13

347 61 8
                                    

"Jadi kapan lo mau nembak Changkyun?" Tanya Jackson di sela-sela pelajaran di pagi hari.

"Harus banget gue tembak?"

"Ya buset, terus buat apa lo suka sama dia? Tembak gih."

"Gak bisa gitu dia aja yang nembak gue?"

"Udah gila lo Jos! Mana ada! Tembak buru!" Jackson shock. Dia teriak tapi sambil bisik-bisik takut ketahuan guru fisika yang lagi nulis rumus di papan tulis. Dia nggak habis pikir sama Jo. Kenapa dia bisa mau temenan sama Jo sih dulu?

"Ada lah, dulu gue jadian gue terus yang ditembak, gue bagian nerima," sahut Jo santai sambil terus menulis rumus. Sedangkan Jackson shock lagi.

"Yaudah kali ini lo yang nembak. Buru, nanti Changkyun keburu jadian sama yang lain lo patah hati lagi. Jangan lupa, inceran lo itu yang suka banyak. Lebih populer dibanding lo!"

Jo diem. Dia mikirin perkataan Jackson. Emang bener, kayaknya banyak banget yang naksir adik kelasnya itu. Meski Jo nggak pernah lihat ada yang terang-terangan confess ke Changkyun sendiri sih.

"Harus banget ya Jek?"

"Menurut lo?"

"Gue gak tau cara nembak yang bener gimana."

Jackson kemudian menepuk-nepuk dadanya dengan bangga. "Lo bisa andelin gue. Tembak aja nanti di ruang musik."

"GILA YA LO MANA BISA SIANG INI!" Reflek, Jo teriak keras yang buat atensi seluruh kelas jadi ke dia dan Jackson. Jackson sendiri cuma nepuk jidat berharap dia bakal lolos.

"Maaf pak, saya reflek. Maaf pak, bisa dilanjut."

"Sekali lagi saya dengar kamu teriak, saya keluarin kamu dari kelas saya." Jo mengangguk paham dan menghela napas lega.

"Udah gila ya lo Jek. Mana bisa gue nembak siang ini," ulang Jo yang kali ini dengan mode bisik-bisik.

"Kalo gitu," Jackson diem sebentar, berusaha mencari tanggal yang tepat.

"Oh gue ada nih. Gak deket banget waktunya." Jackson tersenyum lebar dan kemudian membisiki rencananya sama Jo.

"Lo yakin?" Jo tampak ragu.

"Lo sendiri yakin gak?"

"Gue pikir dulu nanti. Thanks Jek."

•••••

Changkyun sekarang udah duduk di samping Jo. Nggak tau kenapa hari ini atmosfernya beda. Changkyun jadi grogi deketan sama Jo. Padahal, Jo sendiri juga ngerasain hal yang sama. Setelah tau sama perasaannya sendiri, dia malah jadi gugup deketan sama adik kelasnya itu.

"Kak?"

"Eh iya?" Panggilan Changkyun buyarin lamunannya Jo.

"Kakak gak marah kan sama aku?"

"Kenapa emang?"

"Gak tau, hari ini kerasa beda aja." Jo dikata gitu tambah deg-degan. Emang segitu keliatannya ya Jo lagi grogi? Apa jangan-jangan perasaannya juga udah kebaca?

"Gak, gue gak marah. Lo cerita aja. Gue dengerin."

"Eemm, disuruh cerita aku malah jadi bingung mau cerita apa. Eh tau gak sih Kak, belakangan aku suka kerasa ada yang motoin diem-diem gitu pake flash. Apa cuma perasaannya aku ya?"

Jo diem. Dia tau ini kerjaannya siapa. Pengin banget, dia omongin ke seluruh sekolah buat nggak fotoin Changkyun, tapi apa daya, Jo kan sekarang masih kakak kelasnya Changkyun.

Between Me You and My Brothers [ Joo-Kyun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang