"Kak," panggil Changkyun. Sekarang mereka berdua lagi ada di tempat favorit mereka. Ruang klub musik.
"Heem?" Jo masih tetap memfokuskan perhatiannya ke game di ponselnya.
"Kok orang-orang pada bahagia ya." Celetukan kecil dari Changkyun membuat Jo mau nggak mau menoleh ke arah pacarnya.
"Kemarin, Aa sama Kak Dodo tunangan, Abang sama Kak Kiki mau punya baby, Mas dapet project gede meski gak tau jadi diambil apa enggak."
"Lo iri?"
Changkyun menggeleng. "Gak iri kok, cuma aku kan keluarga Park juga, masa nggak dapet juga sih."
"Emang sekarang lo gak seneng?"
"Ya seneng, cuma kan...ya gitu," sahut Changkyun sambil memainkan jari-jarinya.
"Lo mau apa?"
"Hah?"
"Lo maunya apa biar lo seneng?"
"Emang Kakak mau kabulin?"
"Depends on your wish."
"Eemmmm....apa ya?" Changkyun melipat kedua tangannya di dada, berpikir keras keinginan apa yang dia pengin buat dikabulin sama Jo. Jarang-jarang Jo baik gini soalnya.
"Jangan kelamaan, nanti expired."
"Mau kencan!" Seru Changkyun bersemangat. Meski kencan terakhirnya terjadi belum lama ini, tapi dia mau lagi.
Yang kali ini biar nanti Jo sebutnya kencan beneran, bukan kencan terselubung dengan embel-embel tebusan.
"Kemana?"
"Kakak lah yang milih, kan Kakak lagi jadi genie-nya aku," balas Changkyun. Sementara Jo menghela napas, sedikit menyesali keputusannya tentang mengabulkan keinginan pacarnya itu.
"Apapun pilihan gue jangan protes, deal?" Kata Jo sambil mengulurkan kelingkingnya.
"DEAL!" Changkyun membalas dan menaut kelingking mereka berdua.
•••••
Hari sabtunya, adalah hari yang dijanjikan oleh Jo. Changkyun udah rapi daritadi. Setiap satu menit sekali dia selalu melirik ke arah jam. Menunggu jam sepuluh pagi untuk tiba.
"Pelototin aja jamnya terus!" Celetuk Minhyuk. Dia gerah lihat Changkyun daritadi excited cuma gara-gara mau kencan sama pacarnya.
Changkyun mendelik tajam kemudian memalingkan muka. Kakaknya yang satu itu emang, nggak suka banget kalo Changkyun bahagia.
Nggak lama, dering ponsel Changkyun berbunyi. Changkyun memekik girang, kemudian mengangkat teleponnya.
"Haloo"
"Lo udah siap?"
"Udah, Kakak udah di depan?"
"Belum, anu itu, sorry banget tapi kencan hari ini batal dulu ya?"
"EH KENAPAAA?" Nada Changkyun yang meninggi membuat orang rumah penasaran akan isi percakapan mereka.
"Duh sorry banget, tapi gue kudu jemput ayah gue di bandara. Hari ini pulang mendadak."
"Bener-bener batal...?"
Dari jauh, Jo dapat menangkap nada kecewa dari Changkyun. Pacarnya emang kelewat ekspresif, bahkan cuma dari telepon, Jo bisa menebak apa yang pacarnya lagi rasain sekarang.
"Uumm...iya. Eh bentar, Bunda manggil."
Jujur aja, Changkyun kesel sampe mau mutus sambungan teleponnya sekarang. Bisa-bisanya Jo baru bilang, di jam sembilan lebih lima puluh menit tentang batalnya acara mereka. Tapi, tadi Jo udah bilang kalo dia harus ke bandara mendadak buat jemput ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me You and My Brothers [ Joo-Kyun ]
Fanfiction[ lokal ] [ GS ] [ end ] Changkyun itu pacarable. Tapi sayang, pawangnya tiga, galak semua lagi!