Jo dan Changkyun sekarang lagi antre buat beli tiket masuk. Jo sedikit kesal, dari saat pacarnya turun dari mobil, bahkan sampai sekarang, dia rasa banyak pasang mata yang mengawasi pacarnya.
Changkyun sendiri nggak sadar, dia lagi asyik baca denah taman bermain, biar nanti nggak terlalu buta arah pas di dalam.
"Kakak, ini uangnya, nitip, Kakak aja yang ngomong," suruh Changkyun sambil mengulurkan selembar uang yang tadi dikasih Shownu.
"Gak usah, gue aja."
"No, gak mau, aku tadi dikasih uang saku juga kok, pokoknya ini uangnya aku!" Kata Changkyun sambil menaruh lembar uang tersebut di telapak tangan Jo dengan paksa.
"Gue yang ajak, masa lo bayar." Jo masih belum pengin kalah. Digenggamnya tangan Changkyun sehingga lembar uang tersebut terapit di antara tangan Changkyun dan Jo.
"Ih ya gak papa, emang kalo Kakak yang ajak tanggungannya jadi di Kakak semua gitu? Kakak tuh pacarnya aku, bukan ayahku, oke?"
"Fine, tapi nanti urusan di dalem semua di gue, lo cuma bagian tiketnya aja, oke?" Changkyun mengangguk. Kemudian Jo membeli dua tiket masuk yang bersifat premium, jadi nanti pas mereka mau naik wahana, mereka nggak perlu antre lagi.
"Yeeeey, masuk!" Seru Changkyun sambil mengepalkan kedua tangannya ke udara. Terakhir kali, Changkyun liburan santai gini, mungkin sekitar setengah tahun yang lalu?
Selain dia yang emang sibuk jadi siswa baru, ketiga kakaknya juga punya urusan sendiri. Jadi, kadang saat weekend mereka udah terlalu lelah buat pergi liburan.
"Lo mau naik apa?"
"Apa aja yang seru." Jo kemudian melangkah dengan berpegang brosur taman bermain yang memuat peta di dalamnya.
"Rollercoaster mau?" Tanya Jo sambil menoleh ke arah samping. Kemudian tersadar, bahwa Changkyun nggak ada di sampingnya. Jo menoleh ke belakang. Melihat Changkyun lagi menatap ke arahnya dari jarak lima meter.
Jo buru-buru balik ke tempat Changkyun. "Kenapa gak jalan?"
Changkyun nggak menjawab malah mengulurkan tangannya ke arah Jo. "Kakak gak takut aku ilang apa? Tempatnya luas loh."
Jo terdiam. Ini pacarnya minta digandeng?
Karena respon Jo yang lambat, pada akhirnya Changkyun dulu yang menggandeng tangan Jo.
"Kayaknya Kakak penginnya aku ilang ya." Changkyun berkata dengan muka menggerutu, membuat Jo tertawa.
"Lagian lo, random banget kayak gini, biasanya juga jalan sendiri lancar-lancar aja."
"Ih itukan di sekolah, ini kan di taman bermain, beda lah!"
Changkyun emang sebisa mungkin nggak akan menonjolkan hubungannya sama Jo di sekolah. Dia udah capek denger rumor aneh-aneh. Tapi, meski Changkyun udah kayak gitu, masih ada aja oknum yang nyebarin berita aneh. Dia heran, ini orang lain kurang pekerjaan apa jadi sukanya nguntit dia?
"Makanya, kalo ada apa-apa gak usah didenger. Gue kan udah bilang, lo mau diem pun bakal tetep ada rumor yang kesebar." Jo tahu isi pikiran Changkyun dari jawabannya tadi. Jo udah terlalu terbiasa dengan perilaku jelek siswa di sekolahnya, karena dari dulu Jo udah sering denger rumor aneh tentang dia, apalagi tentang hubungannya sama mantan-mantannya. Jadi, Jo udah nggak peduli.
"Mana bisa gak kepikir sih Kak, orang tiap hari ada aja, heran aku."
"Trus lo maunya apa? Gue suruh semua orang buat gak rumorin lo lagi?"
"Iya," jawab Changkyun cepat setengah bercanda setengah serius.
"Ih udahlah, kok malah jadi bahas itu, ayok naik rollercoaster!" Changkyun kemudian menarik tangan Jo dengan semangat. Jo sendiri cuma terkekeh geli di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me You and My Brothers [ Joo-Kyun ]
Fanfic[ lokal ] [ GS ] [ end ] Changkyun itu pacarable. Tapi sayang, pawangnya tiga, galak semua lagi!