Selamat Membaca^^
"Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua sudah di atur bagai scenario yang biasa orang orang sebut sebagai TAKDIR."
.
.
.
"Aku.. gak nyangka kita akan bertemu dalam keadaan seperti ini, Kak Olaf." Bisik Rose yang di dengar oleh Wendy.
Wendy bingung harus bersikap seperti apa sekarang, sungguh dia tidak menduga akan bertemu empat Saudarinya dan salah satu di antara mereka sudah menyadari kalau mereka bersaudara.
"Ocii apa tadi kau mengatakan sesuatu? Aku seperti mendengar mu sedang berbisik, atau mungkin aku yang salah dengar?" Tanya Lisa bingung.
"Aku hanya diam sedari tadi Lily, mungkin hanya perasaan mu aja." Jawab Rose cuek. Padahal dalam hatinya dia sedang tertawa melihat Kembarannya yang mudah di bodohi itu, sungguh no have akhlak:v
"Emm mungkin memang benar hanya perasaan ku saja." Gumam Lisa lalu menggelengkan kepala nya.
Irene dan Jennie hanya menggelengkan kepala melihat si kembar itu yang tidak bisa diam, pasti ada saja yang di bahas.
Ting!!
Pintu lift terbuka dan mereka segera berjalan keluar. "Jalan aja lurus nanti belok kiri ruangan kedua sebelah kanan. Kalian duluan saja dan tunggu di dalam, saya harus memberitahu perawat untuk menyiapkan peralatannya." Ucap Wendy memberitahu.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita duluan." Ajak Jennie yang langsung menarik tangan Irene. Irene yang di tarik hanya pasrah mengikuti, Lisa yang melihat dua Kakak nya itu pun juga ikut menyusul pergi.
Hanya Rose yang diam di tempat tanpa mau ikut pergi menyusul dua Kakak dan Kembaran nya itu. Dia hanya berdiri diam memperhatikan wajah Wendy dengan intens, rasanya dia ingin memeluk Olafnya saat ini dan melepas rindu.
Jangan tanya kenapa Rose yakin kalau Dokter ini adalah Kakaknya, itu karena dia memperhatikan kalung serta cincin yang di pakai Wendy. Itulah sebabnya dia sudah yakin kalau Dokter ini adalah Kakaknya.
"Kau kenapa masih disini? Tidak ikut mereka?" Tanya Wendy mengangkat satu alisnya bingung.
"Mau peluk." Ucap Rose seperti berbisik.
"H-hah?!" Sekarang Wendy semakin dibuat bingung.
"Emm gak papa kok. Oh iya, bisakah Dokter memesankan makanan untuk ku? Aku lapar sejak tiba di Indonesia belum memakan apapun yang dapat mengisi perut ku, tolong Dokter pesankan yah pada perawat atau OB rumah sakit. Kalau gitu bye, aku akan menunggu di ruangan. Dan satu lagi...."
"A-apa ya—" Wendy tidak melanjutkan ucapan nya karena Rose tiba tiba memeluknya erat.
"Sebentar aja." Bisik Rose lirih.
Wendy tertegun bahkan dia bingung harus bereaksi seperti apa. Dia mencoba untuk mengikuti kata hatinya lalu perlahan membalas pelukan Rose. Mendapat balasan dari Wendy membuat Rose tersenyum mencoba menahan air matanya.
Mungkin sekitar 3 menit berpelukan Rose pun melepaskan pelukan nya dan tanpa mengatakan apapun lagi dia langsung berlari pergi meninggalkan Wendy. Sedangkan Wendy masih mematung di tempat melihat Rose yang pergi menyusul Saudarinya masuk ke dalam ruangan.
"Ocii kecil ku tak pernah berubah." Lirih Wendy lalu menghapus air matanya yang tanpa disuruh sudah mengalir keluar lalu segera beranjak pergi.
~BV~
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again
Fanfiction[COMPLETE] ~~~~~ "Aku merindukan kalian" -Irene "Kalian baik baik aja kan di luar sana?" -Seulgi "Aku harap kalian tidak ada yang terluka" -Wendy "Game ini bodoh sekali sama sepertiku yang bodoh karena tak bisa menemukan kalian" -Jisoo "Hidup ku ham...