39. Jungkook-James

5.3K 1K 313
                                    

Part ini menceritakan gimana hubungan James sama Jungkook. Waktu ngetik asem ngerasa nyesek banget sih kalau ngebayangin ada diposisi Jungkook.

Kalau penasaran, langsung baca aja deh buruan.
.
.
.
.
.

Sesampainya di kantor polisi, Jungkook bukan dibawa ke ruang pemeriksaan, melainkan ke ruang seorang komandan polisi. Saat masuk, pria yang kini berstatus duda itu mendecih karena melihat ada James juga di sana. Ayahnya tersebut tengah duduk dengan santai di sofa sambil menyeruput segelas kopi. "Jungkook, silahkan duduk," kata si komandan tersebut seraya menghampiri Jungkook dan mengajaknya duduk di sofa. Namun Jungkook menolaknya.

"Nggak usah, saya datang kesini sebagai tersangka, bukan tamu istimewa," sarkas Jungkook, bermaksud untuk menyindir sang Ayah.

James yang mendengar perkataan sang anak, mengangkat salah satu sudut bibirnya. Dia meletakan gelas kopi yang semula dipegangnya, lalu mengalihkan perhatiannya pada Jungkook. "Siapa yang bilang kamu tersangka?" tanya James.

"Bukannya pelaku udah mengakui semuanya? Dia bilang aku yang menyuruhnya," balas Jungkook.

Si komandan terkekeh mendengarnya. "Eish nak Jungkook, nggak ada yang akan percaya sama pengakuan orang itu. Lagipula dia nggak punya bukti kalau memang kamu yang menelepon. Pada intinya, kamu nggak akan di penjara. Biar pelaku itu yang menerima semua hukumannya. Tenang aja." Mendengar penjelasan itu, Jungkook melirik Ayahnya, kini James hanya tersenyum ke arah putranya. Jungkook tahu jika semua ini sudah direncanakan oleh James, bahkan dia yakin jika si komandan polisipun sudah diajak kerja sama oleh Ayahnya. Jungkook pikir kata-kata kekuasaan dan uang mengalahkan segalanya, memang benar adanya. Bahkan hukumpun seolah menutup mata saat ini, padahal sudah jelas-jelas pelakunya ada di depan mata mereka.

"Ini semua perbuatan Ayah kan?" tuding Jungkook. "Ayah sengaja menjebak aku dalam situasi ini supaya Rose dan keluarganya membenci aku!"

James berdiri, dia menghampiri Jungkook lalu menepuk-nepuk pundak putranya beberapa kali. "Kamu benar, ini semua perbuatan Ayah. Tapi alasan Ayah melakukan ini bukan cuma itu aja, tapi Ayah mau liat kamu bahagia. Bukannya Ayah udah sering bilang? Ayah bakal menyingkirkan apapun yang menurut Ayah mengganggu untuk kamu, nak," ucap James. "Ayo, sekarang kita pulang. Kamu harus pergi ke London untuk bertemu keluarga calon istri kamu." James berjalan lebih dulu, meninggalkan Jungkook dibelakang.

"Gue nggak mau!" tolak Jungkook yang membuat langkah James terhenti. "Gue nggak mau pergi kemana-mana!" tangan James mengepal erat mendengar penolakan Jungkook. Pria paruh baya itu berbalik lalu menampar Jungkook dengan sangat-sangat keras.

"Berani kamu berteriak dengan Ayah hah?!" balas James emosi.

"Lo bukan Ayah gue! Lo cuma orang pemaksa yang mementingkan kesenangannya sendiri tanpa memikirkan orang lain!" Jungkook berteriak di depan wajah James. Dia sudah tidak tahan dengan Ayahnya sendiri. Semua perbuatan James padanya selama ini sangat menyesakkan untuk Jungkook. "Lo bahkan nyakitin Ibu dari anak-anak gue dengan embel-embel untuk kebahagiaan gue! Asal lo tau James, gue sama sekali nggak bahagia! Gue menderita! Dari kecil lo memperlakukan gue layaknya boneka! Bukan anak!" Air mata Jungkook turun. Hatinya sakit.

"Kalau lo emang Ayah gue, apa pernah lo ngedengerin kemauan gue sejak kecil hah?! Nggak pernah James, lo cuma mau di dengarkan, bukan mendengarkan. Bahkan di hari kematian istri lo, yaitu Ibu gue, lo justru sibuk dengan dunia lo sendiri. Selingkuh, mabuk-mabukan." Jungkook ingat, saat umurnya baru menginjak lima tahun, Ibunya meninggal dunia karena sakit. Dan di hari kematian mendiang, James sama sekali tidak datang. Membuat Jungkook kecil menangis ketakutan sendirian di pojok kamar tanpa ada yang menenanginya, bahkan sang Ayah sekalipun. Dan peristiwa itulah yang membuat Jungkook tumbuh menjadi anak yang penurut pada James, karena Jungkook pikir, jika dia selalu menuruti kemauan James, maka James tidak akan meninggalkannya sendirian seperti di hari kematian Ibunya.

Karena Jungkook terlalu takut untuk hidup seorang diri.

Tapi sikapnya itulah yang malah disalah artikan oleh James. Ayahnya itu justru selalu meminta Jungkook untuk melakukan sesuatu meski James tahu Jungkook tidak menyukainya. Dan karena keinginannya terbiasa dikabuli oleh Jungkook, maka saat putranya itu menolak, James menjadi sangat marah.

"Ayah." Suara Jungkook melemah. Kakinya perlahan-lahan turun hingga akhirnya dia bersungkur di depan James. "Ayah tau aku nggak pernah minta apa-apa, Ayah tau aku selalu menuruti kemauan Ayah meski hati aku sakit. Bahkan lima tahun yang lalu aku meninggalkan Rose dan anak-anak aku karena Ayah. Tapi apa yang Ayah pernah kasih untuk aku? Nggak ada. Dan hari ini aku minta sama Ayah untuk pertama kalinya, tolong biarin aku hidup dengan cara yang aku mau."

"Kamu mau hidup seperti apa lagi hah?! Hidup kamu udah enak Jungkook, Ayah kamu punya banyak uang, kamu tinggal menikmatinya. Dan kamu masih minta hal seperti itu?" tanya James yang belum juga menyadari akan kesalahannya meski Jungkook sudah mengatakan semuanya tadi.

"Uang uang dan uang terus! Bukan itu yang aku mau Ayah!" Masih dengan air mata yang terus mengalir, Jungkook kembali berdiri. "Aku cuma mau hidup bahagia dengan cara aku. Aku mau hidup dengan melihat anak-anak aku tumbuh dewasa."

"Dan Ayah nggak akan membiarkannya. Karena dengan begitu kamu pasti akan bertemu Rose kembali. Kamu sadar nggak? Kamu jadi berubah karena dia. Kamu nggak pernah mau mendengarkan Ayah lagi!" bentak James.

"Bukan karena Rose! Tapi aku emang muak sama Ayah!" balas Jungkook tidak mau kalah. "Mulai sekarang, jangan pernah melarang aku lagi untuk bertemu Rose dan anak-anak aku." Jungkook membuka pintu ruangan, bersiap untuk pergi.

"Dan jangan nyalahin Ayah kalau mereka bertiga kenapa-napa," ucap James yang membuat langkah Jungkook terhenti. "Hal yang menimpa Rose itu belum ada apa-apanya kalau sampai kamu memilih untuk hidup dengan cara kamu sendiri," sambungnya.

Jungkook memejamkan matanya. Lagi-lagi dia tidak bisa berkutik dihadapan James. Sebagai seorang Ayah, Jungkook tidak mungkin membiarkan anak-anaknya terluka. Terlebih lagi dia tahu jika James tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. "Ikut Ayah pulang sekarang dan kita berangkat ke London, atau anak kembar kamu itu yang akan menjadi taruhannya?" ancam James.

Jungkook berbalik. "Aku bakal ikut Ayah, tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

"Ayah harus janji, mulai detik ini Ayah nggak akan pernah mengganggu kehidupan Rose dan anak-anak aku lagi. Kalau Ayah setuju, aku bakal pergi ke London sekarang juga."

James mengangkat kedua sudut bibirnya. Tepat sudah dugaannya, Jungkook tidak akan bisa menolak keinginannya meski ingin. "Setuju."








Ayok komen yang buanyaakkk kalau mau liat ke uwuan Babun lagi setelah part ini!!!!!

Btw kelakuan James bikin asem emosi. Kalian gimana?

My BOSS! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang