Mazaya sudah sembuh begitu pun dengan Alexsa dan Alex juga sudah kembali ke Singapura karena pekerjaannya sudah sangat menumpuk belum lagi butik yang sekarang juga Alex pantau karena pemiliknya malah asikan di Indonesia. Ya, siapa lagi kalau bukan Mazaya dan Alexsa.
Sebenarnya Alex sudah memaksa adiknya itu agar pulang juga, tapi drama kembali terjadi. Mau tidak mau Alex menuruti kemauan adiknya itu.
Mazaya juga tak enak hati pada Alex sebenarnya karena sudah menambah beban tanggung jawab pada Alex, tapi saat ini Mazaya benar-benar tidak bisa sedekar mengecek butik karena sebentar lagi Dokter Aryo akan menikah.
Seperti saat ini, Mazaya sedang berada di rumah Dokter Aryo. Sahabat-sahabatnya juga berada di situ.
"Aya, lu tuh sakit kenapa gak kabarin kami sih?" protes Deden.
Saat ini memang Mazaya sedang diintrogasi oleh sahabat-sahabatnya karena tidak mengabari mereka tentang sakitnya.
"Sorry, gak lama juga dirawat gue mah, cuma beberapa hari doang." Mazaya cengir bagaimana pun ia tetap bersalah.
"Tetap aja namanya juga SAKIT!" ujar Rido tak kalah protesnya.
Sarah sudah menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sikap Rido dan Deden memang tak ada yang berubah. Sifat merajuk mereka berdua masih melekat hingga sedewasa ini.
"Sayang kondisikan sifat merajuk mu itu, gak mau aku ya anak kita ikutan merajuk kayak kamu, RIBET," ujar Sarah dengan kekehan kecilnya. Ia hanya berniat menggoda saja.
"Kamu mahhh," rajuk Deden sambil mendusel-dusel di lengan Sarah.
"Menjijikan!" ucap Rido melihat tingkah Deden.
"Iri bilang boss." Deden menertawakan Rido.
Saat ini, Sarah memang sedang mengandung. Alhamdulillah.
"Akhirnya gue bakalan punya ponakan," bangga Mazaya sangat bahagia.
"Gue mau dipanggil Mommy boleh?" tanya Mazaya.
"Gilak aja lu. Bisa salah ibu anak gue entar," protes Deden tidak setuju. Semua orang pun tertawa.
"Ya elah, gitu aja marah," kekeh Mazaya. Ia memang sengaja menggoda karena tadi Deden dan Rido masih merajuk.
"Mau? lu bikin sono," ucap Deden se-enaknya.
"Astoge oncom, untung gue masih polos," ucap Rido histeris dibuat-buat.
"Seru banget kayaknya sampai histeris gitu," ucap ibu Dokter Aryo.
"Iya nih, sampai terpingkal-pingkal ketawa," ujar ayah Dokter Aryo setuju.
"Rido aja yang berlebihan itu Tante," ucap Deden menantang Rido.
"Selera humor lu yang RENDAH," ucap Rido tak mau kalah jika di tantang begitu apa lagi lirikan Deden seperti itu.
"Sudah-sudah. Dari dulu kalian tidak pernah berubah," ucap ibu Dokter Aryo tertawa kecil.
"Deden itu sok an Tante," ujar Rido.
"Lu iri bilang! Gak bisa kayak gini kan!" Deden mencium pipi Sarah cepat sebelum mendapatkan pukulan, setelahnya langsung bergeser karena Sarah sudah melotot.
Semua orang tertawa menyaksikan adegan barusan.
"Kamu kalau gak punya malu, gak papa silahkan. Jangan bawa-bawa aku juga!" Ketus Sarah.
Deden hanya cekikikkan. Yang lain sudah tertawa.
"Ampuni dosa sahabat hamba ini, Ya Allah." Rido mengadahkan tangannya lalu mengusap ke wajahnya. Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)
Romantizm[Romance~Comedy] Baca terlebih dahulu "Kenapa Pergi?" biar nyambung😁 Jangan lupa follow dan vote serta komen karena Mak suka baca komen dan balas🥰 ------------------------------------ Rana Putra seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dokter muda...