Cepet bener 150nya. LUAR BIASA
.
.
.
.
.Rose pulang ke apartemen dengan diantar oleh supir Jaehyun setelah selesai membersihkan kamar mandi pria itu. Awalnya Rose menolak dan dia ingin naik taksi saja. Namun Jaehyun melarangnya pulang sendiri lalu memanggil supirnya untuk mengantarkan Rose. Sebelum pulang, Rose meminta si supir untuk mengantarnya ke day care karena dia ingin menjemput kedua anaknya. Rencananya hari ini Rose ingin mengajak kedua anaknya pergi main, karena dia pulang lebih cepat dari biasanya akibat diajak bolos kerja oleh bosnya sendiri.
Sesampainya di apartemen, Rose menemukan Jungkook tengah berdiri di depan pintu unitnya. Si kembar yang sebelumnya memegang tangan Rose, berlarian menghampiri Ayah mereka. "Ayah!"
Jungkook tersenyum. Dia berjongkok lalu menggendong kedua anaknya sekaligus. Pria itu kemudian mengecupi pipi anaknya bergantian, membuat Juan dan Jihan tertawa geli. "Ayah bawa apa?" tanya Jihan melihat kantung yang berada di dekat kaki Jungkook.
"Ayah bawa mainan buat kalian berdua," ujar Jungkook.
"Yes! Makasih Ayah," ucap Juan.
Rose yang sedari tadi hanya diam memperhatikan ketiga orang itu akhirnya berdehem. Dia menyuruh Jungkook untuk bergeser sedikit karena Rose harus membuka pintu. Setelah memasukan password, akhirnya pintu tersebut terbuka. "Masuk Mas," kata Rose mempersilahkan Jungkook masuk.
Jungkook mengangguk. "Boleh tolong bawain plastik itu Rose?" tanya Jungkook, mengingat kedua tangannya sedang menggendong Juan dan Jihan. Rose mengangguk, dia membawakan plastik tersebut ke dalam.
Si kembar tampak senang setelah melihat beragam mainan yang Jungkook berikan untuk mereka. Pria yang seumuran dengan Jaehyun tersebut juga tidak segan dan tampak sangat senang bisa menemani kedua anaknya bermain. Di saat-saat seperti ini, Jungkook kembali menyesal dan merasa bersalah pada anak-anaknya dan Rose. Dia menyesal kenapa baru sekarang bisa menemui Rose serta si kembar. Dia menyesal karena dulu telah meninggalkan mereka meski itu bukan keinginannya.
Ya, bukan keinginannya untuk meninggalkan Rose, Juan, dan Jihan lima tahun yang lalu.
"Abang, Adek, kalian bisa ke kamar dulu nggak? Ayah mau ngobrol sama Buna," pinta Jungkook yang dibalas anggukan oleh si kembar. Anak-anak itu kemudian meninggalkan Rose dan Jungkook berdua di ruang tengah.
Jungkook yang semula duduk di atas karpet, beranjak bangun dan berpindah ke samping Rose yang sejak tadi hanya memperhatikan anak-anaknya dan Jungkook dari atas sofa. "Mas besok harus menandatanganinya," ujar Rose tanpa menatap Jungkook yang duduk disampingnya.
"Justru aku mau menandatanganinya hari ini," kata Jungkook yang membuat Rose menoleh. Wanita itu tidak tahu kenapa Jungkook bisa berubah secepat ini. Padahal kemarin pria itu yang bersikukuh tidak mau menceraikan Rose. "Aku nggak mau menghalangi kebahagiaan kamu lebih lama lagi Rose. Aku sadar, selama ini aku udah membuat kamu menderita. Aku sadar kesalahan aku fatal banget untuk kamu, dan aku juga sadar, kalau kamu lebih membenci aku daripada mencintai aku." Saat pertengkaran mereka kemarin, Jungkook bisa melihat sorot mata Rose yang sangat membencinya. Dia juga bisa merasakan, kalau Rose benar-benar ingin terlepas darinya. Mungkin menghilangnya Jungkook selama lima tahun ini membuat hati Rose benar-benar berubah.
Dan Jungkook, sebagai pria yang ingin melihat Rose bahagia, akan melakukan apapun demi membuat wanita tersebut bahagia. Meski caranya menyakitkan. Namun dia akan berusaha mengikhlaskan Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS! [SUDAH TERBIT]
Fanfic[17+] [Saat rose sedang sangat membutuhkan uang, dia nyaris dipecat oleh putra CEO di perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya beberapa bulan lagi akan naik jabatan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi CEO. Lalu Bagaimana nasib Rose akankah...