48. Calon

5.4K 1K 350
                                    

Haduh masih ngakak perkara lidi-lidian. Nggak kebayang pas Rose nengok bukannya liat muka Jae malah liat lidi-lidian rasa balado

Btw kalian emang mau buat GC? Tapi asem ini tipe jarang nongol di grup. Gak papa?
.
.
.
.
.

"Penerbangannya jam dua nanti Rose. Masih ada waktu empat jam. Gimana kalau kita jalan dulu? Mumpung di sini kan?" saran Jaehyun. Rose yang sedang mengeringkan rambutnya setelah mandi, mengalihkan atensinya pada Jaehyun yang kini duduk di kursi dekat jendela. Tidak bisa dipercaya jika semalaman Rose tertidur di pelukan pria yang sangat menyebalkan jika sudah berada di kantor itu. Namun Rose tidak bisa menyanggah, pelukan Jaehyun adalah tempat yang hangat dan nyaman. Tidak heran jika dia langsung tertidur begitu saja saat Jaehyun memeluknya.

"Aku males kemana-mana," kata Rose lalu meraih pakaiannya yang berada di atas ranjang kemudian kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk memakainya. Tak lama dia keluar dan melihat Jaehyun tengah berdiri memunggunginya di depan jendela. "Mas Jaehyun mau jalan emang?" tanya Rose yang membuat si pemilik nama menoleh.

"Kalau kamu nggak mau yaudah kita stay di-"

"Jalan aja ya, nggak usah pakai taksi," sela Rose. Jaehyun tersenyum mendengarnya. Pria itu berjalan ke arah Rose lalu mengaitkan jari-jarinya dengan jari-jari Rose, membuat wanita yang sudah memiliki dua anak itu ikut mengangkat kedua sudut bibirnya.

Keduanya benar-benar berjalan kaki untuk menyusuri kota London ini. Meski masih sedih dengan kepergian Jungkook, Rose merasa sedikit lebih baik setelah berjalan-jalan dan mencari udara segar seperti ini. "Kamu sengaja ngikutin aku Mas?" tanya Rose.

Jaehyun menoleh sekilas, lalu mengalihkan atensinya lagi ke jalan di depannya. "Iya, Ayah kamu nelepon Ayah aku, dan minta aku buat menjaga kamu selama di London."

"Berarti kamu juga liat kejadian aku ditampar Om James?"

Jaehyun kembali mengangguk. Sebenarnya saat dia melihat Rose ditampar oleh James, Jaehyun sangat tidak tahan. Dia tidak bisa melihat Rose disakiti seperti itu. Namun Jaehyun tidak bisa melakukan apa-apa, mengingat jika James banyak di kelilingi oleh anak buahnya. Dan yang Jaehyun takuti adalah, jika dia keluar dan ikut campur, Rose justru akan semakin di lukai. Jaehyun tidak mau itu terjadi. Dan akhirnya pria itu memilih diam dengan kepalan tangan yang mengerat menahan emosi. "Maaf ya, aku nggak bisa bantu banyak. Aku takut kamu semakin di lukai Rose kalau aku ikut campur. Tapi lain kali, aku janji nggak akan ngebiarin Ayahnya Jungkook berbuat semena-mena sama kamu."

Rose tersenyum tipis. "Iya nggak apa-apa, aku paham Mas."

Mereka terus saja berjalan, hingga akhirnya Jaehyun melihat sebuah toko es krim dan meminta Rose untuk menunggu di luar karena dia ingin membelikan Rose es krim. "Buat Bunanya Juan sama Jihan," kata Jaehyun seraya menyodorkan Rose sebuah es krim coklat. Rose menerimanya, setelah berterimakasih pada Jaehyun, dia memakannya.

Alih-alih memakan es krim miliknya sendiri, Jaehyun justru terpana dengan Rose yang sedang memakan es krim di sebelahnya. Jika dilihat dari samping seperti ini, Rose tampak menggemaskan untuk Jaehyun. Pipi wanita itu yang chubby, hidung mancungnya, semuanya sangat menggemaskan.

Cup!

Mata Rose terbuka lebar saat pipinya dikecup tiba-tiba oleh Jaehyun. Dia melihat ke arah Bosnya tersebut. "Kesempatan banget," ucap Rose lalu terkekeh pelan.

Jaehyun menunjukan deretan giginya. Dia kembali mengaitkan jari-jarinya dengan jari-jari Rose. "Ayo jalan lagi, kalau bisa sampai ke pelaminan."

*MyBoss*

Dua hari berlalu setelah kepulangan Jaehyun dan Rose ke Indonesia. Semua berjalan seperti biasa, hanya saja Rose masih merasa berduka akan kepergian Jungkook. Apalagi jika sedang bersama kedua anaknya, Rose langsung terpikirkan akan mantan suaminya. Dan setiap kali melihat wajah Juan yang memiliki kemiripan dengan Jungkook, Rose merasa pahit sekali. Tidak pernah terbayangkan olehnya jika Jungkook akan pergi dengan cara setragis itu. "Buna," panggilan Juan membuyarkan lamunan Rose. Wanita yang sedang menemani anak-anaknya bermain di taman belakang rumah Dio karena hari ini merupakan hari libur, mengalihkan atensinya pada sang putra.

Rose tersenyum. "Kenapa nak?"

"Itu, Pak Lukman panggil-panggil Buna,"  kata Juan memberitahu seraya menunjuk Lukman, satpam kediaman Dio yang kini berdiri tak jauh dari Rose. Astaga, saking fokusnya melamun Rose sampai tidak sadar jika satpam terus memanggilnya.

"Makasih ya sayang. Sana kamu main sama adek lagi." Rose berdiri dari duduknya lalu menghampiri Lukman. "Maaf ya Pak tadi saya nggak denger. Ada apa Pak?"

"Itu Mbak, ada orang yang nyariin Mbak Rose," ujar Lukman memberitahu.

Kening Rose mengernyit. "Siapa Pak?"

"Duh saya lupa Mbak namanya. Tapi waktu Mbak sakit dia pernah kesini. Orangnya masih muda juga," jelas Lukman. Dan Rose langsung berpikir jika orang yang dimaksud adalah Sungchan.

"Yaudah Makasih Pak." Rose kemudian pergi ke depan, dan benar saja jika Sungchan yang datang. Rose menyuruh pemuda itu untuk masuk ke dalam dan mempersilahkan Sungchan duduk di sofa ruang tamu. "Kamu mau minum apa Chan?" tanya Rose.

"Nggak usah Mbak," tolak Sungchan yang dibalas anggukan oleh Rose. Wanita itu kemudian ikut duduk di sofa yang berhadapan dengan Sungchan. "Mbak, aku khawatir sama Mbak. Dua hari yang lalu Mbak tiba-tiba pergi gitu aja. Dan nomor hp Mbak juga nggak aktif. Boleh aku tau apa yang terjadi?"

Rose tersenyum tipis. "Makasih ya udah mengkhawatirkan aku dan aku juga minta maaf karena ninggalin kamu gitu aja. Alasan dari semua itu karena aku dapet kabar kalau Ayahnya anak-anak meninggal dunia." Sungchan membulatkan matanya kaget mendengar kabar ini.

"Maksudnya Jungkook?" tanya Sungchan yang dibalas anggukan Rose. "Aku turut berduka cita ya Mbak," ucapnya.

"Iya Chan. Makasih."

"Kakak Sungchan!!" Jihan berlari ke arah Sungchan saat melihat pemuda Surabaya itu ada di ruang tamu rumah nenek-kakeknya. Dengan segera Sungchan berdiri lalu membawa Jihan ke dalam gendongannya. "Kak Sungchan kemana aja? Jihan kangen," rajuk Jihan seraya memanyunkan bibirnya.

Sungchan tersenyum. "Kakak kan harus kuliah. Sama kayak Jihan, Kakak juga masih sekolah. Kamu sama Juan gimana kabarnya?"

"Kita baik Kak," sahut Juan yang hanya berdiri disamping Rose.

"Oh ya, Kakak bawa mainan lho buat kalian." Sungchan menurunkan Jihan dari gendongannya kemudian dia pergi ke mobilnya. Tak berapa lama, pria itu kembali dengan membawa sebuah papper bag. "Kakak bawa lego. Kalian mainin bareng-bareng oke?" kata Sungchan menyerahkan papper bag tersebut pada si kembar.

"Yaampun Chan, kamu sering banget beliin mereka mainan," ujar Rose merasa tidak enak hati. Karena bukan kali ini saja anak-anaknya mendapat hadiah dari Sungchan.

Sungchan tersenyum. Dia mendekat pada Rose lalu membisikan sesuatu. "Nggak apa-apa, buat calon anak-anak aku apasih yang enggak?"



Mas Jaehyun : calon istri, kamu lagi apa?








Roje be like : lagi digodain dedek gemes. NEXT OR NO?!!!!

My BOSS! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang