Chapter 3

4.9K 514 106
                                    

Malam yang begitu sejuk, bintang-bintang berkelip indah di langit. Angin berembus melewati celah jendela kamar milik seorang laki-laki. Ia tengah duduk di atas kasurnya sambil melamun. Rasa gelisah dan galau sedang melandanya. Bagaimana tidak! Bayangkan saja tadi sore ia dijodohkan dengan wanita yang sangat menyebalkan baginya. Hatinya kuekeh ingin menolak perjodohan itu, namun ia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya.

Ia beranjak dari duduknya. Mendekati nakas yang menampakkan HP-nya di sana. Ia mengambil HP itu, lalu menyalakan data seluler. Beberapa notif dan pesan, berhasil masuk ke dalam HP-nya. Melihat ada beberapa pesan dari temannya yang belum di balas, ia langsung membuka pesan itu dan membalasnya. “Mumpung si Revan masih online, gue curhat aja deh,” gumam Rayhan.

Revan

Ray!
Lo kenapa tadi di sekolah diem mulu?
Katanya mau cerita sama gue?
Lo mau cerita apa?

Rayhan

Sorry, gue baru bisa balas.
Gue sebel Van, masa iya orang tua gue jodohin gue!
Dan lebih parahnya lagi ternyata orang yang dijodohin itu adalah si Reina!

Revan sedang mengetik ...

Revan

Gila! Lo beneran?
Ray, sorry ya gue ga bisa bantu apa-apa kalau masalah ini. Gue doakan semoga ini yang terbaik buat lo.

Rayhan

Ah, percuma juga gue curhat sama lo. Ujung-ujungnya pasti lo ga bisa bantu.

Revan

Sorry ...

Rayhan

Ah, iya deh! Mungkin ini udah takdir gue! Gue minta tolong  sama lo, jangan sampai lo kasih tau temen-temen yang lain tentang hal ini! Tentang perjodohan yang gue terima karena terpaksa!

Revan

Iya Ray, gue bakalan jaga rahasia ini.

Rayhan

Yaudah, gue capek nih! Mau istirahat. Jangan lupa besok bawa bekal baju yang sopan, bawa Al-quran juga, temenin gue ngajar ngaji di mesjid yang biasa.

Revan

Et dahk, iya-iya ... lama-lama lo bawel juga ternyata!
Tapi, gue salut sama lo Ray ... berkat lo gue lebih mendalami lagi ilmu agama.

Rayhan

Berterima kasihlah kepada Allah, jangan ke gue!

Revan

Ah iya ... terima kasih ya Allah ...
Oh ya Ray, lo kenapa sih kalau disekolah lo itu lebih suka berpenampilan kayak badboy gitu?

Rayhan

Kenapa emangnya lo tiba-tiba nanya kek gitu?
Sudahlah, gue mau tidur ... capek!

Revan

Ah, yaudah deh ...

Rayhan

Maaf, bukannya gue ga mau cerita, tapi beneran deh gue merasa capek banget sekarang.

Revan

Iya Ray, gue ngerti kok.
Yaudah lo tidur sana!

Rayhan yang merasa dirinya sudah begitu ngantuk, langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. Raganya sangat butuh istirahat, namun pikirannya kali ini tidak bisa diajak kerja sama. Rayhan terus berguling-guling di kasur melampiaskan amarahnya. Ia masih tidak terima dengan perjodohannya itu. Hingga tiba-tiba, pada saat ia sedang meluapkan amarahnya, ada nomor tidak dikenal yang mengirim pesan pada Rayhan.

J O D O H K UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang