Chapter 20

3.9K 380 3
                                    

Waktu sudah semakin malam. Namun, Reina masih belum juga sadar. Rasa khawatir dan cemas, selalu ada di benaknya. Di benak Rayhan, Nadira, Alvi, Aisyah dan Kahfi, hanya ada Reina. Mereka terus saja memikirkan Reina.

Dokter cantik tadi yang sempat keluar dari ruangan, kini telah masuk lagi ke dalam untuk mengecek keadaan Reina yang kedua kalinya.

Rayhan menundukkan kepala dan merenung di kursi rumah sakit. Selama ini Rayhan belum sempat membahagiakan Reina. Ia sekarang sangat ingin membahagiakan Reina. Pikirannya kacau. Namun, ia mencoba untuk tenang.

Rayhan tiba-tiba ke pikiran untuk memberitahukan hal ini kepada Revan dan Hana. Kenapa Rayhan memberitahu hal ini pada Revan? Ya, karena sebenarnya Rayhan tahu, kalau Revan itu suka pada Reina. Jadi, info ini sangat penting untuk Revan. Revan juga yang selama ini membuat Rayhan mau membuka hati buat Reina. Revan sangat berjasa di dalam hidup Rayhan.

Setelahnya Rayhan mengabari Revan, tiba-tiba dokter keluar lagi dari ruangan. Kemudian ia berkata, “Maaf, apa di sini ada saudara yang bernama Rayhan?”

Sontak Rayhan langsung berdiri dan mengangguk seraya berucap, “Saya sendiri.”

“Pasien menyebut namamu terus, saya harap kamu bisa menemuinya sebentar,” jelas Dokter cantik itu sambil mempersilahkan Rayhan untuk masuk.

“Ada apa dengannya?” tanya Rayhan penasaran. Dan ia sangat berharap kali ini sang dokter bisa memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi.

“Nanti saya kasih tau dan jelaskan. Sekarang, tolong temui pasien terlebih dahulu!” titah dokter itu.

Tanpa pikir panjang, Rayhan pun langsung masuk ke dalam ruangan itu. Dan benar saja, di dalam sana, di atas kasur rumah sakit, Reina tengah berbaring lemah sambil memanggil-manggil nama Rayhan.

Rayhan langsung mendekat ke Reina. Ia menggenggam tangan Reina erat dan menciumnya. Kali ini ia benar-benar merasa jadi manusia paling rugi. Karena telah menyia-nyiakan Reina yang hatinya lembut bagaikan bidadari.

Sesekali Rayhan juga mengecup kening Reina. Reina akhirnya berhenti memanggil Rayhan.

Tiba-tiba, dokter cantik itu masuk lagi ke dalam ruangan. Dokter itu bilang kalau Reina harus istirahat yang banyak. Rayhan pun keluar dari ruangan itu.

“Sebenarnya apa sih yang terjadi sama istri saya?” tanya Rayhan pada saat ia sudah di luar ruang UGD. Dokter cantik itu tampak kaget. Mungkin kaget karena barusan Rayhan menyebut kata ‘istri’.

“Setelah di cek kembali, ternyata pasien hanya memerlukan istirahat yang cukup. Tapi, sebelumnya pasien mengalami penyakit yang menurut saya sangat aneh. Dan hal itu membuat saya heran hingga saya pun mencoba memeriksanya untuk yang kedua kalinya.”

“Penyakit aneh apa, Dok?” tanya Aisyah.

“Nafas Reina pernah berhenti beberapa menit. Saya tidak tahu apa yang terjadi sama pasien. Namun, setelah saya mengecek lagi barusan yang kedua kalinya, ternyata nafasnya ada lagi. Dan kami memprediksi kalau pasien ini hanya memerlukan istirahat yang cukup, dan jangan terlalu banyak pikiran,” jelas dokter itu. Aisyhah dan yang lainnya hanya bisa mengangguk.

“Kalau begitu, saya permisi dulu,” pamit dokter itu.

“Silahkan, Dok,” jawab Nadira. Kemudian, dokter itu berlalu pergi diikuti dua susternya di belakang.

Pikiran Rayhan melayang ke mana-mana. Hatinya bertanya-tanya, “Apakah nyawa Reina telah diambil oleh-Mu ya Allah? Lalu, dia hidup lagi atas izin-Mu ya Allah? Jika benar begitu, hamba sangat bersyukur karena bisa membahagiakan Reina mulai dari sekarang. Terima kasih ya Allah ....”

__________

Vote and komennya ditunggu nih, mwehehe ;) Kritik dan Sarannya juga ditunggu💙

Next?
Komen!
💙

Senin, 09 November 2020
19:22

J O D O H K UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang