Chapter 21
"Kalau saja waktu itu ada yang menolongku.."-E
Sayup burung dan suara angin yang lembut menjadi pelengkap bagi seorang gadis bergaun panjang untuk menyatu dengan alam. Ia berlari mengunjungi kebun bunga yang penuh duri dengan mengendap-endap, ia mengangkat gaun panjangnya, ia tidak ingin lagi-lagi harus kena marah karena kain sutranya tergores duri dari sang bunga.
"wah kenapa di pagi hari kalian sangat cantik! uwaw!" Gadis ini terkgum melihat bunga di kebun belakang istana yang selalu cantik di pagi hari saat terkena sinar mentari.
Ia mencoba meraih satu tangkai bunga dengan hati-hati, namun naas jari cantiknya harus tergores duri itu hingga darah mengucur dari sana.
"ah.." rintihnya sambil mengibaskan jarinya, dia sangat benci darah.
Saat itu juga mendadak langit mulai gelap, awan hitam tercipta membuat sang surya tertutup sempurna, namun masih merefleksikan sedikit cahayanya di atas litosfer bumi yang padat ini
"bodoh,"
ucap seseorang yang tiba-tiba ada di sampingnya membuat gadis ini kaget dan hampir terhenyak ke belakang, namun laki-laki berjawline tajam itu menahan punggung sang gadis agar tubuhnya tidak jatuh, meskipun mahkota yang ada di atas kepala gadis itu sudah jatuh lebih dulu di atas rumput.
Gadis ini kaku, sejenak ia diam menamati pahatan wajah tampan yang saat ini dekat sekali dengan wajah cantiknya. Laki-laki pemilik mata merah ini sama sekali tidak cacat, semua wajahnya sempurna seperti bukan manusia sungguhan.
Tidak berlama-lama laki-laki itu kembali menegakkan tubuh gadis dihadapannya, mengangkat tangannya, dan memasukkan jari sang gadis yang berdarah ke dalam mulut untuk menghisapnya. Gadis itu membelalakkan matanya saat leher laki-laki ini tampak menelan saliva dan darah yang baru saja dihisap.
"kenapa ditelan?"
Laki-laki itu diam, memejamkan matanya untuk menikmati rasa manis yang belum pernah ia cicipi sebelumnya.
"Tuan putri lari!" teriak dua wanita yang berada di depan pagar, tidak berani menyelamatkan sang putri yang ada dalam bahaya.
Satu wanita itu berlari mencoba menghadap pangeran yang sedang berkuda di sekitar situ.
"Seorang berjubah sutra hitam pemilik mata merah datang ke kerajaan ini tuan, putri Go dalam bahaya,"
Laki-laki tak banyak kata itu segera turun dari kuda berlari ke kebun bunga kerajaan yang selalu dikunjungi saat putri bodoh itu berkunjung ke kerajaan miliknya.
Pangeran bermata biru itu melompat menginjak pagar bunga dan mendorong laki-laki yang berani menjamah tubuh permaisurinya.
"Pangeran Na, dia tidak melukaiku.."
"dia putra dari kerajaan iblis di dalam hutan,"ucap laki-laki bermata biru itu menyimpan sebelah tangannya di belakang punggung dirinya sendiri dan satu tangannya ia luruskan di depan sang putri untuk melindunginya.
"kerajaan iblis? tapi dia mengobati lukaku, jariku sekarang tidak ada goresan berkatnya pangeran.."
"dia seorang drakula putri Go,"
"dra-drakula?" tanya gadis ini bingung kemudian bersembunyi di belakang pangeran bermata biru.
Laki-laki bersuhu dingin dengan mata yang merah itu menarik sudut bibirnya lalu menjentikkan telunjuknya mencoba mengirim mantra hingga sosok putri mata hijau dibalik sang pangeran pemilik gen mata biru tiba terduduk dan merasakan kelumpuhan di sekujur kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Naskah
Teen FictionAku dan kamu, film favoritku. Aku dan dia, narasi terbahagia. -Go Eunbelle Separuh hati bicara, setengah hati memeluk peluk. -Na Jaemin Sempurna itu bukan saya. -Lee Taeyong Ini bukan cerita fiktif romansa, karena hidup tak sesuai dengan apa yang ka...