Triple update nichh
.
.
.
.
.Jaehyun yang baru memasuki ruang kerjanya, melihat seorang cleaning service tengah membersihkan ruangannya. Dia menoleh ke kanan kiri seperti sedang mencari sesuatu. "Naeun." Pria itu kembali keluar dan menghampiri si sekertaris.
"Iya Pak? Ada yang bisa saya bantu?"
"Rose? Dia belum dateng?"
Kening Naeun mengernyit. "Rose?" Dia kebingunan mengapa Jaehyun menanyakan perihal Rose. Karena Naeun tidak tahu jika mulai hari ini, seharusnya Rose yang membersihkan ruang kerja Jaehyun, bukan cleaning service lagi.
"Iya, dia yang harusnya bersihin ruangan saya. Coba kamu hubungi divisinya. Suruh dia kesini."
Naeun mengangguk paham. Dia melakukan seperti yang diperintahkan oleh sang atasan.
Sedangkan di ruangannya, Rose baru saja datang setelah mengantar kedua anaknya ke taman kanak-kanak. Dia datang dengan mood yang bagus karena hari ini jalanan tidak macet dan dia bisa membawa mobil sendiri tanpa harus khawatir tidak ada taksi atau ojol. Baru saja dia mendaratkan pantatnya di bokong, Hyeri, senior yang satu divisi dengannya melempar keripik kepada Rose. "Apasih Mbak?" protes Rose.
Hyeri menunjukan deretan giginya. "Naeun suruh kamu ke ruangan si calon CEO baru tuh."
"Pak Jaehyun?"
"Iya. Udah sana."
Rose berdecak. Pasti pria itu akan menagih janji Rose yang mau menjalankan bermacam-macam syarat yang telah dibuat oleh Jaehyun kemarin. Mengingat itu membuat mood Rose yang semula bagus, kembali turun dengan drastis. Karena malas dan tidak mau lagi berurusan dengan Jaehyun, wanita berambut panjang itu memilih untuk stay di ruangannya dan tidak memperdulikan Hyeri yang terus menyuruhnya pergi untuk menemui si calon CEO.
"Rose lo pergi aja deh, berisik tau Mbak Hyeri koar-koar terus," protes Lisa yang kubikelnya terletak disamping Rose. Sejak tadi dia hanya diam dan berusaha untuk fokus pada kerjaannya, tapi nyatanya tidak bisa karena Hyeri terus meneriaki nama sahabatnya.
"Ih gue kan nggak mau." Rose membalik kursinya menghadap Hyeri yang kubikelnya berada dipojok. "Mbak! Lo aja deh yang kesana. Gue males."
"Lah kok gue? Lo lah Rose. Buruan, ini si Naeun neleponin gue terus."
"Gue nggak mau Mbaaaaakkk," tolak Rose untuk kesekian kalinya.
"Kenapa nggak mau?" tanya seseorang yang membuat pegawai di divisi akutansi itu kompak menoleh ke arah pintu. Mata mereka terbelalak melihat keberadaan Jaehyun di sana dengan kedua tangannya yang dimasukan ke dalam kantung celananya. Oh, jangan lupakan tatapannya yang terlihat sombong dan menyebalkan untuk Rose. "Roseline Sabrina, ke ruangan saya dalam waktu dua menit atau kesepatakan kemarin kita gagal dan kamu saya pecat."
Rose mengepalkan kedua tangannya. Dia sangat amat membenci Jaehyun. Karena pria itu selalu mengancam dirinya akan dipecat. Menurut Rose, Jaehyun adalah salah satu orang yang suka menyalahgunakan jabatannya.
Setelah mengatakan hal itu, Jaehyun kembali pergi. Dan Rose yang berada di ruangannya, di desak oleh sahabat dan teman-temannya untuk segera pergi ke ruangan Jaehyun daripada harus dipecat. Akhirnya wanita itu mengalah, dia pergi ke ruangan calon bosnya dengan terpaksa. "Kenapa Pak?" tanya Rose to the poin pada Jaehyun yang kini duduk di kursi kerjanya. "Saya banyak kerjaan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS! [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[17+] [Saat rose sedang sangat membutuhkan uang, dia nyaris dipecat oleh putra CEO di perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya beberapa bulan lagi akan naik jabatan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi CEO. Lalu Bagaimana nasib Rose akankah...