Chapter 4

4.6K 494 78
                                    

Krringg Krringg

Suara bel istirahat terdengar nyaring di seluruh kelas. Murid-murid mulai berhamburan menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang lapar. Reina yang baru selesai mencatat materi pelajaran pun, langsung menutup bukunya hendak pergi ke kantin.

“Rei!” teriak seseorang dari pojok, dan hal itu membuat Reina dengan spontan menoleh.

“Ada apa Ray?” tanya Reina heran. Hatinya merasa sangat kacau, ia mengingat bahwa semalam dirinya minta maaf kepada Rayhan dan tidak dibalas apa pun oleh Rayhan. Rayhan yang tadi memanggil Reina pun, langsung mendekat ke arah Reina.

“Semalam lo beneran minta maaf sama gue? Lo dapat nomor gue dari siapa?” tanya Rayhan sambil memicingkan matanya. Reina langsung melihat sekitar, untungnya semua siswa sudah pergi ke kantin, di kelas hanya tersisa dirinya, Rayhan dan Revan.

Revan mendekat ke arah mereka lalu berucap, “Semalam dia minta nomor lo ke gue.” Revan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

“Gue cuma butuh jawaban dari lo Rei! Lo jawab pertanyaan gue tadi!” titah Rayhan. Reina merasa kaget dan dengan cepat ia menjawab, “Iya. Semalam gue minta nomor lo ke Revan, terus gue minta maaf sama lo.”

“Lo kenapa minta maaf sama gue? Emangnya selama ini yang salah lo doang? Gue juga salah kali!” tutur Rayhan. Reina bingung dibuatnya, dan sekarang Reina hanya bisa diam. Apa maksud dari perkataan Rayhan barusan? Apakah Rayhan juga sadar kalau dirinya salah?

“Tapi, lo jangan seneng dulu! Gue ga mau minta maaf sama lo, gue cuma mau bilang mulai dari sekarang lo harus nurut sama gue. Nanti setelah pulang sekolah, lo ikut pulang sama gue!” titah Rayhan. Reina tersontak kaget dengan penuturan Rayhan barusan.

“Kenapa gue harus pulang bareng sama lo? Gue bisa jalan kaki! Lagian gue gamau pakai motor lo itu. Apa kata orang-orang nanti, gue takut timbul fitnah” cerocos Reina. Dan kata-kata Reina barusan berhasil membuat Rayhan tersenyum sedikit.

“Lagian siapa juga yang pake motor? Gue sengaja pake mobil ke sekolah gara-gara lo!” gertak Rayhan.

“Loh, kenapa gara-gara gue?” tanya Reina agak sedikit kesal. Namun, untungnya ia bisa meredam amarah itu. Mengingat Rayhan tidak lama lagi akan menjadi suaminya, ia bertekad untuk tidak semena-mena terhadapnya.

“Udah deh, intinya nanti lo harus pulang bareng gue. Gue ke kantin dulu! Laper,” ucap Rayhan sambil beranjak dari hadapan Reina. Reina mengepalkan kedua tangannya. Rasanya ia ingin sekali berantem sama Rayhan, namun kali ini ia mencoba untuk lebih bersabar.

Reina pun melangkahkan kakinya menuju ke kantin. Sesampainya di kantin, Reina pun memesan makanan. Rasanya sepi sekali tidak ada Hana di sampingnya. Reina pun berniat untuk mengirimkan pesan kepada Hana.

Reina

Na, lo kapan pulang? Gue udah kangen banget nih. Sekolah kalau ga ada lo rasanya sepi banget.

Lo ada acara apa sih di Bandung? Oh iya, rumah keluarga lo kan deket tuh sama rumah sepupu gue, gue titip salam yah buat dia.

Hana

Eh, Reina ... besok juga gue pulang, yang sabar ya. Ini tadi Kakek gue meninggal, sekarang gue mau beres-beres. Oh iya, kebetulan sepupu lo lagi ada di rumah Nenek gue nih, yaudah gue salamin ya.

Reina

Iya Na ... makasih ya.
Oh iya, besok lo mau pulang? Sama siapa? Ayah dan Ibu lo ga mungkin kan ninggalin Nenek lo sendirian di sana?

Hana

Iya sama-sama.
Ya sama Ayah dan Ibu gue lah! Nenek juga ikut.

Reina

Oh, iya deh. Yaudah gue mau ambil pesenan makanan dulu ya, ini gue lagi di kantin mau makan. Lapar banget!

Hana

Ah iya, yaudah gue off ya.

Reina

Iya, Na ...

Reina pun langsung mengambil pesanan makanannya, tanpa ia sadari dari tadi ada sepasang mata yang memperhatikannya.

__________

Hallo readers, gimana nih chapternya? Ada yang berbeda ya? Kira-kira apa yah yang beda? Komen guys😅

Tolong krisar dong💙

Next ga nih?
Kalau mau next harus komen! 🤗

Sabtu, 24 Oktober 2020
18.50

J O D O H K UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang