26. Hotel

8.8K 1.2K 148
                                    

DOUBLE UPDATE!!
.
.
.
.
.

"Abang! Itu punya adek!"

"Wlee ambil kalau bisa!" Juan berlari menghindari adiknya yang akan merebut botol minum.

"Eh kok ini malah lari-larian sih? Buna kan udah suruh pakai sepatu." Rose datang ke ruang tengah sembari membawa tas kerja miliknya, dan dua tas sekolah lainnya milik kedua anak kembarnya. "Abang adiknya jangan di jailin terus ah. Kasih botol minumnya, kita berangkat sekarang." Bibir Juan mengerucut, dia mengembalikan botol minum Jihan pada si pemilik. Lalu dengan cepat Rose memakaikan kedua anaknya sepatu karena sebentar lagi dia harus berangkat ke kantor. Keadaan wanita itu sudah baik-baik saja setelah seharian kemarin beristirahat.

Tak berselang lama, bunyi bel apartemen terdengar. Rose yakin jika itu Jungkook. Karena kemarin malam, setelah menidurkan si kembar di kamar, Jungkook bilang pada Rose jika pagi ini dia yang akan mengantarkan Juan dan Jihan ke sekolah. Sebenarnya Rose sempat menolak, karena dia tahu Jungkook orang yang sibuk. Terlebih pria itu bilang dia tengah membantu James mengurus perusahaan. Namun Jungkook bersikeras ingin mengantar jemput Juan serta Jihan, karena hanya ini yang bisa dia lakukan untuk anak-anaknya. Dan Rose sebagai Ibu, tidak mungkin bisa melarang anak-anaknya untuk bertemu Ayah mereka. "Tuh Ayah udah dateng. Sebentar." Rose membukakan pintu apartemen untuk Jungkook. Padahal bisa saja Ayah dari si kembar tersebut membuka sendiri, karena Rose memberitahu Jungkook password apartemennya. Tapi Jungkook tidak enak jika langsung masuk ke dalam.

"Gimana? Anak-anak udah siap?" tanya Jungkook.

Rose mengangguk. Lalu dia memanggil kedua anaknya. "Ayah, kenapa sih Ayah ninggalin Adek?" tanya Jihan begitu berhadapan dengan Jungkook. "Kan Ayah bilang semalam mau bobo di sini."

Jungkook tersenyum tipis. Dia berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan si kembar. "Semalam Ayah ada kerjaan. Maafin Ayah ya karena nggak bisa bobo di sini."

"Kalau nanti malam Ayah ada kerjaan juga?" Kali ini Juan yang bertanya. Jungkook bingung harus menjawab apa, dia melirik Rose untuk meminta bantuan. Namun sepertinya wanita itu juga bingung karena belum pernah dihadapkan dengan situasi seperti ini. "Ayah, kan kita udah pernah bilang, Ayah nggak usah kerja lagi. Abang sama Adek nggak mau ditinggal Ayah."

Jungkook mengelus kepala putranya. "Sebenernya Ayah punya apartemen lain. Makanya Ayah nggak bisa tinggal di sini. Kapan-kapan, kalian berdua Ayah ajak kesana. Mau nggak? Di sana banyak mainan lho, ada kulkas besar yang isinya es krim semua."

"Jadi kita punya dua rumah ya Ayah?" tanya Jihan lagi.

Jungkook mengangguk. "Semakin banyak, semakin bagus." Dan semakin kamu dewasa, kamu semakin tau apa yang sebenarnya terjadi sama Ayah dan Buna nak, ucapnya dalam hati. "Yuk kita berangkat, nanti kesiangan dihukum bu guru lho. Emangnya kalian mau?" Jungkook berusaha mengalihkan perhatian mereka.

Juan dan Jihan menggeleng. "Nah, kita berangkat sekarang ya." Jungkook berdiri, dia kemudian memandangi Rose. "Aku berangkat ya Rose. Tenang aja, kalau udah waktunya, mereka pasti paham dengan kondisi yang sebenarnya."

Rose menghela napasnya lalu mengangguk. Sebenarnya dia tidak bermaksud dan tidak ingin membuat kedua anaknya merasakan hal seperti ini. Namun semuanya sudah terjadi, rasa kecewanya pada Jungkook telah merubah semuanya. Meski Rose tahu, kalau Jungkook tidak salah sepenuhnya. Tapi rasa sakit yang dia tanggung selama lima tahun sendirian ini telah membuat hatinya seolah mati untuk Jungkook.

My BOSS! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang