27. Penting

6.4K 1.2K 291
                                    

.
.
.
.
.

Jaehyun mengerutkan keningnya mendengar Rose menyebut James dengan sebutan Ayah. "Ternyata kamu kerja di perusahaan milik Jaehyun?" tanya James pada Rose. Sudah lama pria paruh baya itu tidak melihat wanita tersebut. Meski begitu, rasa bencinya terhadap Rose tidak pernah memudar. Dia benci saja dengan Rose, dan lagi-lagi alasannya karena menurut James, Rose adalah penghancur hubungannya dengan Jungkook.

Rose mengangguk ragu. "A-ayah eum maksud saya Bapak apa kabar?"

James mendecih mendengar pertanyaan Rose. "Kamu sedang menanyakan saya sebagai menantu atau hanya sebatas pekerjaan?" Mendengar kata menantu, membuat Jaehyun paham jika kliennya tersebut adalah orang tua dari Jungkook. Tapi Jaehyun rasa hubungan Rose dan James tidak terlalu baik jika dilihat seperti ini. "Oh mungkin hanya sebatas pekerjaan, karena saya nggak pernah menganggap kamu sebagai menantu atau merestui hubungan kamu dengan anak saya."

"Iya, saya tau Ayah nggak pernah menganggap saya sebagai menantu. Saya sadar akan hal itu. Tapi apa Ayah bisa menganggap Jungkook seperti anak Ayah?"

"Maksud kamu apa hah?! Jungkook memang anak saya! Saya Ayahnya!" James yang memang pada dasarnya membenci Rose, mulai emosi ketika mendengar ucapan wanita itu.

"Orang tua macam apa yang memaksa anaknya melakukan ini itu padahal itu bukan kemauan anaknya? Orang tua macam apa yang nggak tau kondisi anaknya sendiri?" Rose sudah tidak tahan lagi dengan James, pria paruh baya tersebut harus tahu jika sejak kecil Jungkook menderita karena tidak pernah dibiarkan melakukan hal-hal yang dia inginkan. Bahkan Rose masih ingat dengan curhatan Jungkook kemarin mengenai James yang akan menjodohkannya padahal Jungkook tidak mau. Bukannya Rose ingin ikut campur atau cemburu jika Jungkook menikah lagi, bukan itu. Dia hanya ingin Jungkook melakukan hal yang calon mantan suaminya itu inginkan sekali seumur hidupnya.

James menggebrak meja disebelahnya. "Jadi ini alasan Jungkook kembali membangkang sama saya hah?! Dia pasti udah ketemu kamu."

"Iya, kami berdua udah ketemu."

"Kalau gitu Jungkook pasti cerita sama kamu mengenai kejadian lima tahun yang lalu. Kamu nggak lupa kan? Kalau Jungkook sampai kembali sama kamu, anak-anak kamu nggak akan aman Rose."

"Anak-anak saya itu cucu-cucu Ayah!"

"Tapi saya nggak pernah menganggap mereka cucu-cucu saya. Saya bakal menyingkirkan apapun yang menurut saya mengganggu. Termasuk kamu dan anak-anak kamu." James menunjuk-nunjuk Rose. Dia tidak akan membiarkan Jungkook kembali mendekat pada Rose dan anak-anaknya.

Jaehyun yang melihat bagaimana Rose dibentak-bentak, menarik tubuh wanita itu ke belakang tubuhnya. "Saya dengar Pak James adalah orang yang hebat, ramah, dan bijaksana. Tapi ternyata Pak James tidak sehebat itu. Anda bahkan berani menunjuk-nunjuk dan membentak perempuan di depan orang-orang. Lalu di mana letak bijaksana dan kehebatan itu? Hebat karena semua produk yang dikeluarkan oleh perusahaan Bapak selalu laku di pasaran? Hebat karena Bapak memiliki perusahaan yang cabangnya udah dimana-mana? Maaf Pak, kalau dari yang saya lihat, Bapak sama sekali nggak jauh beda sama bajingan di luar sana yang suka merendahkan perempuan," ucap Jaehyun.

James menggeram. Tidak terima Jaehyun merendahkannya seperti ini. "Saya batal menjalin kerja sama dengan perusahaan kamu!" ujar James dan bersiap untuk pergi.

Jaehyun mengangkat kedua sudut bibirnya. Lalu dia menunduk hormat. "Baik Pak. Saya justru senang karena kita batal menjalin kerja sama, dan saya jadi tau gimana sikap Bapak yang sebenarnya."

