Hari ini adalah hari bahagia bagi dua insan yang ingin meresmikan hubungan secara agama serta diakui oleh negara. Sebentar lagi, acara akad akan dimulai. Terlihat dari kedua keluarga sangat bahagia.
"Tes-tes, 1 2 3." Rido mulai membuka acara. Ia ditunjuk untuk menjadi MC di pernikahan Mazaya dan Rana.
"4 5 6," sahut Deden selaku partner Rido.
"Hentikan Romaa," ujar Rido. Para tamu undangan pun tertawa melihat interaksi keduanya.
"Bismillah. Assalammualaikum warohmatullah wabarokatu." Rido mulai serius walau jantungnya sudah ingin keluar dari dalam dada sedangkan Deden biasa saja.
"Wa'alaikummussalam warohmatullah wabarokatu."
"Perkenalkan nama saya Deden, dan ini adik saya Ipin," ujar Deden menirukan kartun upin-ipin.
"Kamu ini berdosa bangettt," ucap Rido sudah kesal, baru juga pembukaan sudah bikin naik darah.
"Biar gak tegang-tegang amat gitu kitanya," kekeh Deden. Tamu undangan pun ikut terkekeh.
"Baik, perkenalkan nama saya Deden dan di sebelah kanan saya namanya Rido, dia masih jomblo," ujar Deden lagi. Rido tampak tersenyum kecut. Bikin malu, begitulah pemikiran Rido.
"Selamat datang kami ucapkan untuk tamu undangan sekalian, tetap di sini jangan ke mana-mana karena sesaat lagi kita akan menyaksikan akad nikah Mazaya dan Rana, tepuk tangannya," ujar Deden semangat sekali. Rido pun mau tak mau ikut tepuk tangan dan tersenyum.
"Formal dikit Deden," bisik Rido pada Deden.
"Santuy," jawab Deden.
"Ok, sepertinya partner saya salah minum obat jadi harap maklum pemirsa," ujar Rido mengikuti alur yang Deden buat. Untung-untung uji nyali.
Suasana justru mendadak cair yang tadinya tegang bukan main kini tidak tegang lagi karena dua MC yang kocak abis.
"Hilihh si bangbank," bisik Deden pada Rido.
"Bagaimana pasanganku, mau langsung saja atau kita ulur-ulur sampai kedua mempelai mengusir kita?" tanya Rido. Tamu undangan tak hentinya dibuat ketawa oleh dua MC yang sedang berdiri.
"Mon maaf gitu yaa kan, saya udah ada pasangan halal. Nohhh yang duduk manis di depan. Sooo, jangan panggil saya pasangan, tapi...kasihh haha." Deden tertawa begitu juga dengan Rido.
"Baiklah kasih," ucap Rido.
"Hentikan romaa," ujar Deden dengan kekehannya.
"Buat ibu-ibu sekalian yang memiliki anak perempuan, tolong yang berminat menjadikan sohib saya sebagai menantu silahkan hubungin kontak di bawa ini," ujar Deden dengan nada bicara promosi.
"Mon maaf gitu yaa kan Pak, saya bukan barang gitu, tapi bolehlah haha."
"Nah loh, lihat mempelai laki-lakinya sudah pelototi kita, Rido."
Kenyataanya justru tidak begitu. Rana yang gugup mendengar tudingan Deden jadi malu padahal ia tidak pelototi mereka berdua justru ia sedang mengingat-ingat lafadz yang akan ia ucapkan nanti.
"Sepertinya mempelai laki-laki sudah tidak sabar untuk ke kamar," kekeh Rido.
"Astaghfirullah kamu berdosa banget," kekeh Deden.
Tamu undangan kembali tertawa.
"Ya sudah kalau gitu kami pamit," ujar Deden.
"Eeeh belum Pak, belum. Di mulai saja belum kok malah ngajak pamit gitu yaa kan!" ujar Rido.
"Maafkan sohib saya ya pemirsa," ucap Deden.
"Kok jadi saya gitu yaa kan? Ehmm." Rido kesel sendiri. Memang kalau ia disandingkan dengan Deden gak bisa serius-serius kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)
Romance[Romance~Comedy] Baca terlebih dahulu "Kenapa Pergi?" biar nyambung😁 Jangan lupa follow dan vote serta komen karena Mak suka baca komen dan balas🥰 ------------------------------------ Rana Putra seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dokter muda...