Tiba-tiba cinta datang kepadaku~
.
.
.
.
."Brrr dingin banget," ucap Jaehyun yang sedang mengeringkan rambutnya setelah membilas diri karena tubuhnya dipenuhi dengan lumpur tadi. Karena tidak membawa baju ganti, akhirnya Jaehyun hanya memakai jaket hijau miliknya tanpa kaos, dan celana training milik Rose. Untung saja wanita itu penuh dengan persiapan, dia membawa celana lebih takut-takut jika celananya nanti kotor.
"Suruh siapa nggak bawa baju ganti," celetuk Rose yang sedang memakaikan kedua anaknya baju di atas gazebo setelah dimandikan olehnya tadi.
Jaehyun mendengus. Dia menaruh handuk milik Rose di tas wanita itu kembali setelah dia pinjam. Karena Jaehyun benar-benar tidak membawa hal lain selain ponsel, uang, kartu atm, mobil, dan pakaian yang ada ditubuhnya. "Aku lupa tau," balasnya kemudian duduk disamping Rose. "Sini Juan sama Baba pakai bajunya." Jaehyun membantu Rose mengurus si kembar. Melihat itu dengan reflek kedua sudut bibir Rose terangkat. Dia rasa sepertinya Jaehyun memang benar-benar menyayangi Juan dan Jihan. Belum lagi pria itu rela-rela saja masuk ke dalam sawah meski memiliki myshopobia.
"Makasih Mas," ucap Rose.
Jaehyun menoleh. "Buat?"
"Udah ngebela-belain masuk ke dalam sawah. Aku harap itu bukan cuma karena aku, tapi karena kamu emang beneran sayang sama anak-anak aku." Jaehyun tersenyum mendengarnya.
"Aku emang sayang sama mereka Rose. Dan kamu juga pastinya." Untuk kesekian kalinya, ucapan Jaehyun mampu membuat jantung Rose berdebar tidak karuan, kedua pipinya mendadak menghangat, dan di perutnya seolah ada ribuan kupu-kupu yang membuat dirinya tergelitik. "Pulang dari sini kita cari tempat makan dulu ya?" ajak Jaehyun yang dibalas anggukan Rose.
Setelahnya keempat orang itu bersiap untuk pulang. Mungkin karena saking lelahnya setelah seharian ini bermain-main, si kembar langsung tertidur begitu saja saat masuk ke dalam mobil. "Kita berangkat sekarang ya Rose," kata Jaehyun seraya melirik Rose yang berada di sebelahnya, namun wanita itu tidak menanggapi dan seperti sedang menahan sakit. "Kamu kenapa?" tanya Jaehyun khawatir.
Rose menggeleng pelan. Dia kemudian mengangkat sedikit kaosnya, memperlihatkan perutnya yang sedikit berdarah. Mungkin karena wanita itu terlalu banyak tertawa dan bergerak, lukanya yang belum sembuh benar akhirnya kembali berdarah meski tidak banyak. "Yaampun Rose, perut kamu berdarah." Jaehyun langsung turun dari mobil, kemudian pergi ke sisi kiri dan membuka pintu mobilnya agar dia bisa lebih leluasa menolong Rose. "Sakit banget nggak?"
"Nggak Mas, cuma perih aja."
Jaehyun menggaruk tengkuknya. Bingung harus bagaimana. Tapi dia teringat dengan ucapan Dio, jika perut Rose kembali berdarah, maka bersihkan saja darah disekitarnya, dan ganti perbannya dengan yang bersih, juga jangan sampai lukanya terpapar dengan kotoran. Jaehyun kemudian pergi ke bagasi mobil dan mengambil kotak P3K dari sana. "Aku bersihin ya Rose darahnya," ujar Jaehyun.
Pria berumur dua puluh sembilan tahun itu mulai melepas perban yang menutupi luka Rose dan membersihkan darah disekitarnya. Dan saat hal tersebut dilakukan, Rose reflek menahan napasnya dan memejamkan mata karena dia malu dan gugup akibat Jaehyun yang melihat perutnya. Karena ini pertama kalinya untuk Rose membiarkan laki-laki selain Jungkook, Yohan, dan Dio melihat perutnya. Astaga, Rose sangat malu. "Udah," kata Jaehyun seraya menutup kotak P3Knya karena dia telah selesai membersihkan darah tersebut. Namun saat matanya melihat Rose, bawahannya itu masih menutup mata, membuat Jaehyun terkekeh pelan. Merasa gemas dengan tingkah Rose. "Matanya di dudukin setan ya? Kayaknya berat banget buat dibuka," canda Jaehyun.
Rose spontan membuka mata. Begitu terbuka, dia langsung dihadapkan oleh wajah Jaehyun yang sangat dekat. Bahkan hembusan napas pria itu bisa Rose rasakan menerpa wajahnya. Kali ini bukan hanya jantung Rose yang berdebar tidak karuan, tapi Jaehyun juga. "M-mas? Ayo pulang," ucap Rose yang membuat lamunan Jaehyun buyar.
"Ah? I-iya ayo pulang."
Sebelum pulang ke rumah, Jaehyun terlebih dahulu mengajak Rose serta si kembar makan malam di sebuah restoran. Karena terlalu mengantuk dan lelah, si kembar tampak uring-uringan saat Jaehyun menggendongnya untuk dibawa masuk ke dalam restoran. "Mau pulang Baba..." rengek Jihan.
"Abang ngantukkk," timpal Juan.
"Iya nanti kita pulang. Abang sama Adek kan belum makan," kata Rose baik-baik lalu menyuruh Jaehyun untuk mendudukan si kembar di kursi. Tapi Jihan menolak, dia tidak mau lepas dari Jaehyun. Akhirnya pria itu makan dengan memangku Jihan, sambil sesekali dia menyuapi putri Rose tersebut. "Maaf ya Mas, jadi ngerepotin," ucap Rose seraya menyuapi Juan yang duduk disampingnya.
Jaehyun tersenyum. "Nggak apa-apa. Tapi repot juga ya kalau ngurus mereka sendirian. Hebat kamu, wonderwomen," pujinya dengan hati yang tulus. Jaehyun tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia yang ada di posisi Rose, selama bertahun-tahun jauh dari keluarga, dan membesarkan kedua anaknya tanpa suami. Rose hanya membalas pujian itu dengan senyuman simpul. "Buka mulut kamu." Jaehyun tiba-tiba menyodorkan sesendok makanan ke mulut Rose.
"Buat aku?" tanya Rose memastikan.
Jaehyun mengangguk. "Buat perempuan hebat yang pernah aku temui. Aaaa." Rose terkekeh, dia menerima suapan itu dengan senang hati. Rose sangat menyukai Jaehyun hari ini, pria itu jadi lebih sering menunjukan sisi hangatnya yang jarang sekali bisa dia rasakan jika sedang di kantor.
Rose memotong beef miliknya dan menyodorkannya ke depan mulut Jaehyun. "Buat Bos nyebelin yang pernah aku temui. Aaaa," canda Rose yang membuat Jaehyun mendengus, namun dia tetap menerima suapan dari Rose. Baru setelahnya Jaehyun tertawa. "Oh ya Mas, gimana kabar Pak Andrew sama Bu Amara? Udah lama aku nggak ketemu mereka. Pak Andrew juga jarang ke kantor semenjak kamu jadi CEO."
"Baba aaa." Jihan meminta disuapi lagi saat Jaehyun akan menjawab pertanyaan Rose.
"Mereka baik," balas Jaehyun seraya menyuapi Jihan. "Tapi aku juga jarang ketemu. Kamu tau kan rumah aku sama orang tua aku udah pisah? Dan lagi Mama sama Papa lagi hobi banget traveling berdua. Tau nggak Rose? Aku iri sama mereka."
"Kok? Kan kamu juga bisa traveling. Kenapa harus iri?"
"Iri dong. Mereka berdua, masa aku sendiri. Papa ada Mama yang ngurusin, terus aku? Aku nggak ada. Soalnya calon istri aku masih ragu buat nerima pinangan aku." Di kalimat terakhir, Jaehyun berbicara sambil menatap Rose, memberitahu wanita itu secara tersirat, jika Jaehyun masih menunggu Rose sampai detik ini.
Rose mendadak tersedak. Dengan segera dia mengambil minuman miliknya lalu meminumnya. Bukannya mereda, Rose justru semakin terbatuk-batuk karena dia minum dengan tergesa. Astaga, dia menjadi salah tingkah setelah mendengar ucapan Jaehyun. Melihat tingkah Rose, Jaehyun mengulas senyum. "Jangan salting ya Buna," ucap Jaehyun. "Baba masih sabar nunggu kok ini."
Rose? Sudah tidak bisa di konfirmasikan lagi bagaimana kondisi hatinya saat ini. Yang jelas, dia hanya ingin menenggelamkan wajahnya ke bantal dalam-dalam.
Ciailah Buna salting!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS! [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[17+] [Saat rose sedang sangat membutuhkan uang, dia nyaris dipecat oleh putra CEO di perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya beberapa bulan lagi akan naik jabatan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi CEO. Lalu Bagaimana nasib Rose akankah...