wendy menutup telinga nya karena terkejut.

"Astaga aku tidak tau kalau Kakak akan menyiapkan hal seperti ini." Ucap Wendy terkejut.

"Tentu saja, kita tidak perlu capek capek membangunkan mereka. Tunggu saja sebentar lagi pasti mereka akan segera ke sini." Ucap Irene lalu terkekeh geli.

Sembari menunggu yang lainnya, Irene bermain handphone dan dia mengirimkan pesan pada sekretaris nya kalau dia akan mengambil cuti mulai hari ini. Wendy hanya duduk diam dan melamun, dia memikirkan tentang Joy.

"KAKAK!! KENAPA MEMASANG ALARM SEPERTI ITU?!" Teriak Yeri kesal.

Irene yang mendengar teriakan Yeri terkejut dan hampir saja handphone nya dia lempar ke Yeri. "Bisakah kau tidak usah berteriak?!" Kesal Irene, sepertinya hari ini dia memiliki mood yang buruk.

Yeri kesal dan langsung duduk "Kenapa Kakak membangunkan kami seperti itu?!" Tanya Yeri kesal. "Tentu saja agar kalian bangun dengan cepat dan Kakak tidak perlu teriak teriak." Jawab Irene santai.

"Cara Kakak sungguh tidak manusiawi, gimana kalau kami punya penyakit jantung? Lalu pagi pagi bangun terkejut karena suara Kakak yang keluar dari speaker yang ada di setiap sudut rumah, bisa bisa kami tinggal nama." Ucap Seulgi.

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang