Nungguin yeaaaa!!
.
.
.
.
.Semakin dekat dengan hari pernikahan, Rose dan Jaehyun semakin dibuat sibuk. Bukan hanya sibuk untuk mempersiapkan acara pernikahan mereka, tapi keduanya juga sibuk mengerjakan pekerjaan kantor. Karena rencanya, Jaehyun dan Rose akan pergi bulan madu ke Swiss satu hari setelah acara pernikahan selama dua minggu. Maka dari itu baik Rose maupun Jaehyun harus menyelesaikan pekerjaan masing-masing sebelum mengambil cuti agar tidak menumpuk di kemudian hari.
Untuk pernikahan Rose dan Jaehyun sendiri, tidak banyak orang kantor atau pegawai yang tahu mengenai soal ini. Sengaja, Rose tidak ingin mengumbar-ngumbarnya dikarenakan perusahaan milik calon suaminya, memiliki peraturan suami istri dilarang satu kantor. Rose tidak siap untuk di keluarkan dari perusahaan, dia masih terlalu nyaman bekerja di sini. Mungkin hanya beberapa orang saja yang tahu dan di undang ke acara pernikahan Rose dan Jaehyun, seperti beberapa petinggi perusahaan, Lisa, Hyeri, dan Yerin yang merupakan sahabat sekaligus teman dekat Rose di kantor.
"Rose, anterin ini dokumen ke Jaehyun gih. Terus minta tanda tangannya." Rose mendongak, menemukan Lisa ada di depannya sembari menyodorkan sebuah dokumen.
"Dih nggak ah. Lo aja, gue lagi ngerekap nih," tolak Rose. Mentang-mentang Rose akan menjadi calon istri Jaehyun, akhir-akhir ini Lisa selalu menyuruh sahabatnya itu mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan Jaehyun.
"Yaelah Rose, kalau sama lo bakal lebih cepet. Kalau gue harus ngejelasin dulu sampai akar-akarnya."
"Heh Lis, kalau gue yang nganter juga gue pasti ngejelasin dulu kali ini dokumen buat apa, mengenai apa. Ya walau gue sama dia mau eum itu, tapi kan gue harus tetap profesional. Udah, lo aja sana hush." Rose mendorong tubuh Lisa, membuat istri dari Sehun tersebut mendengus dan akhirnya pergi ke ruangan Jaehyun. Setengah jam kemudian Lisa kembali ke ruangan divisi akutansi. Dia langsung menghampiri Rose yang kini sedang berdiri di dekat mesin print.
"Rose," panggil Lisa.
"Kenapa?" tanya Rose tanpa menoleh, matanya fokus melihat lembaran kertas yang keluar dari mesin tersebut.
Lisa melihat ke sekelilingnya sebelum melanjutkan ucapannya lagi, memastikan jika tidak ada yang mendengar. Setelah di rasa aman, dia berdehem. "Gue ngeliat cewek keluar dari ruangan Jaehyun pas mau minta tanda tangan calon suami lo itu," kata Lisa menjelaskan apa yang dia lihat.
"Ya paling pegawai lain," sahut Rose santai, tidak memusingkan omongan Lisa.
"Rose, kalau pegawai lain pasti gue hapal lah. Lagian pegawai sini tuh selalu pakai id-card, terus rata-rata bajunya kemeja. Tapi yang barusan gue liat, ceweknya pakai dress merah terus sebelah pahanya keliatan kemana-mana. Ada nggak pegawai kayak gitu?" Rose menatap Lisa. Pikirannya mendadak berubah dalam waktu singkat, yang awalnya berpikiran positif, setelah mendengar penjelasan Lisa, pikiran-pikiran negatif mulai menggerayangi otak Rose. Namun dia tidak mau langsung berspekulasi yang macam-macam.
Rose mengulas senyumnya. "Mungkin kenalan Jaehyun. Udah deh nggak usah dipikirin Lis. Mending kerja. Gue duluan ya, mau ngasih ini ke Pak Lutfi." Rose berlalu meninggalkan Lisa. Tapi entah kenapa Lisa tidak percaya jika wanita yang dia temui tadi hanya sebatas kenalan Jaehyun.
Pukul tujuh malam Rose baru keluar kantor, dia menunggu Jaehyun di parkiran karena mereka akan pulang bersama. Dua puluh menit berlalu, Jaehyun belum datang juga. Rose rasa calon suaminya tersebut sedang sibuk maka telat datang. Dan akhirnya Rose kembali menunggu. Hingga satu jam kemudian, Jaehyun masih tak kunjung datang. Wanita yang wajahnya sudah terlihat lelah itu mencoba menelepon Jaehyun, namun tidak di angkat. Karena sudah terlalu lama menunggu di parkiran, Rose memutuskan untuk pergi ke ruangan Jaehyun. "Mas kok--" ucapan Rose terhenti saat masuk ke dalam ruangan dan tidak melihat siapa-siapa di sana. "Mas Jaehyun?" panggilnya sekali lagi, tetap tidak ada yang menyahut.
Rose menghela napas. Dia kembali keluar dari ruangan sembari mencoba menghubungi Jaehyun lagi. Semakin Rose melangkah maju, samar-samar dia mendengar dering ponsel yang beberapa kali pernah dia dengar. Hingga langkah Rose berhenti di depan sebuah lorong saat dia melihat punggung orang yang tidak asing lagi di hidupnya, bahkan akan menjadi bagian dari perjalanan hidupnya, tengah berciuman dengan wanita lain. "Mas Jaehyun!" pekik Rose.
Jaehyun menoleh. Matanya menangkap Rose yang kini wajahnya memerah. "Rose..." Pria itu menghampiri Rose, namun wanita yang akan menjadi calon istrinya tersebut dalam beberapa minggu lagi berlari meninggalkan Jaehyun.
Rose pergi terburu-buru dengan menaiki taksi. Saat di dalam taksi, air mata wanita itu pecah. Hatinya terasa sakit dan sesak setelah melihat kejadian yang baru saja terjadi. Di mana Jaehyun, pria yang dia percaya adalah pria yang baik dan tidak akan pernah menyakitinya, tengah berciuman dengan seorang wanita selain dirinya. Meski tidak terlalu jelas, namun Rose bisa melihat jika wanita tersebut memakai dress berwarna merah, sama seperti yang Lisa jelaskan padanya sebelumnya.
Tidak pernah terbayangkan oleh Rose jika Jaehyun akan menyakitinya dengan cara seperti ini bahkan beberapa minggu sebelum pernikahan mereka akan dilakukan. Rose melihat ponselnya saat benda pipih itu bergetar, ternyata ada panggilan telepon dari Jaehyun. Masih dengan terisak, Rose menolak panggilan tersebut, membuat Jaehyun di seberang sana memaki pelan. Tidak putus asa, pria itu masuk ke dalam mobilnya dan berniat menyusul Rose. Selama di perjalanan, Jaehyun kembali mencoba menghubungi calon istrinya. Namun berulang kali juga panggilannya ditolak oleh Rose.
Tak berapa lama, Jaehyun sampai di depan gerbang kediaman Dio, dari dalam mobilnya dia melihat Rose yang baru saja keluar dari taksi. Buru-buru Jaehyun ikut turun dan menahan tangan Rose yang akan masuk. "Lepasin aku." Rose mencoba melepaskan tangan Jaehyun yang mencengkram erat pergelangan tangannya. Namun karena dia perempuan, Rose tetap tidak berhasil melepaskan cengkraman tersebut.
"Dengerin aku dulu ya? Aku bakal jelasin sama kamu," pinta Jaehyun.
"Lepasin tangan aku nggak?!" bentak Rose yang membuat Jaehyun mengalah dan akhirnya melepaskan cengkraman tersebut. Rose meringis, dia melihat tangannya yang sedikit memerah lalu bergantian melihat Jaehyun.
Sadar jika dirinya telah membuat kesalahan lain dengan mencengkram tangan Rose terlalu kuat, Jaehyun merasa menyesal. "Rose, maaf aku nggak bermaksud nyakitin kamu," ucap Jaehyun.
Air mata Rose kembali menetes. Cepat-cepat dia menghapusnya dengan tangannya. "Aku nggak tau kalau kamu bakal sekasar ini sama aku Mas. Kamu nggak puas nyakitin hati aku? Terus sekarang kamu mau nyakitin fisik aku juga hah?" tanya Rose tidak habis pikir.
Jaehyun mengusap wajahnya gusar. "Maafin aku Rose, aku nggak sengaja pegang tangan kamu terlalu keras," sesalnya.
"Terus soal kamu dan perempuan itu berarti sengaja?! Iya?!"
"Rose-"
"Kita batalin pernikahan kita," pungkas Rose.
"Rose! Kamu jangan ambil keputusan sepihak gini dong?! Kamu harus dengar penjelasan aku dulu," kata Jaehyun dengan suara sedikit tinggi.
"Penjelasan apa? Jelas kalau kamu lagi selingkuh hah?" Rose melewati tubuh Jaehyun dengan sedikit menabraknya lalu masuk ke dalam rumah orang tuanya, meninggalkan Jaehyun sendirian.
Pemilik nama lengkap Jaehyun Angkasa tersebut mengacak rambutnya frustasi. "Shit," umpatnya.
KOMEN YANG BUANYAAAAAKK!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS! [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[17+] [Saat rose sedang sangat membutuhkan uang, dia nyaris dipecat oleh putra CEO di perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya beberapa bulan lagi akan naik jabatan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi CEO. Lalu Bagaimana nasib Rose akankah...