Ceklek...
Pintu ruangan Rana terbuka. Rana dan Mazaya langsung menoleh ke arah pintu.
Wanita paruh baya tersenyum sangat manis dan lebar.
"Ibuk.." ujar Mazaya saat tahu yang datang adalah Ranti-ibu Rana.
Mazaya menoleh ke samping untuk meminta penjelasan Rana.
"Karena Mama aku makanya bawa kamu ke ruangan ini, mau di jelasin kamu ngomong terus ya udah aku tarik aja tadi," ucap Rana.
"Makanya bilang dari tadi!" ketus Mazaya.
Wajar saja Mazaya marah. Dokter Siluman nan narsis ini malah menarik dirinya dari kantin sampai ruangannya. Berdua lagi di dalam ruangannya.
"Mazaya," ujar Ranti langsung memeluk Mazaya.
"Ibuk rindu," ucap Ranti lagi.
"Anaknya siapa, yang dirinduin siapa!" ketus Rana.
"Iri bilang boss," kekeh Mazaya menirukan kalimat yang sering diucapkan Rana. Seru juga membuat Rana iri, pikir Mazaya.
Rana memicingkan matanya heran.
"Kamu udah makan Nak?" tanya Ranti.
"Belum Ma," jawab Rana.
"Siapa yang nanya kamu!" ketus Ranti.
"Aya udah makan?" tanya Ranti.
Rana melongo. Ibunya behhh jangan-jangan lupa ingatan, pikir Rana.
"Eehh..belum Buk," jawab Mazaya ragu.
Walau Mazaya ke kantin, tapi dia tidak bisa makan. Selera makannya hilang karena Rana membuntutinya. Alhasil selama 2 jam dirinya cuma adu mulut dengan Rana sampai akhirnya ia di tarik Rana ke ruangannya.
"Aya makan ya," ucap Ranti sambil mengangkat rantang di tangan kanannya. Mazaya mengangguk pelan.
"Lah aku Ma?" tanya Rana melas menunjuk dirinya sendiri.
"Lah Mama kira kamu udah makan, jadi Mama cuma bawa dikit untuk Mazaya doang," ujar Ranti santai.
Rana mengelus dadanya pasrah. Mama nya kelewatan.
Mazaya mengulum senyum melihat raut wajah Rana.
"Lagian kamu bisa beli kan!" ketus Ranti.
Ya Allah, kenapa punya emak seketus ini, batin Rana.
"Iya Ma, iya," ucap Rana sambil menganggukkan kepalanya dan tersenyum paksa. Kalau tidak begitu, bisa-bisa kena ceramah dia.
"Padahal ya, masakan rumah lebih baik dari pada masakan di luar," gumam Rana yang masih bisa didengar Mazaya.
Mazaya menatap Rana kasihan. Rana memasang muka datarnya kala di tatap kasihan begitu.
Mazaya langsung menjulurkan lidahnya mengejek Rana kala Ranti tak melihat dirinya.
Sukses abis bikin Rana cemburu, pikir Mazaya.
"Ya udah ini di makan ya sayang," ucap Ranti.
"Iya Buk, makasih ya Buk, jadi ngerepotin kan," kekeh Mazaya.
"Halah gak papa, untuk kamu apa sih yang enggak," kekeh Ranti.
Mereka pun tertawa kecuali Rana yang menghela napasnya kasar.
"Ya udah, Ibuk pamit pulang dulu ya."
"Loh kok cepet banget Buk?"
"Iya, Ibuk cuma mau kasih makan malam ini aja sama Aya," ujar Ranti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)
Romance[Romance~Comedy] Baca terlebih dahulu "Kenapa Pergi?" biar nyambung😁 Jangan lupa follow dan vote serta komen karena Mak suka baca komen dan balas🥰 ------------------------------------ Rana Putra seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dokter muda...