Chapter 24

4K 350 9
                                    

Waktu menunjukkan pukul 17.00, Reina sudah tiba di rumahnya. Sekarang, Reina sedang duduk di sofa ruang tengah. Malam ini, Nadira mau menginap di rumah Reina, karena Alvi banyak kerjaan sehingga ia harus lembur. Mungkin Nadira merasa sepi jika harus pulang ke rumahnya. Jadi, ia berinisiatif untuk menginap di rumah Reina.

Rayhan turun dari kamar Reina sambil menggenggam HP-nya. Ia pun langsung duduk di samping Reina.

“Rei, nih Revan ngirim foto, coba deh lihat!” titah Rayhan sambil tersenyum ke arah Reina. Reina merasa sangat penasaran dengan foto yang Revan kirim. Alhasil, Reina langsung merebut HP Rayhan, dan melihat sebuah foto yang dikirim oleh Revan.

“Eh, ini foto yang kemarin kan? Foto waktu disekolah pas gue lagi nangis, terus lo peluk gue, dan Revan diam-diam foto. Bener gak sih?” tanya Reina sambil tersenyum ke arah Rayhan.

“Iya bener, cocok kan?” tanya Rayhan sambil menaik-turunkan alisnya.

“Iya, si Revan pas banget ambil posisinya.”

“Ih, bukan itu maksud gue. Maksud gue, lo sama gue cocok kan? Di dalam foto aja kita serasi banget,” jelas Rayhan sambil tersenyum kikuk.

“Ih, apa-apaan sih lo!” ujar Reina sambil mendorong tubuh Rayhan yang tiba-tiba memeluk Reina.

“Oh iya, sikap lo kenapa berubah drastis kek gini? Jangan-jangan, ada udang di balik batu nih?!” tebak Reina.

“Idih! Emangnya dulu sikap gue ke lo gimana? Terus, apa yang berubah dari gue? Perasaan, dari dulu gue kek gini deh, mungkin lo nya aja kali yang gak nyadar ada makhluk ciptaan Allah yang seganteng dan sebaik gue!” ucap Rayhan dengan percaya dirinya.

“Idih, so ganteng banget!” sergah Reina sambil membuka lagi foto yang dikirim oleh Revan.

“Jangan liatin fotonya terus dong, liatin aja terus gue nih. Gue manis kan?” tanya Rayhan lagi dengan percaya diri.

“Ih, percaya diri banget sih!” ucap Reina sambil tersenyum sambil menatap mata Rayhan.

“Tapi, kalau gue boleh jujur,” ucap Rayhan menggantung. Reina semakin mendekat ke Rayhan untuk mendengarkan dengan jelas perkataan Rayhan.

“Ternyata lo cantik juga,” lanjut Rayhan.

Blush!

Pipi Reina memerah, detak jantungnya berdetak begitu cepat melebihi biasanya.

Prrangg!

Terdengar suara barang yang jatuh, dan hal itu membuat Rayhan dan Reina menoleh ke arah pintu.

“Mama!”

“Bunda!”

Teriak mereka di waktu yang bersamaan.

Mereka kaget karena ternyata Nadira dan Aisyah menguping pembicaraan mereka.

“Cie-cie ... ada yang lagi kasmaran nih! Wah, gara-gara panci Bunda terjatuh, jadinya ketahuan deh kita lagi ngintip,” jujur Aisyah sambil tersenyum.

“Ya sudah deh kalau begitu, silahkan dilanjut, hehe ... Mama kembali lagi ke dapur ya,” ucap Nadira sambil pergi ke dapur dan mengajak Aisyah agar tidak mengganggu Rayhan dan Reina.

“Mereka ada-ada aja deh,” ucap Rayhan sambil tersenyum lega.

“Tau tuh, jiwa kepo mereka meronta-ronta.”

Ticktock!

HP Reina bergetar, menandakan ada pesan yang berhasil masuk ke dalam HPnya. Reina pun membuka pesan itu, dan ternyata yang mengirim pesan adalah Hana. Ia mengirimkan catatannya tadi siang di sekolah. Hana mungkin sangat mengerti dengan keadaan Reina.

“Ada apa?” tanya Rayhan penasaran.

“Ini, Hana ngirim foto catatan di sekolah untuk hari ini. Gue mau nyalin catatannya dulu ya. Mau ikut?” tanya Reina.

“Ayo,” ucap Rayhan. Kemudian ia berjalan terlebih dahulu ke kamar Reina. Reina pun pergi ke kamar mengikuti Rayhan untuk menyalin catatan pelajaran yang Hana kirim.

Sesampainya di kamar, Reina langsung menyalin catatan itu sedangkan Rayhan, ia malah membaringkan tubuhnya di atas kasur. Selang beberapa menit, Reina tampak kelelahan menyalin catatan itu.

Tiba-tiba, Rayhan terbangun dan langsung mengambil pulpen milik Reina. Reina berdiri dari duduknya.

“Eh, mau apa?” tanya Reina heran. Pasalnya, Rayhan merebut pulpennya dengan tiba-tiba, dan ia langsung duduk di kursi yang Reina barusan tempati.

“Gue mau nyalin catatan lo ini, kasihan nanti tangan lo pegel. Lagian, lo belum sembuh total Rei, lo istirahat saja,” titah Rayhan pada Reina.

Reina pun hanya bisa menurut, karena memang pada kenyataannya, Reina belum sembuh total.

Reina tersenyum, lalu ia berkata, “Terima kasih, Rayhan.”

“Sama-sama.”

Tidak lama setelah itu, adzan maghrib berkumandang di tiap-tiap mesjid. Untung saja Rayhan sudah selesai menyalin catatan itu. Ia pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu, ia pamit pada Reina untuk pergi shalat berjamaah di mesjid.

Shalat berjamaah hukumnya adalah fardhu bagi laki-laki dan perempuan, baik ketika berada di rumah maupun ketika dalam perjalanan, baik dalam kondisi aman maupun dalam kondisi ketakutan. Hukum shalat berjamaah di masjid fardhu ain bagi laki-laki, tanpa terkecuali.

Dalil kewajiban shalat berjamaah ini sebagaimana firman Allah yang artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabat) lalu kamu hendak mendirikan (shalat) bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata.” (an-Nisa’: 102).

Maksudnya, jika dalam kondisi perang saja Allah memerintahkan kita untuk melaksanakan shalat berjamaah, apalagi jika dalam kondisi aman. Oleh karena itu, kita diwajibkan untuk shalat secara berjamaah, baik laki-laki maupun perempuan. Sangat ditekankan laki-laki shalat berjamaah di masjid.

Rasulullah bersabda, “Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian sebanyak 27 derajat.” (HR Bukhari).

“Yah, di luar sana hujan ternyata. Apa gue shalat di rumah aja ya? Bareng juga sama Reina,” Rayhan bertanya-tanya. Sekarang posisinya sedang ada di luar rumah Reina.

Rayhan pun pergi lagi ke dalam rumah Reina. Ia berjalan menuju kamar Reina. Ia langsung membuka pintu, dan mengucapkan salam pada Reina.

Reina menjawab salam itu sambil tersenyum. Ia sudah memakai mukena dengan rapi, siap untuk melaksakan shalat.

“Di luar hujan, sekarang gue shalat berjamaahnya bareng sama lo gapapa?” tanya Rayhan.

“Iya, gapapa, walau pun sebenarnya laki-laki itu lebih utama atau lebih ditekankan untuk shalat di masjid,” jelas Reina.

Mereka pun akhirnya shalat maghrib berjamaah.

__________

Next?
Komen!

Jumat, 13 November 2020
22.10

J O D O H K UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang