13. If We Love Again and Again?

1.9K 274 371
                                    


Chapter 13

"Cinta adalah bahasa khusus dua manusia, jika ada yang ketiga bukan itu namanya," 

-Doy mantan anak kumon

Jalanan aspal ditapak oleh ribuan pengguna yang berlalu lalang mencari hiburan. Muda-mudi bergandengan, ada juga yang bercengkerama di tengah terik matahari yang memberi bias bayang.

"HEREDANG!"

Kacau.. laki-laki bernama Haechan berteriak sampai jadi bahan tontonan, mengeluh haus, tapi tidak punya uang.

"Bang bosin es krim dong," pinta Jeno pada kakaknya, Jaehyun.

"gua juga bang," tambah Jaemin

"gua!" sahut Renjun

"guaa!" teriak Jisung tidak mau kalah

"Nyesel gue tour sama bocil!" Keluh Jaehyun, yang mau tidaj mau harus menurut.

Saat itu juga para antek antek kebun meteor ditambah haechan dan winwin mengekori jaehyun pergi ke pedagang eskrim di food truck sekitaran borobudur.

Ya, mereka sedang mendatangi salah satu dari ketujuh keajaiban dunia, kata Doyoung sih biar perjalanan kali ini terkesan ajaib.

Walaupun sebenarnya perawakan serta perwatakan makhluk makhluk ini sudah ajaib di luar batas wajar.

Saat itu, Eunbelle memegangi ujung jaket Taeyong. Mencoba menggoda tunangannya agar tidak melapor pada papanya bahwa semalam dia tidur bersama bujang kebun meteor.

Ya, saat ini Go Soohyun sedang menelfon Taeyong, menantunya. Dia lebih percaya pada Taeyong daripada putrinya sendiri. Karena Soohyun paham jika putrinya bersama Na Jaemin, dia akan berbohong karena sebenarnya papa Eunbelle tahu putrinya punya perasaan lebih kepada Jaemin.

"Lo ngapain sih?" Sengit taeyong sambil memandang Eunbelle dengan tatapan jijik. Ia juga menjauhkan ponselnya saat gadis ini merengek.

"Ya, makanya jangan cepuin papa kalau gue tidur sama kebun met, apalagi gue seranjang sama Nana," lirih Eunbelle

"Seranjang?"

"Ya eng-engga sama renjun juga kok,"

"Yaudah,"

"Ya tapii jangann jawab kalau ditanya gue tidur sama siapa ya? Please.."

"Mau bicara sama honey om?,"

Eunbelle mengangguK dengan cepat tapi Taeyong terlihat berdehem dan mematikan ponselnya.

"Bilang apa tadi?" tanya gadis ini pada tunangannya.

Laki laki ini tidak menggubris, dia meninggalkan gadis ini di pelataran borobudur, sedangkan sang oknum mulai menaiki tangga candi.

"Ih kak!"

Gadis ini akhirnya ikut naik ke candi melewati tangga ia mengekori Taeyong yang masih terlihat batang hidungnya, tapi setelah beberaoa detik Taeyong langsung lenyap entah kemana, sekarang Eunbelle hanya sendiri celingukan bingung .

Dia berbelok menuju candi yang bukan puncaknya, suasana di sini ramai, tapi ada sosok yang bersinar di ujung sana tampak didatangi oleh dua orang wanita setengah baya.

Eunbelle mencoba menghampiri sosok itu tapi masih berjarak, gadis ini menatapnya di balik candi, menatap Lee Taeyong yang bersandar di sudut pagar batu.

Gadis ini sembunyi, karena gengsinya yang begitu tinggi, dia takut hilang jadi dia akan mengekori sosok ini.

"ayo to mas jadi menantu saya ini anak saya bentar lagi lulus S2 loh, tempa tinggal udah ready mas tinggal nikah, suami saya juga konglomerat jangan kawatir harta gono gininya, mas itu good looking cocok sama anak saya, gapapa deh kalau masnya belum kerja yang penting cucu saya ganteng kaya masnya," ibu-ibu berdarah China-Jogja ini tampak memohon-mohon pada Taeyong yang memiliki kadar ketampanan di luar batas. Dirinya sudah sering menjadi sasaran ibu-ibu, dulu di PIM dia juga dilamar menjadi menantu, di Joger Bali waktu karyawisata SMA dia juga pernah dilamar sampai anak yang ingin dijodohkan menangis karena ditolak mentah-mentah oleh Lee Taeyong.

Salah Naskah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang