Hari-hari selanjutnya diisi dengan Changkyun dan Jo yang menghindari satu sama lain dan lebih memilih untuk menempel pada teman masing-masing. Jo dengan Jackson dan Changkyun dengan Jeni dan Joy.
Terhitung, udah sekitar tujuh hari mereka nggak saling sapa.
Mereka nggak bertengkar, nggak juga berselisih, tapi mereka terlalu canggung dan malu untuk menyapa satu sama lain setelah celetukan Bunda tempo hari.
"Kyun? Lo berantem sama pacar lo?" Tanya Jeni saat mereka makan siang di kantin.
"Enggak," jawab Changkyun kalem sambil meneruskan makan siangnya.
"Terus? Kok kaya umpet-umpetan gitu sih?" Joy ikut menyahuti. Dia dan Jeni jadi saksi nyata gimana Changkyun selalu kabur setiap kali papasan sama Jo.
"Gak berantem nggak suer, cuma kepengin aja." Joy mendecak, jawaban macam apa itu?
"Mending lo samperin aja gih, kalo emang gak berantem, lo gak tau banyak yang ngira kalian putus? Nanti Kak Jo dikejar-kejar cewek, lo yang kesel," saran Jeni.
Changkyun menghela napas dalam, kenapa sih berita pribadinya suka disalahgunain?
Changkyun bingung, siapa sebenernya oknum-oknum nakal yang sukanya memberi bumbu berlebihan pada setiap hubungannya dan Jo. Rasanya, setiap gerak-gerik selalu diawasin. Nggak jarang Changkyun denger berita yang kelewat jauh dari kenyataannya.
Lagi asik melamun, tepukan pelan di bahu dari Joy menyadarkan Changkyun. "Tuh, pacar lo, samperin gih."
Changkyun kaget dan menoleh ke arah yang ditunjuk Joy. Terlihat Jo lagi berjalan mencari tempat duduk bersama Jackson.
"Ayo pergi buru!" Changkyun merengek sambil menarik-narik lengan Jeni. Tapi, emang dasar teman duanya itu suka iseng, mereka malah melambaikan tangan ke arah Jo dan Jackson, mengabari bahwa bangku di sebelah mereka kosong.
"Jos, sana kosong tuh, sebelah bangkunya Changkyun," kata Jackson menunjuk ke arah bangku yang dimaksud setelah mendapat sinyal lambaian dari Joy dan Jeni.
Jo menoleh, dan kebetulan Jo bertatapan dengan Changkyun. Changkyun buru-buru memalingkan mukanya. "Cari tempat lain aja."
"Itu bangku itu doang yang kosong! Gue gak mau ya harus berbagi meja sama orang nggak tau siapa!" Jackson kesel. Ini kenapa pas mereka udah dapet bangku, Jo malah nggak mau?
"Lo kenapa sih? Itu ada Changkyun juga tuh!"
"Ya justru karena itu!"
"Lo berantem sama Changkyun? Gue liat-liat ruang musik kosong terus belakangan."
"Gak."
"Ya trus kenapa?! Kesel gue lama-lama!"
"Gak papa, gak kepengin aja duduk disitu."
"Jos, lo gausah ribet kayak cewek deh! Udah buru!" Jackson menarik paksa lengan baju Jo menuju ke bangku yang dimaksud.
"Itu itu, lagi kesini tuh Kyun!" Seru Joy.
"Ih! Udah ya, Kyun mau ke perpus, bay!" Changkyun kabur. Dia juga sebenernya nggak tau mau ngapain ke perpus. Tapi, dia masih belum siap ketemu sama Jo. Lagian, Jo juga ngehindarin dia.
Changkyun kangen banget sama Jo jujur, dia pengin denger Jo nyanyi lagi, denger Jo kritik cookiesnya, sama Jo yang suka ngajak ribut.
Tapi, dia malu ketemu!
•••••
"Loh, Changkyun kemana?" Tanya Jackson yang sekarang udah duduk di bangku sebelah Joy dan Jeni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me You and My Brothers [ Joo-Kyun ]
Fanfiction[ lokal ] [ GS ] [ end ] Changkyun itu pacarable. Tapi sayang, pawangnya tiga, galak semua lagi!