"Bener yang ini?"
"Iya bener Kak. Makasih banyak ya Kak, lain kali beneran aku bales," kata Changkyun abis turun dari motornya Jo.
Changkyun berniat buat ketok pintu, dan manggilin namanya Kiki. Tapi, Changkyun malah kaget ngeliat Jo sekarang ada disampingnya.
"Loh Kak ngapain? Kakak nggak balik? Katanya cuma izin sampe jam 1."
"Gue mau ketemu orang rumah lo."
Changkyun mendelik heran. "Hah? Buat apaan?"
"Ya minta maaf lah, sekalian jelasin kenapa lo pulang jam segini. Emang lo gabakal ditanya kalo pulang segasik ini?"
"Ih gausah repot, aku bisa jelasin sendiri." Changkyun membuat gestur mengusir kepada Jo.
"No, gue gamau ngrasa bersalah nanti." Changkyun menghela napas. Kakak kelasnya yang satu ini bener-bener nggak bisa didebat. Persis banget kayak ketiga kakak Jahannamnya itu.
"Oke, tapi janji, Kakak jangan bil—"
Perkataan Changkyun terpotong, karena mendadak pintu rumah terbuka.
"Kyun? Kok udah pulang? Loh? Ini siapa?"
Changkyun kaget lagi. Kak Kiki udah ada di depan dia sama Jo. Masih pake apron floralnya yang Changkyun tebak pasti Kak Ki lagi manggang kue.
"Anu ini anu—"
"Saya Jo, Tan, Joushka. Kakak kelasnya dia yang barusan nganterin pulang," terang Jo sambil nunjuk ke arah Changkyun.
"Mampus. Napa pake bilang sih kalo Kak Jo yang nganterin pulang. Untung ini Kak Ki, coba kalo Bang Nu, apa Aa, Apa mas Nyuk, bisa mati aku."
Begitu dengar jawaban Jo, Kak Kiki langsung melirik ke arah Changkyun sambil senyum aneh.
"Emangnya Kyun kenapa?"
"Tadi pingsan, Tan, jadi saya anterin pulang soalnya saya ikut terlibat, maaf ya Tan," terang Jo yang diangguki Kiki.
"Makasih ya udah dianterin pulang, sini masuk dulu, oh iya, jangan panggil Tante, saya belum setua itu, panggil Kakak aja ya, Kak Kiki," terang Kiki sambil mempersilakan Jo masuk.
"Gausah repot Kak, saya mau balik lagi ke sekolah, cuma izin sampe jam 1 soalnya," tolak Jo dengan halus yang diam-diam disyukuri Changkyun.
"Heem, sayang banget kalo gitu tunggu sebentar ya, sebentar," Kiki berjalan cepat ke arah dapur.
"Ngapain?" Tanya Jo ke Changkyun.
"Entah."
Beberapa saat kemudian, Kiki udah balik sambil bawa setoples choco cookies.
"Tanda terimakasih, dimakan ya, Kakak baru masak soalnya, masih anget. Kalo doyan, bisa mampir rumah nanti Kakak masakin."
"Eh tapi Kak—"
"No penolakan. Udah sana bawa. Makasih banyak udah anter dia pulang."
Pasrah, Jo pun menerima setoples cookies itu. Changkyun yang lagi peka menawarkan totebag agar Jo mudah bawa cookiesnya.
"Besok aku ambil ya Kak, totebagnya, inget jangan sampai ilang!"
"Iyaiya bawel. Yaudah, permisi Kak saya balik dulu, terimakasih banyak." Jo pamit ke Kak Kiki dan melirik tajam ke arah Changkyun yang dibalas lirikan tajam pula.
•••••
"Pantes tadi nggak mau dianter jemput Aa. Ternyata ada cowoknya toh," goda Kiki nggak lama setelah Jo pulang.
"Ih Kak! Nggak gitu ceritanya suer! Dia cuma kakak kelasnya Kyun. Gak lebih. Orang ngobrol aja baru ini pertama kali."
"Ah masa? Nggak papa, Kyun semisal itu temen deket atau sesuatu yang lain, Kak Kiki nggak bakal bilang kok."
"Serius ih Kak, ih nih Kyun ceritain ya, jadi tadi Kyun kan lupa bawa topi—"
"Tuhkan! Udah kakak teriakin topi dasinya ketinggalan, main laju terus."
"Kakak! Jangan dipotong dulu! Nah trus Kyun ke gep sama dia. Kak Jo itu seksi kedisplinan yang galak banget di sekolahnya Kyun. Trus akhirnya Kyun kena hukum suruh upacara sendiri—"
"Tuhkan! Salah siapa ketinggalan dibawa, untung cuma dihukum gitu doang, coba kalo kena panggilan wali, dasar anak nakal!"
"Astaga Kak! Jangan dipotong belum selesai nih, nah abis itu Changkyun pusing banget kan belum sarapan—"
"Tuhkan! Udah kakak masakin sarapan enak-enak malah ditinggal! Coba tadi sarapan dulu!"
"Astaganagadragonball! Nah intinya itu Kyun jadi masuk UKS, pas bangun ada Kak Jo, dia ngerasa bersalah tanpa sadar udah bikin Kyun pingsan, soalnya Kak Jo nggak percaya kalo Kyun pusing, jadi tadi Kak Jo cuma tanggung jawab aja serius!"
"Iyaiya Kyun, tapi beneran nggak papa kok, kalo Kyun mau pedekate sama dia. Kakak suka soalnya, cakep, terus ada lesungnya juga."
"Emang manis sih Kak, tadi aku juga bilang gitu ke dia."
"TUHKAN! Kena kamu!"
"Ya ampun, cuma bilang manis doang nggak ada yang lain! Pokoknya ya Kak, rahasiain ya, cuma Kak Kiki sama Kak Dodo yang Changkyun percaya. Itu kakak tiga bocor semua! Nanti yang ada malah Kak Jo jauhin Changkyun lagi kayak temen Changkyun yang kemarin!"
"Iyaiya sayangku. Rahasia."
"Pinky promise?" Tawar Changkyun sambil nyodorin kelingkingnya.
"Promise."
"Ah iya Kyun, besok Kakak bikinin bekal buat Kak Jo ya! Nanti kamu kasihin ke dia."
"Loh buat apa dibikinin?"
"Terimakasih sedikit kek jadi anak, Kakak tebak pasti tadi kamu belum sempat bilang terimakasih udah ditolongin. Sekalian ngembaliin totebag kamu juga kan."
"Enak aja, Kyun udah makasih tadi, pake makasih banyak lagi!"
"Yaudah, makasih sekali lagi, gak ada salahnya kan. Pokoknya besok Kakak masakin bekal, udah itu."
Changkyun cuma angguk-angguk pasrah.
Kenapa semua orang yang lebih tua dari Changkyun nggak ada yang bisa didebat. Bang Nu, Aa Wono, Mas Nyuk, Kak Jo, sampe Kak Kiki juga gitu.
Sabar banget Changkyun tuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me You and My Brothers [ Joo-Kyun ]
Fanfiction[ lokal ] [ GS ] [ end ] Changkyun itu pacarable. Tapi sayang, pawangnya tiga, galak semua lagi!