Tiga hari kemudian, Jo memarkirkan mobil hitamnya di depan rumah Changkyun. Hari ini, niatnya Jo bakal melakukan sesuatu sekaligus meminta maaf sama pacarnya atas perilaku kurang ajarnya beberapa hari ini.
Jo mengetuk pintu, saat pintu terbuka terlihat Kiki yang seperti biasa berapron floral.
Jo hari kemarin-kemarin udah kena omel sama banyak orang karena perilakunya ke Changkyun. Setelah meminta maaf dan memohon ampun juga menjelaskan maksudnya, akhirnya permintaan maaf Jo bisa diterima.
"Udah ngabarin Kyun belum?" Tanya Kiki langsung, secara dia udah paham alasan kenapa Jo sekarang berdiri di depannya.
"Belom, niatnya sih mau kejutan. Tapi, kalo ternyata dia marah, ya berarti beda lagi."
"Pastiin permintaan maafmu diterima, sampai berlutut kalo perlu," omel Kiki.
Jo cuma nyengir, tapi dia emang udah niat, semisal Changkyun marah sama dia, Jo bakal lakuin apapun buat dimaafin sama pacarnya.
"Sekarang dia dimana?"
"Di kamar, ngurung diri kek kemarin. Parah banget kamu mainnya Jo. Untung masih mau makan."
Jo menghela napas, menyesali perbuatan bodohnya beberapa hari ini. Tapi, gimana lagi?
Kesepakatan tetap kesepakatan, kejutan tetap kejutan.
Jo kemudian meminta izin buat menengok keadaan Changkyun. Jo melesat ke depan kamar Changkyun yang tertutup rapat.
Jo mengetuk pintunya pelan. "DIBILANG KYUN GAK MAU KELUAR IH!" Terdengar teriakan nyaring dari dalam.
"Changkyun?" Panggil Jo setelah menarik napas, berusaha mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.
Pintu dibuka, menampilkan sosok Changkyun yang berantakan dalam balutan piyamanya. Tapi, bagi Jo, sosok Changkyun yang sekarang malah kelihatan lucu banget. Jo nggak kuat.
Changkyun cuma menatap Jo datar selama beberapa detik. Kemudian menutup pintunya kembali.
Jo nggak menduga respon Changkyun barusan. Buru-buru mengetuk pintu kembali.
"PULANG SANA!"
Jo sedikit merasa gemas, dan banyak merasa bersalah terhadap Changkyun.
Jo iseng membuka kenop pintu, dan terkejut saat mengetahui pintu kamar Changkyun yang nggak terkunci.
Jo memasuki kamar Changkyun yang gelap itu, cuma ada sinar matahari yang menembus tirai. Changkyun sendiri bersembunyi dibalik selimut pinknya.
"Pulang!"
"Gak mau," sahut Jo sambil menyandarkan tubuhnya ke meja belajar Changkyun yang memang menghadap ke arah pacarnya itu.
"Kamar lo gelap banget, mau liat sinar matahari gak?"
"Gak!" Changkyun kesel. Ini Jo dateng tiba-tiba setelah berhari-hari nggak ada kabar. Dikira Changkyun nggak marah apa!
Tapi, Changkyun juga rindu. Sekarang Jo ada di depannya. Dan sikap Jo masih seperti biasanya, membuat Changkyun sedikit meragukan pikiran buruknya kemarin.
Inget, cuma sedikit! Siapa tahu Jo memutuskan buat bersikap baik dulu ke Changkyun sebelum mutusin dia kan!
"Gue tau lo sebenernya mau. Lagian gue gak nerima penolakan."
Jo tahu, Changkyun nggak benar-benar marah, melihat dari segala respon yang diberikan Changkyun. Jo juga tahu, Changkyun cuma kesal dan mungkin sedikit merindukannya?
Changkyun diam. Pacarnya itu emang selalu bisa nebak jalan pikirannya. Changkyun juga mau jalan-jalan, tapi kan dia masih marah sama Jo!
Dikira nggak dikasih kabar berhari-hari, terus dia jadi bisa disogok sama seonggok kencan apa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me You and My Brothers [ Joo-Kyun ]
Fanfiction[ lokal ] [ GS ] [ end ] Changkyun itu pacarable. Tapi sayang, pawangnya tiga, galak semua lagi!