DAG DIG DUG SERRRRR
.
.
.
.
.Siang ini di kediaman Dio, keluarganya sedang kedatangan tamu. Tidak lain tidak bukan, tamu itu adalah Jaehyun dan kedua orang tuanya. Seperti yang dikatakan Jaehyun kemarin, pria tersebut benar-benar akan melamar Rose secara resmi hari ini. Namun setelah kedatangannya sejak beberapa menit yang lalu, Jaehyun tidak sedikitpun melihat senyum di wajah Rose. Seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh wanita yang hari ini memakai kebaya dengan kain yang seirama dengan kemeja batik yang dipakai Jaehyun. "Maaf, sebelum pembicaraan mengenai lamaran di mulai, boleh aku ngobrol berdua sama Rose?" tanya Jaehyun, si pemilik nama mendongak menatap Jaehyun yang duduk di sofa seberang.
"Boleh nak. Silahkan," kata Citra mempersilahkan. Jaehyun berdiri, dia mengajak Rose pergi ke taman belakang untuk berbicara empat mata.
"Kamu lagi ada yang dipikirin?" tanya Jaehyun ketika dia dan Rose sudah duduk di sebuah kursi santai. Alih-alih menjawab, Rose hanya terdiam. Hingga akhirnya wanita itu merasakan jika kedua tangannya di genggam oleh Jaehyun. "Rose? Bisa cerita sama aku? Aku nggak mau kamu justru sedih di acara ini."
"Mas, aku merasa jahat banget sama Sungchan." Akhirnya Rose bercerita mengenai kejadian semalam, tidak ada yang dia tutup-tutupi. Bahkan saat Sungchan melamarnyapun Rose beritahu pada Jaehyun. CEO itu sama sekali tidak marah selagi mendengarkan, justru dia merasa salut pada Rose karena bisa berbicara jujur. "Aku sama sekali nggak punya niat untuk menyakiti hati siapa-siapa di sini." Air mata Rose jatuh, dia merasa bersalah pada Sungchan. Terlebih lagi saat dia akan meninggalkan hotel, Rose tidak sengaja melihat Sungchan yang sedang menangis di sebuah lorong sepi. Dan itu membuat hati Rose ikut sakit.
"Suutt, tenang ya." Jaehyun membawa Rose ke dalam pelukannya, tangan lebarnya dia gunakan untuk mengelus-ngelus punggung Rose. "Semua ini udah ada yang ngatur Rose. Kamu nggak salah, begitupun Sungchan yang mencintai kamu. Percaya sama aku, semesta itu nggak jahat. Suatu hari nanti, Sungchan pasti bakal dapet pengganti kamu."
"Aku harap juga begitu Mas. Aku berdoa semoga Sungchan dapet yang jauh lebih baik daripada aku," kata Rose. Wanita itu kemudian menjauh dari pelukan Jaehyun. Dia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah agar berhenti menangis. "Aku pasti jelek banget ya Mas nangis gini?" tanya Rose yang justru dibalas tawa ringan oleh Jaehyun.
Jaehyun mengangguk tanpa ragu. "Dulu, waktu di atap kantor kamu juga pernah nangis kan? Inget apa yang aku bilang? Kamu jelek kalau nangis," canda Jaehyun yang dimaksudkan untuk menghibur Rose. Karena dia tidak mau, Rose menangis di acara istimewa hari ini.
Rose mendengus. "Nyebelin banget."
Jaehyun membantu menghapus air mata Rose dengan ibu jarinya. Detik selanjutnya pria itu mengecup kelopak mata Rose bergantian, membuat si wanita terkejut. "Udah ya calon istri, aku nggak mau liat kamu nangis di acara ini," bujuk Jaehyun yang membuat Rose mengulum senyumnya. "Ayo, sekarang kita ke ruang tengah lagi." Jaehyun berdiri, mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Rose.
Setelah Rose tenang, keduanya kembali ke ruang tengah. Tempat di mana para orang tua berkumpul, sedangkan si kembar, sedang ditemani main oleh Yena yang kebetulan datang hari ini di kamar karena takut menganggu obrolan serius para orang dewasa.
"Jadi nak Jaehyun serius untuk melamar anak saya?" tanya Dio.
Jaehyun mengangguk mantap. "Saya serius Pak. Dan kalau nggak serius, saya nggak bakal bawa Mama sama Papa saya," kata Jaehyun yang dibalas kekehan oleh mereka. Rose yang duduk di antara kedua orang tuanyapun ikut terkekeh mendengar jawaban Jaehyun yang memang ada benarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS! [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[17+] [Saat rose sedang sangat membutuhkan uang, dia nyaris dipecat oleh putra CEO di perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya beberapa bulan lagi akan naik jabatan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi CEO. Lalu Bagaimana nasib Rose akankah...