30. Cinta Pertama

6.5K 1.1K 445
                                    

TARIK SIS!!!!!
.
.
.
.
.

Pulang dari rumah Lisa, Rose memberanikan diri untuk pergi ke rumah orang tuanya bersama si kembar. Ini pertama kalinya setelah enam tahun lamanya dia tidak pernah datang ke kediaman orang tuanya. Dan ini juga merupakan kali pertama si kembar di ajak main ke rumah nenek dan kakeknya.

Dari mobilnya, Rose memperhatikan rumah lamanya yang tidak banyak berubah. Taman di depannya selalu indah setiap kali dia lihat. Rose rasa Ibunya merawat semua tanaman di sana dengan baik. Karena Citra sangat menyukai tanaman. Wanita paruh baya itu selalu menyempatkan sedikit waktunya untuk mengurusi tanaman-tanamannya secara langsung tanpa meminta bantuan orang lain. Karena menurut Citra, tanaman yang dirawat dengan penuh cinta, akan tumbuh dengan lebih indah dan memberikan keteduhan serta kepuasaan tersendiri untuk si perawat tanaman.

Sedang asik memandangi rumah orang tuanya, tiba-tiba seorang satpam mengetuk jendela mobil Rose yang membuat wanita itu menurunkan jendela mobilnya. "Mbak siapa ya? Apa ada keperluan sama Pak Dio dan Bu Citra?" tanya si satpam.

Rose tersenyum tipis. Ternyata satpam rumahnya kembali berganti. Mungkin jika si satpam kenal siapa itu Rose, pasti dia sudah membukakan pintu gerbang untuk wanita tersebut. "Saya mau ketemu Bu Citra sama Pak Dio. Bapak bisa tolong sampaikan sama mereka?" tanya Rose yang dibalas anggukan paham oleh si satpam.

"Sebelumnya nama Mbaknya siapa ya?"

"Saya Roseline. Bapaknya bilang aja sama Bu Citra, kalau Sabrina datang kesini." Si satpam kemudian berlari masuk ke dalam rumah untuk menyampaikan pesan Rose. Tak lama satpam tersebut kembali dengan Citra yang tampak tergesa menuju gerbang.

"Kamu gimana sih? Itu anak saya haduh. Buka buruan gerbangnya," omel Citra yang terdengar oleh Rose. Wanita yang hari ini sudah menginjak umur dua puluh delapan tahun itu terkekeh melihat Ibunya yang tampak terburu-buru menyuruh satpam untuk membuka gerbang dan membiarkan mobil Rose masuk ke halaman rumah yang bisa terbilang besar dan mewah tersebut.

"Nenek!" pekik si kembar begitu turun dari mobil. Keduanya berlarian menghampiri Citra dan langsung memeluk nenek mereka.

"Aduh cucu-cucu nenek dateng ya." Citra berjongkok, dia menciumi gemas pipi kedua cucunya.

"Bu." Citra kembali berdiri, dia tersenyum lalu membawa Rose ke dalam pelukannya. "Apa kabar?" tanya Rose seraya mengurai pelukannya setelah beberapa menit.

"Ya gini. Ibu tuh setiap hari kangen sama kamu dan anak-anak kamu," kata Citra yang dibalas kekehan Rose. "Ngomong-ngomong selamat ulang tahun ya sayang, Ibu harap semua keinginan kamu cepat dikabulkan sama yang di atas."

"Iya Bu. Makasih ya udah inget ulang tahun aku."

"Ibu ini selalu ingat ulang tahun kamu Sabrina. Bahkan waktu kamu pergi dari rumah, dan kalau waktu ulang tahun kamu tiba, Ibu selalu buat kue ulang tahun kesukaan kamu. Walau Ibu tau kamu nggak akan datang," cerita Citra yang membuat hati Rose tersentuh. Bahkan air mata Rose hampir saja menetes saking terharunya. Dia sangat tahu bagaimana Citra yang sangat menyayanginya. Maka dari itu, Rose merasa bersalah karena pernah meninggalkan sang Ibu yang jelas-jelas kasih sayangnya tidak pernah lekang di makan waktu.

"Maafin aku ya Bu," sesal Rose yang hanya dibalas senyuman oleh Citra.

"M-mbak," panggil satpam yang berdiri tidak jauh dari Citra. "Maaf ya, saya nggak tau kalau Mbak anaknya Bu Citra."

My BOSS! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang