Link Group Chat ada di bio asem. Yang gabung GC, kenalannya besok aja ya wkwkwk. Dan untuk part ini, bocil minggir dulu hahaha😂
.
.
.
.
.Jaehyun meregangkan otot-ototnya setelah berjam-jam duduk menghadap layar komputer. Pria itu membuka kancing teratas kemejanya dan sedikit mengendurkan dasi hitam yang dia kenakan hari ini. "Huh." Hembusan napasnya terdengar, memberitahu jika dia sudah lelah dengan tumpukan pekerjaan hari ini. Detik selanjutnya, dia mendengar jika pintu ruangannya diketuk oleh seseorang. "Masuk aja Na," kata Jaehyun yang mengira jika itu adalah Naeun, sekertarisnya. Namun saat melihat siapa yang masuk, kedua sudut bibir CEO tersebut terangkat. "Aku kira Naeun."
Si wanita yang dikira Jaehyun adalah Naeun meletakan secangkir kopi di depan pria itu. "Saya Roseline Pak, bukan Naeun," balas Rose dengan nada meledek.
Jaehyun terkekeh. Dia meraih cangkir kopi itu dan menyesap isinya. "Hmm, seperti biasa. Kopi kamu nggak pernah gagal." Jaehyun kembali meletakan cangkirnya di atas meja, dia mengalihkan atensinya pada Rose. "Tumben ya kamu bikinin aku kopi sebelum aku minta."
"Karena aku udah hapal jam-jam kamu butuh kopi. Yaudah, aku balik ke ruangan dulu."
"Eh sebentar." Jaehyun menahan Rose yang akan keluar dari ruangannya. Dia menarik tangan Rose dan membawanya duduk di sofa yang berada di ruangan itu. "Aku capek Rose," keluh Jaehyun.
"Terus?" tanya Rose dengan sebelah alis terangkat. Alih-alih menjawab, Jaehyun justru memeluk Rose dari samping, membuat napas wanita yang sudah memiliki dua anak itu terasa tercekat. Jantung Rose mendadak berdebar tidak karuan, perutnya terasa tergelitik. Tangannya dengan ragu membalas pelukan Jaehyun lalu menepuk-nepuk pelan punggung lebar itu. Mendapat perlakuan demikian Jaehyun mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Bentar lagi aku masuk kepala tiga Rose," ujar Jaehyun. "Kamu tau nggak, kalau aku punya patokan usia untuk menikah? Aku udah harus menikah maksimal di usia tiga puluh. Kalau lebih dari itu aku takut, nanti pas punya anak aku malah keburu tua." Jaehyun terkekeh di akhir kalimat. Namun Rose paham dengan arah pembicaraan pria itu. Terlebih lagi Jaehyun pernah meminta Rose menjadi istrinya beberapa bulan lalu di apartemen Rose yang berakhir dengan penolakan.
Jaehyun menghela napasnya. Dia menjauhkan diri dari Rose dan menatap wanita itu dalam. "Sekarang aku mau tanya sama kamu. Gimana perasaan kamu sekarang terhadap aku? Dan apa menurut kamu aku berhasil buat mematahkan trauma dan keraguan kamu untuk menikah kembali?"
Rose terdiam mendengar pertanyaan Jaehyun. Matanya berusaha menghindari si lawan bicara. Namun Jaehyun menahan wajah Rose, membuat dirinya tidak bisa lari dari tatapan Jaehyun. "Rose, bisa jawab pertanyaan aku?" tanya Jaehyun dengan suara lemah lembut. Tidak pernah terbayangkan oleh Rose jika dirinya akan ada di posisi ini, dimana dirinya disukai oleh atasannya sendiri. Dan lagi dia ingat, saat pertemuan pertamanya dengan Jaehyun adalah bukan pertemuan yang bisa dibilang baik. Di mana Rose telat datang ke kantor dan Jaehyun hampir memecatnya. Ditambah Jaehyun juga selalu menunjukan sikap menyebalkannya pada Rose saat di awal pertemuan mereka. Tentu saja hal-hal itu membuat Rose tidak pernah berpikir jika Jaehyun akan jatuh cinta padanya seperti ini, begitupun sebaliknya.
Ya, sebaliknya. Rose tidak bisa berbohong atau menampik lagi. Jika dia juga jatuh cinta pada seorang Jaehyun Angkasa. "A-aku jatuh cinta sama kamu, Mas," ucap Rose dengan lirih. Wajahnya menunduk, tidak berani menatap Jaehyun.
Rose, dia jatuh cinta dengan Jaehyun karena perlakuan yang diberikan pria itu kepadanya dan kepada anak-anaknya. Sikap baik, perhatian, dan cinta yang Jaehyun tunjukan selama ini kepada Rose, secara tidak langsung mematahkan rasa trauma Rose akan sebuah hubungan. Dan wanita itu percaya, jika Jaehyun adalah sosok pria yang baik, yang tidak mungkin tega akan membuat hatinya kembali patah.
Meski lirih, namun Jaehyun bisa mendengar dengan jelas jawaban Rose. Pria itu tidak tahu harus berekspresi bagaimana. "J-jadi apa aku berhasil mematahkan trauma kamu?" tanya Jaehyun lagi yang dibalas anggukan oleh Rose. "Rose, aku tanya sekali lagi. Kamu benar-benar mencintai aku?"
"Iya. Aku jatuh cinta sama kamu," ulang Rose. Air mata Jaehyun jatuh begitu saja. Dia tidak pernah merasakan sebahagia ini sebelumnya.
"Lalu, apa kamu bersedia untuk menikah dengan aku?" Sungguh, Jaehyun sangat menanti jawaban Rose soal ini. Tapi di sisi lain dia juga merasa takut kalau Rose akan menolaknya seperti beberapa waktu lalu. Jika Rose menolaknya lagi, mungkin kali ini Jaehyun yang akan merasakan trauma soal percintaan.
"Apa aku punya alasan untuk menolak kamu kali ini?" Rose bertanya balik, dengan maksud jika dia menerima Jaehyun sebagai calon suaminya.
"Rose..." Jaehyun tersenyum. Dia memeluk Rose dengan sangat erat. Dan Rose membalas pelukan tersebut. "Makasih banyak karena mau menerima aku."
"Aku juga makasih Mas, karena kamu berhasil meyakinkan aku," ucap Rose. Jaehyun melepaskan pelukan itu lebih dulu, dia menatap Rose dengan tatapan yang meneduhkan, membuat jantung Rose rasanya seperti akan meledak. Detik selanjutnya, mata Rose memejam saat merasakan benda kenyal menempel di bibirnya. Tangannya yang semula menganggur, kini melingkar di leher Jaehyun. Pinggang ramping wanita itu di rengkuh dengan tangan kanan Jaehyun, membuat jarak diantara kedua orang tersebut semakin menipis.
Saking terhanyutnya dengan perasaan masing-masing, Jaehyun dan Rose sampai tidak sadar jika sejak tadi seseorang terus mengetuk pintu ruangan Jaehyun. Lisa, yang diminta oleh Hyeri untuk meminta tanda tangan Jaehyun, mengerutkan keningnya karena tidak mendapat balasan apa-apa dari dalam ruangan. "Na, Pak Jaehyun ada di dalem kan?" tanya Lisa pada Naeun yang mejanya terletak di samping pintu masuk ruangan si CEO.
"Ada kok. Tadi juga ada Rose di dalem."
"Kok gue ketuk-ketuk nggak ada respon ya?"
Naeun berdiri dari duduknya, dia ikut mengetuk pintu dan memanggil-manggil nama Jaehyun. Namun tidak ada balasan dari dalam. Karena tidak sabar lagi, Naeun memutar kenop pintu dan membukanya. Matanya dan Lisa terbuka lebar saat melihat Jaehyun dan Rose. Reflek Naeun menutup pintu kembali dengan kencang, membuat Rose dan Jaehyun tersadar lalu berjauhan. "Mas, pasti ada yang liat," cicit Rose. Dia merasa bodoh sekali karena tidak bisa mendengar suara orang mengetuk pintu. "Aku malu, gimana dong?"
Jaehyun terkekeh. Dia mengelus surai Rose. "Tenang aja. Ayo kita liat siapa yang tadi mau masuk."
Rose menggeleng. "Kamu gila ya? Aku malu tau!"
"Nggak apa-apa Rose." Jaehyun menarik tangan Rose dan mengajaknya keluar ruangan, mereka melihat Lisa dan Naeun berdiri di sana.
"Eh Lis, Na," kata Rose basa-basi seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Lisa memandangi Rose dan Jaehyun bergantian dengan alis yang bertautan. "Jadi kalian udah resmi nih?" tanyanya.
"Ya kira-kira begitu," sahut Jaehyun dengan tenang. Rose melihat ke arah pria itu. Dia tidak habis pikir bagaimana Jaehyun bisa setenang ini setelah ketahuan oleh Lisa dan Naeun.
Lisa terkekeh pelan. "Selamat deh kalau gitu. Buruan nikahin Rose ya Pak, kasian udah nggak pernah dapet belaian."
"Ih kurang ajar lo Lis," geram Rose yang membuat Jaehyun, Lisa, dan Naeun tertawa.
"Tenang aja Lis, besok saya bakal bawa keluarga saya ke rumah Rose," kata Jaehyun.
"Mau ngapain?" tanya Rose.
"Ngapain lagi kalau bukan buat melamar kamu secara resmi dan membicarakan soal tanggal pernikahan kita?" tanya Jaehyun balik yang membuat hati Rose berbunga.
Sungchan : Nanti malam aku jemput kamu ya Rose
DAHLAH ASEM MELEBUR MELIHAT BABUN!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS! [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[17+] [Saat rose sedang sangat membutuhkan uang, dia nyaris dipecat oleh putra CEO di perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya beberapa bulan lagi akan naik jabatan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi CEO. Lalu Bagaimana nasib Rose akankah...