14. Perahu dari Polaroid

2.1K 282 1.2K
                                    


chapter 14
"kalau perempuan menyertakan logika dalam perasaanya, ia akan melihat bahwa semua laki-laki itu tidak sama, ada satu dua yang berbeda,"
-Go Eunbelle

Gadis ini memilih diam, saat laki-laki ini sudah ada di atasnya saat ini, tanganya melingkar di leher sang gadis berniat untuk mencekiknya.

"Tunggu, aku jelaskan semuanya, tapi tol-"

"Gausah ngada-ngada, bacot lagi gua perawanin lo!"

"untuk apa? aku sudah tidak perawan," Jeno benar-benar mencekik saudara tirinya sambil terus berkata tolol padanya.

"Ga perawan palalo, mana ada cewe nolep kaya lo ga perawan,"

Karena Eunbelle tidak kunjung memberontak Jeno akhirnya melepas, apakah ia memiliki rasa iba pada saudaranya? Saat itu juga ia merasa aneh, biasanya gadis ini akan mengomel, memukul, atau menjambaknya, tapi gadis ini pasrah-pasrah saja membuat Jeno curiga.

Saat Jeno menjauh dari ranjang, Eunbelle bangun terduduk dan merapikan rambutnya dengan anggun, kemudian tersenyum pada Jung Jeno yang baru saja seperti akan membunuhnya.

Jeno semakin memiringkan kepalanya, bagaimana bisa gadis yang biasanya akan mencak-mencak marah malah senyum sekarang. 

"Jika kamu pacarku, kamu tidak boleh memiliki niat buruk, nanti kamu akan menyesal sekalipun kalian saling menyayangi,"

"Anying mana ada gue macarin lo su!"

"dasar bocah nakal, seharusnya kamu tidak bersikap kasar dengan perempuan," Go Eunbelle berrdiri kemudian meraih tangan Jeno.

"aku tau kamu kebingungan, tapi tolong dengarkan aku," Jeno mengibaskan tangannya, tapi gadis ini tersenyum saat menghadapi laki-laki yang yang ia baru temui ini

"Sepertinya tidak penting menanyakan hubunganmu denganku, yang terpenting kamu harus membantuku," lagi-lagi Eunbelle menggenggam sebelah tangan Jung Jeno, ia memandang jam, kemudian menariknya keluar kamar.

"masih sama, lampu disini akan mati setelah jam 10,"

Entah, saat tangan Jung Jeno di bawa oleh Eunbele, laki-laki ini menurut dan mengikutinya. 

"mau kemana anjing?"

"sst.."

Mereka sudah sampai teras, Eunbelle mengaduk tanah di samping pohon mangga depan rumah kemudian ada sebuah pocket disana.

"dia masih menyimpannya disini," gadis ini tersenyum kemudian melanjutkan kata-katanya

"ikut aku," ajak sang gadis. Jung Jeno mengikutinya, karena penasaran apa hal bodoh yang dilakukan gadis tolol ini.

Gadis ini pergi ke arah taman belakang, disitu ada sebuah ruang kaca berisi bunga-bunga yang dirawat oleh pekerja di rumah Eunbelle. Ruang kaca ini berisi aneka ragam bunga mawar, dari yang warnanya putih, merah, dan merah muda.

Gadis ini memetik satu bunga mawar kemudian ia beri pada Jeno,

"bawa saja jika kamu takut," kemudian gadis ini melanjutkan langkahnya mencoba mendorong satu-satunya dinding yang tidak berbahan kaca, dinding itu terbuka membuat Jeno membulatkan matanya.

"ayo,"

Gadis ini masuk, Jeno mengikutinya, ruangan disini gelap namun langsung terhubung pada lorong menurun dengan tangga semen yang berputar ke bawah. 

Salah Naskah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang