11| Terserang Rindu

863 67 4
                                    

"Makasih ya Tante," ujar seseorang. Mazaya menoleh ke sumber suara dan ia langsung terkejut.

"Kamu!" teriak Mazaya.

Mazaya menyeringai kala mengetahui siapa.

"Kamu buntuti saya?" tanya Mazaya kesal.

"Kamu kepedean," ujar Rana sambil tersenyum. Rana tidak menyangka akan bertemu Mazaya lagi. Hari ini memang keberuntungan baginya. Menolong orang eeh sekalian ketemu jodoh, hehe calon...

"Kan saya sudah katakan kalau kita akan bertemu hari ini."

Mazaya memutar bola matanya malas.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Mama Ina yang memang bingung.

"Cuma kenal aja kok, Ma."

"Tapi gak tahu ke depannya Tante," ujar Rana tersenyum. Entah apa maksud dari Rana.

"Maksud kamu!" Mazaya menatap sinis Rana.

"Tak kenal maka tak tau. Udah kenal..." Rana menggantungkan ucapannya.

Mama Ina dan Mazaya menunggu sambungan perkataan Rana.

"Jadi..tau," kekeh Rana sambil mengangkat dua jari, piss.

"Narsis!" Ejek Mazaya.

Mama Ina sudah mengulum senyum. " Rana kamu bisa aja," kekeh Mama Ina.

"Rana ini humoris loh Aya. Lucu lagi," ujar Mama Ina.

"Gak osa puji-puji dia, Ma. Lihat tuh..narsis abis."

"Iri bilang boss." Rana tertawa.

"Duduk dulu Rana," ucap Mama Ina yang diangguki Rana.

Rana duduk begitu juga dengan Mazaya.

"Tadi Rana yang menolong Mama," ujar Mama Ina.

"Untung saja ada Rana kalau tidak, Mama udah pingsan di jalan."

Mazaya pun mengangguk paham.

"Makasih ya Rana?"

"Sama-sama Tante."

"Emang kalau jodoh gitu Tan, tolongin ibunya jadi ketemu anaknya," kekeh Rana menggoda Mazaya.

"Jangan mengada-ngada anda ya!" Peringatan dari Mazaya.

"Kamu bisa saja," kekeh Mama Ina. Sejujurnya, ia menyukai Rana cocok untuk dijadikan menantu. Apa lagi setelah ia tahu bahwa Rana dan Mazaya sudah saling mengenal. Dan sepertinya, Rana menyukai Mazaya, begitulah perkiraannya.

"Saya permisi dulu ya Tante, harus ke rumah sakit ada pasien soalnya," ujar Rana. Walau ia ingin sekali berlama-lama di rumah Mazaya.

"Hati-hati ya," ucap Mama Ina.

Rana pun mendekat ke Mama Ina lalu salim.

"Kalau mau deketin anak Tante boleh kok. Tante bantu," bisik Mama Ina pada Rana yang mengangguk dan mengacungkan jempol.

"Bisik-bisik tetangga," ujar Mazaya karena ia mencurigai ibunya dan Rana.

Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang