18| Saya Mencintai Kamu

768 61 11
                                    

Di tempat lain, Dokter Aryo sedang berusaha menenangkan Amora di dalam mobilnya karena tak ingin menjadi sorotan orang-orang di sekitar rumah sakit. Amora terus saja menangis, sedangkan Dokter Aryo berusaha untuk menjelaskan, tapi Amora terus mencela ucapannya.

"Amora dengarkan saya dulu, itu semua gak seperti yang kamu pikirkan."

"Jadi apa HAH!" Amora memekik, tapi air matanya tetap mengalir.

Dokter Aryo mengelus dadanya agar lebih bersabar menghadapi wanita di sebelahnya. Dan suara Amora yang meninggi. Ia tak boleh sampai menaikan nada bicaranya, pikir Dokter Aryo untuk dirinya sendiri.

"Amora, dia itu cuma adi..."

"Selingkuhan, IYA! kamu tuh jahat, jahatt..hiks hiks."

Dokter Aryo langsung memeluk Amora karena Amora sudah terisak walau sudah dari tadi.

"Dengerin saya dulu Amora."

"Kamu jahat, jahaatt hiks hiks," lirih Amora sambil memukul dada bidang Dokter Aryo secara pelan karena ia tak bertenaga.

"Kamu jangan kayak gini, nanti kamu pingsan Amora," ucap Dokter Aryo lembut sambil mengusap punggung Amora.

"Biarin aja, sekalian aku mati," ujar Amora pelan, tapi masih bisa di dengar Dokter Aryo.

"Husss mulutnya, kamu mau ninggalin saya, iya!"

Tak ada jawaban. Namun, Amora menggeleng pelan. Gelengan yang sebagai jawaban tidak.

"Jangan bicara yang tidak-tidak Amora, saya gak bisa kehilangan kamu. Cukup sekali saya kehilangan orang yang saya cintai," ujar Dokter Aryo, ia pun menitikkan air matanya membayangkan adiknya yang sudah tiada dan membayangkan bagaimana rasa sakit jika Amora pun meninggalkannya.

"Aku gak mau ninggalin hiks hiks kamu," lirih Amora, ia pun membalas pelukan Dokter Aryo dengan sangat erat.

"Saya tahu, kamu mencintai saya."

Mereka berdua saling memeluk erat menyalurkan rasa cinta yang mereka rasakan.

Cinta memang tak terduga datangnya, dulu rasanya enggan mencintai, tapi sekarang justru itu harus dilakukan setiap saat.

Dulu rasanya tidak mau untuk dicintai, tapi sekarang itu justru selalu diharapkan.

Dan saling mencintai adalah anugerah yang tidak ingin dihilangkan.

"Saya sangat mencintai kamu Amora, maafkan saya yang dulu selalu mengacuhkan mu," ujar Dokter Aryo.

"Itu hak kamu, kamu berhak untuk menolak atau pun menghindar, tapi setidaknya kamu tak pernah menyakitiku," ucap Amora.

"Terima kasih kamu tak pernah lelah untuk meyakinkan saya dan terima kasih kamu tak pernah menyerah menyadarkan saya kalau saya juga mencintai kamu," ujar Dokter Aryo sambil mengecup kening Amora.

"Saya merasa bodoh karena tidak menyadarinya dari dulu," kekeh Dokter Aryo.

"Terkadang, orang lain lebih tahu apa yang kita rasakan karena ada saatnya kita tidak bisa mengerti perasaan kita sendiri," ucap Amora mendongakkan kepalanya.

Mereka saling menatap, mata mereka memancarkan ketulusan, senyuman sebagai tanda mereka bahagia.

"Saya bahagia bisa menabrak kamu tidak sengaja dulu," kekeh Dokter Aryo sambil mengingat masa itu.

Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang