Perkara eek aja kenapa pada ngakak sih wkwkwk
.
.
.
.
.Suara ketukan palu hakim berbunyi, menandakan jika Rose dan Jungkook telah resmi bercerai. Kedua orang itu kemudian saling menatap dalam diam. Memang ini sudah menjadi konsekuensinya dan Jungkook juga sudah setuju untuk melepas Rose, tapi kenapa rasanya sakit? Sakit sekali. Jungkook masih mencintai wanita yang hari ini sudah resmi menjadi mantan istrinya, dia masih memiliki keinginan untuk kembali dengan Rose. Namun perkataan Rose beberapa waktu lalu, yang ingin bahagia membuat Jungkook harus berlapang dada melepaskan wanita itu dan membiarkan Rose mencari kebahagiaannya sendiri. Dan terlepas dari itu, mereka harus bercerai agar Juan dan Jihan tetap aman.
Dengan langkah berat, Jungkook menghampiri Rose dan mengajak wanita itu keluar dari ruang persidangan. "Makasih Mas," ucap Rose ketika mereka sedang berjalan menuju keluar gedung. Langkah Jungkook terhenti, dia memandangi Rose.
"Buat apa?" tanya Jungkook.
"Semuanya. Makasih untuk kebahagiaan yang pernah kamu kasih buat aku, dan makasih untuk rasa sakitnya juga. Kalau nggak ada kamu, mungkin aku nggak akan belajar apa artinya hidup."
Jungkook tersenyum miris mendengarnya. "Kamu nggak seharusnya makasih. Aku yang harusnya makasih sama kamu Rose. Makasih karena kamu udah bertahan sampai sejauh ini. Padahal aku tau itu nggak mudah buat kamu. Terlebih kamu harus jatuh bangun sendirian selama ini untuk membesarkan anak-anak kita."
Benar, tidak mudah untuk Rose melakukan semuanya sendiri. Kini ingatannya seolah menerawang jauh kembali ke masa lalu. Rose ingat, saat usia si kembar menginjak tiga minggu, dia mengalami baby blues. Itu adalah masa-masa paling berat menurut Rose. Bahkan wanita itu hampir di masukan ke rumah sakit jiwa oleh tetangganya karena setiap malam Rose selalu menjerit ketakutan dan menangis sendirian. Tak jarang dia juga berbicara sendiri. Ditambah Rose yang masih terpukul dengan kepergian Jungkook yang tiba-tiba, membuat keadaannya semakin kacau saja. Untungnya ada Lisa dan Sehun yang setiap hari datang ke apartemen untuk membantu Rose mengurus si kembar. Mungkin jika tidak ada pasangan suami istri tersebut, Juan dan Jihan akan terlantar karena Rose tidak mau menyentuh mereka.
"Sorry Rose, aku udah melepas tanggung jawab aku sebagai kepala keluarga selama lima tahun belakangan ini," sesal Jungkook.
Rose menghela napasnya lalu mengangguk. "Yaudah Mas, aku pulang duluan ya. Nggak enak nitipin si kembar lama-lama sama Lisa." Memang, selagi Rose dan Jungkook mengurus sidang perceraian, Juan dan Jihan dititipkan ke rumah Lisa dan Sehun. Karena tidak mungkin mengajak mereka kemari.
"Rose." Jungkook menahan tangan Rose yang akan pergi. "Happy birthday..." ucapnya.
Rose mengerutkan keningnya. Astaga, dia bahkan lupa dengan hari ulang tahunnya sendiri karena saking sibuknya dengan masalah yang beberapa waktu belakangan ini tengah dia hadapi.
Jungkook mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya. Itu sebuah liontin. Dia kemudian meraih tangan kanan Rose dan membuka telapak tangan wanita tersebut. Jungkook meletakan liontinnya di atas telapak tangan Rose. "Ini apa Mas?" tanya Rose tak mengerti.
"Hadiah, buat kamu."
Rose menggeleng. Dia mengembalikan liontin itu pada Jungkook. "Aku nggak bisa nerima hadiah itu Mas."
Jungkook tersenyum tipis. "Aku tau kamu bakal nolak gini. Rose, sebenarnya liontin ini aku beli lima tahun yang lalu. Aku berniat ngasih liontin ini sebagai hadiah karena kamu udah berjuang melahirkan anak-anak kita. Tapi Tuhan berkehendak lain, dia nggak memberikan aku kesempatan untuk ngasih liontin ini sama kamu waktu itu. Jadi hari ini, tolong terima ya? Aku mohon banget sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS! [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[17+] [Saat rose sedang sangat membutuhkan uang, dia nyaris dipecat oleh putra CEO di perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya beberapa bulan lagi akan naik jabatan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi CEO. Lalu Bagaimana nasib Rose akankah...