James mendecih. "Awas kamu Rose, saya nggak pernah main-main. Dan saya tau kedua anak kamu. Nama mereka Juan dan Jihan bukan? Kalau kamu masih berani menemui Jungkook, maka mereka berdua nggak akan baik-baik aja."

Rose terbelalak. Dia ingin menanyakan lebih lanjut bagaimana James bisa tahu soal si kembar, namun pria paruh baya itu sudah pergi dengan dikawal banyak bodyguard berbadan besar. "Pak, saya harus pergi." Rose bersiap untuk pergi, dia berniat mengikuti James dan meminta Ayah dari Jungkook tersebut untuk tidak menyentuh anak-anaknya. Namun tangan Rose ditahan Jaehyun. "Bapak lepasin saya. Saya harus kejar Pak James."

"Rose dengerin saya dulu."

Rose menepis tangan Jaehyun dari tangannya. "Apa Pak?! Saya harus ngejar Pak James! Saya takut kalau dia benar-benar ngelukain kedua anak saya."

"Tapi kamu nggak mungkin ngejar dia Rose!" bentak Jaehyun. "Kamu liat sendiri? Dia dikawal banyak bodyguard. Kamu bisa aja terluka Rose."

"Terus saya harus gimana Pak? Saya takut..." tangis Rose pecah. Dia sangat takut terjadi sesuatu pada Juan dan Jihan yang merupakan hidupnya. Terlebih lagi kedua anaknya itu sedang bersama dengan Jungkook. Rose tidak bisa membayangkan jika si kembar sampai terluka karena kesalahan orang tuanya. Melihat Rose menangis, Jaehyun membawa pegawainya tersebut ke dalam pelukannya. Dia menepuk-nepuk punggung Rose pelan agar wanita itu tenang. "Saya nggak bisa ngebiarin kedua anak saya kenapa-napa," ucap Rose.

"Kamu tenang dulu oke? Mungkin aja Pak James hanya mengancam kamu dan nggak berniat serius."

Rose menjauh saat mendengar ucapan Jaehyun. "Nggak serius? Bapak denger sendiri kan? Dia bahkan tau nama Juan sama Jihan. Pak James nggak mungkin main-main. Dan dia nggak pernah main-main dengan ucapannya Pak. Bahkan lima tahun yang lalu Jungkook diculik sama suruhan orang tuanya sendiri. Gimana saya nggak takut hah?!" Rose kemudian mengeluarkan ponselnya dari tas, dia mencoba menghubungi Jungkook, namun tidak kunjung di angkat. "Mas, kamu tuh kemana sih?"

Rose kembali mencoba menghubungi Jungkook untuk kesekian kalinya. Dan dia menghela napasnya lega saat panggilan tersebut akhirnya di angkat. "Mas! Kamu tuh kemana aja?!" tanya Rose kesal. Seluruh tubuhnya sudah bergetar karena ketakutan.

"Aku lagi nemenin anak-anak main di sekolahnya Rose. Kenapa?"

"Bawa mereka ke aku sekarang."

"Lho? Kenapa? Kan malam ini mereka nginap sama aku." Jungkook bingung, padahal sebelum berangkat tadi mereka sepakat jika Juan dan Jihan akan bermalam dengan Jungkook hari ini.

"Pokoknya bawa mereka pulang ke apartemen aku sekarang! Aku tunggu setengah jam lagi kamu udah harus di sana sama anak-anak." Setelah itu Rose menutup sambungan teleponnya, tidak mengizinkan Jungkook untuk bertanya lebih banyak. "Saya mau pulang sekarang Pak. Maaf kalau saya nggak profesional dalam pekerjaan. Tapi anak-anak saya lebih penting daripada hal apapun."

"Ya, saya tau dan kamu juga penting untuk saya Rose." Jaehyun meraih kedua tangan Rose dan menggenggamnya. "Kalau kamu nggak penting, saya mungkin lebih milih menjalin kerja sama dengan Pak James yang udah jelas-jelas bakal menguntungkan untuk perusahaan. Tapi liat, saya ngelepas itu demi kamu. Karena untuk saya, kamu lebih penting dari hal apapun."








Si Pak Angkasa mulai aktif ya Bunds

200 komen, Asem update lagi nanti malem hehehehe

My BOSS! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang