Asem triple update. Apa tidak mantap??????
.
.
.
.
."Ternyata lo duluan yang nikah daripada gue," celetuk Yohan seraya memperhatikan sang Kakak yang wajahnya tengah di rias oleh perias pengantin. Pria yang semula duduk di pinggir ranjang Rose, kini berpindah ke dekat meja rias agar bisa melihat lebih jelas lagi wajah Rose. Kedua sudut bibir Yohan terangkat, dia ikut bahagia dengan pernikahan sang Kakak dan calon suaminya yang akan dilaksanakan hari ini di kediaman Dio. Saking bahagianya, air mata Yohan menetes tanpa sadar.
"Dih nangis lo dek," ledek Rose. Dia ingin tertawa dengan keras melihat ekspresi Yohan, namun tidak bisa, mengingat jika wajahnya sedang dipoles.
Yohan terkekeh. Dia menghapus air matanya. Pria yang tahun ini akan menyusul sang Kakak ke pelaminan, berjongkok di hadapan Rose dan meraih kedua tangan wanita itu untuk digenggam. "Gue bahagia Kak," ucap Yohan. "Gue bahagia ngeliat lo yang juga bahagia. Percaya atau enggak, setiap hari gue selalu berharap dan berdoa supaya lo bisa menemukan kebahagiaan lo. Dan akhirnya doa gue terkabulkan. Selamat ya Kak buat pernikahan lo dan Bang Jae. Gue harap ini pernikahan terakhir untuk kalian."
Rose berusaha sekuat mungkin untuk menahan air matanya. Dia tidak mau menangis di hari bahagianya ini. "Makasih banyak Han. Maafin gue pernah ninggalin lo enam tahun yang lalu."
Yohan mengangguk. Sudah tidak mempermasalahkan Rose yang pernah kabur dari rumah dan meninggalkannya. "Kak, kalau Bang Jae berbuat kasar atau jahat sama lo, jangan sungkan buat bilang sama gue. Karena udah tugas gue sebagai adik laki-laki buat melindungi Kakaknya. Tapi gue yakin kok, Bang Jae nggak bakal begitu. Gue tau dia orang yang baik dan bertanggung jawab."
Rose tersenyum. Merasa bersyukur memiliki adik yang sangat menyayangi dirinya. Tak berapa lama, Dio dan Citra masuk ke dalam kamar Rose. Mereka sedikit bingung melihat wajah Yohan yang seperti habis menangis. "Biasa Yah, lagi ngasih pesan-pesan ke Kakaknya," kata Rose memberitahu Dio saat sang Ayah menanyakan apa alasan Yohan menangis.
Dio merangkul pundak Yohan yang kini berdiri disampingnya. "Udah lah, nggak usah nangis gitu. Mending kamu temenin Yena yang lagi sama si kembar," titah Dio yang langsung dilaksanakan oleh Yohan, pria itu akhirnya pergi keluar, menyisakan Rose, Dio, Citra, dan seorang perias wajah.
"Makeupnya sudah Mbak, nanti tinggal ganti bajunya aja ya," ucap si perias yang dibalas anggukan paham oleh Rose. Kemudian Rose meminta perias tersebut untuk keluar sebentar, karena dia ingin berbicara dengan kedua orang tuanya. Dia mengajak Dio dan Citra duduk di sofa yang berada di kamarnya, dengan posisi Rose yang berada di tengah-tengah orang tuanya.
"Ayah," panggil Rose. "Aku mau makasih sama Ayah, karena Ayah udah mau menerima aku lagi jadi bagian keluarga Sagara. Aku mau makasih karena Ayah udah maafin semua kesalahan aku. Dan yang terpenting, terimakasih karena udah merestui hubungan aku dan calon suami aku kali ini. Aku harap, dengan restu yang Ayah berikan, rumah tangga aku dan Mas Jaehyun akan berjalan lancar tanpa harus ada kata perpisahan."
Sebenarnya Dio adalah orang yang jarang menangis. Tapi entah kenapa setiap mendengar hal yang berhubungan dengan putrinya, membuat hati Dio selalu saja tersentuh dan akhirnya mau tidak mau pria itu meneteskan air matanya kini. Sama seperti saat Rose menjadi korban penusukan, yang sedikit membedakannya adalah, kali ini Dio menangis karena bahagia. Bukan karena ketakutan akan kehilangan putrinya. "Iya nak. Maafin Ayah juga karena pernah melakukan kesalahan sama kamu dan Jungkook," ucap Dio lalu memeluk anak kesayangannya, membuat Citra yang melihat ikut menangis haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS! [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[17+] [Saat rose sedang sangat membutuhkan uang, dia nyaris dipecat oleh putra CEO di perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya beberapa bulan lagi akan naik jabatan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi CEO. Lalu Bagaimana nasib Rose akankah...