Changkyun lagi asyik milih jajanan di minimarket 24 jam. Jo sendiri lagi duduk nunggu Changkyun yang masih betah muter-muter cari jajanan sambil minum kopi.
Iya, jadi mereka niatnya malem ini mau pesta tahun baru. Berbekal izin dengan tangisan darah Changkyun dan sokongan Bunda, akhirnya ketiga kakaknya luluh dan mengizinkan.
Pas dapet izin, Changkyun rasanya mau lari-lari mengelilingi rumah. Kekuatan Bunda emang.
"Cepetan, pilih jajannya, udah itu ambilin aja semua satu-satu," suruh Jo. Dia bosan duduk sambil lihatin pacarnya muter-muter. Yang gerak siapa, yang capek siapa.
"Gak boleh boros! Lagian Kakak kan daritadi duduk, bawel deh."
"Gue capek lihat lo jalan."
"Tapi aku enggak," jawab Changkyun telak kembali menusuri seluruh sudut minimarket. Jo menghela napas. Pacarnya belajar cara mengelak dari siapa sih?
Jo pun memilih mengambil gambar pacarnya dari jauh. Dia jadi gemes sendiri, Changkyun milih jajan aja lama banget, standar apa sih yang Changkyun pake buat milih jajanan?
"Foto teruuuuuus!" Sindir Changkyun yang ternyata udah ada di depannya. Mendekatkan mukanya sendiri ke kamera. Jo nggak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, buru-buru dia tekan tombol capture berkali-kali.
"IH!" Changkyun memukul pundak Jo kesal, kemudian meninggalkan Jo menuju kasir.
"Jadi berapa mas?" Tanya Changkyun sambil mengambil dompetnya.
"Ini Kak, kembaliannya 27 ribu." Kasir minimarket itu malah mengulurkan 3 lembar uang kertas.
"Hah? Saya kan belum bayar?"
"Udah dibayar tadi, sama mas yang lagi duduk disitu," jawab Kasir sambil menunjuk ke arah Jo yang sekarang lagi pura-pura sibuk sendiri memainkan ponselnya.
Changkyun yakin seratus persen, kalo Jo denger percakapannya dan mas kasir, orang minimarketnya lagi sepi.
"Emang bisa gitu? Bayar dulu?" Changkyun jadi bingung sendiri.
"Bisa lah, kenapa harus nggak bisa." Terdengar celetukan Jo yang ternyata sekarang ada di belakang Changkyun.
"Makasih Mas, yuk pulang," kata Jo sambil membawa kantung besar berisi jajanan dan menarik tangan Changkyun keluar minimarket.
Jo kemudian menaiki motornya, memakaikan helm ke kepala Changkyun kemudian menyuruhnya naik.
"Itu kenapa tadi gitu?" Tanya Changkyun masih bingung.
"Kenapa apanya?"
"Ya kenapa?" Balas Changkyun nggak mau kalah.
"Gue bayar jajan, ada salah?"
"Enggak si, tapi kan, aku kaget tau masnya ngomong gitu, kenapa Kakak gak ngomong?"
"Apa yang perlu diomongin? Nanti kalo gue ngomong ujungnya gue malah berantem sama lo," jawab Jo sambil menyalakan mesin motornya. "Dah, pegangan."
Changkyun menurut, berpegangan pada hoodie Jo di kanan dan juga kiri.
•••••
"Changkyun pulang!" Seru Changkyun saat mereka memasuki pintu rumah Jo. Sambutan Bunda terdengar jelas di telinga Changkyun.
"Beli jajan apa? Kok lama banget?" Tanya Bunda.
"Itu tuh, yang katanya anak Bunda, pilih jajan aja lama banget," sindir Jo sambil duduk di meja makan dan mengambil cemilan yang baru aja matang.
"Joushka! Cuci tangan dulu!" Tegur Bunda melirik tajam ke arah anaknya yang sekarang memasang muka nggak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me You and My Brothers [ Joo-Kyun ]
Fanfic[ lokal ] [ GS ] [ end ] Changkyun itu pacarable. Tapi sayang, pawangnya tiga, galak semua lagi!