5 menit berlalu, Reina masih belum sadar kalau ternyata sejak tadi ia berada di dekapan Rayhan. Nyaman? Itu lah yang sedang Reina rasakan sekarang.
“Ekhem.” Suara deheman tersebut berhasil membuat Reina tersadar, kalau sejak tadi ia berada di pangkuan Rayhan.
“Eh, maaf!” ucap Reina kaget. Ia langsung berdiri dan agak menjauh dari Rayhan.
“Mau sampai kapan sih?” tanya Rayhan.
“Apanya yang sampai kapan?” tanya Reina penasaran.
“Lo menjauh dari gue?” ucap Rayhan.
“Maksudnya?” tanya Reina. Ia bingung dengan pertanyaan yang Rayhan ajukan barusan.
“Mau sampai kapan lo menjauh dari gue?” tanya Rayhan sambil menyimpan handuknya.
“Emm, lo sendiri mau sampai kapan?” tanya Reina balik sambil mendekat ke arah Rayhan.
“Lo balik nanya? Lo harus jawab dulu pertanyaan dari gue!” titah Rayhan.
“Hmmm, sebenernya gue gak mau kita musuhan seperti dulu, gue cuma mau kita baikan ya. Jadi, mulai hari ini, gue gabakal menjauh dari lo,” jelas Reina sungguh-sungguh.
“Sama,” jawab Rayhan.
“Sama apa?” tanya Reina, karena ucapan Rayhan itu selalu membuatnya pusing.
“Ck! Tadi kan lo balik nanya sama gue, nah jawaban gue sama seperti lo!” jelas Rayhan.
“Oh, kirain apaan. Abisnya lo kalau ngomong tuh suka setengah-setengah!” ucap Reina.
“Hehe, biarin!” ucap Rayhan sambil tersenyum.
See! Rayhan tersenyum, Reina pasti meleleh banget nih. Bagaimana tidak? Aku aja meleleh jika Rayhan, orang yang ngeselin dan dingin itu akhirnya bisa tersenyum dan bersikap manis.
“Tumben lo senyum ke gue!” ujar Reina sambil berjalan ke dekat kasur lalu mendudukkan dirinya di atas kasur.
“Udah deh, buruan lo tidur! Biar nanti gue tidurnya di bawah aja. Ada kasur lantai kan?” tanya Rayhan sambil mendekat ke arah Reina.
“Oke. Ada kok tuh di dekat lemari, eh tapi ... lo beneran gapapa tidur dibawah?” tanya Reina dengan nada khawatir.
“Udahlah, gue gapapa kok. Oh iya, lo besok mau sekolah?” tanya Rayhan sambil kembali duduk di sebelah Reina.
“Insyaallah ... lagian gue gak terlalu cape. Jadi, insyaallah gue besok bisa pergi ke sekolah,” jelas Reina sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur.
“Bareng gue!”
“Maksudnya?” tanya Reina sambil bangkit kembali dari tidurnya.
“Lo beneran ngajak gue berangkat sekolah bareng?” lanjutnya bertanya.
“Iya,” jawab Rayhan singkat sambil membawa kasur lantai, dan menghamparkannya di lantai.
“Lo gak malu?” tanya Reina. Pasalnya waktu pertama kali ia diajak pulang sama Rayhan gara-gara diperintah oleh Mamanya, Rayhan terlihat sangat malas. Tapi kali ini? Rayhan sendiri yang menawarkan berangkat sekolah bareng? Eh, memang beda sih, waktu itu pulang bareng kalau sekarang berangkat bareng.
“Malu kenapa emangnya? Lo udah sah jadi istri gue! Eh tapi kalau lo gamau berangkat bareng juga gapapa, gue ga maksa!” ucap Rayhan sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur lantai.
“Eh, iya-iya! Gue mau berangkat sekolah bareng sama lo!” jawab Reina dengan tergesa. Pasalnya ia takut tawaran itu dicabut oleh Rayhan.
“Ya sudah, lo tidur! Gue juga mau tidur, cape!” titah Rayhan. Reina pun menurut. Ia langsung mengerjapkan matanya dan hendak tertidur. Namun, pikirannya terus melayang kemana-mana. “Ya Allah, semoga suami hamba bisa bersikap seperti ini terus, hamba berharap yang terbaik untuk hamba dan suami hamba,” batin Reina. Reina pun menyelimuti badannya, dan ia melihat Rayhan yang kini telah tertidur.
“Tidur aja wajahnya terlihat sangat tampan, apa lagi kalau terbangun?” batin Reina bertanya-tanya. Ia pun dengan terus-menerus menatap Rayhan sampai akhirnya ia tertidur.
__________
Hai hai hai
Jangan lupa vote and komennya ya ...
Kritik dan Sarannya juga ditunggu nih, hehe ....Next ga nih?
Komen!
💙Senin, 02 November 2020
16:35
KAMU SEDANG MEMBACA
J O D O H K U
Spiritual•Spiritual-Romance• □Follow dulu sebelum baca□ 🚫Jangan bangga menjadi plagiat! ingatlah, ada Allah yang selalu mengawasimu🛇 Blurb : Rayhan Al Faiz, anak pemilik sekolah, yang terkenal dengan ketampanan, kehebatan, dan kenakalannya. Pada...