2| Melepaskan Rindu

1.6K 95 8
                                    

Mazaya dan Alexsa sudah duduk di dalam cafe. Mazaya berniat memperkenalkan Alexsa pada sahabat-sahabatnya dan Mazaya juga sudah sangat merindukan sahabat-sahabatnya itu. Walau ia sering Video call, tapi rindu tetap harus dihilangkan dengan pertemuan. Walau Mazaya tak akan bisa menghilangkan rindunya pada alien nya.

Alexsa tampak sangat antusias sekali menunggu membuat Mazaya terheran-heran dengan sahabatnya itu.

"Kamu kenapa kayak ulat gini sih, Alexsa?" tanya Mazaya sambil memandang Alexsa.

"Enggak tahu, aku juga heran," jawab Alexsa.

"Diri sendiri kok heran sih, aneh banget."

"Au ahh dech. Aku deg-deg an tahu gak sih!"

"Lah, santai aja kali. Sahabat-sahabat aku baik semua, Alexsa."

"Deg-deg an nya tu beda banget asli," ujar Alexsa sambil memegang dadanya.

"Jantungku rasanya mau keluar dech," ucapnya lagi.

Mazaya memutar bola matanya malas.

"Lebay itu namanya," kekeh Mazaya.

Alexsa langsung menatap tajam Mazaya.

Tak lama datanglah mereka yang ditunggu-tunggu Mazaya dan Alexsa.

"Maaf ya, kami telat," ujar Sarah.

"Aya, gue rindu banget," ucap Sarah sambil memeluk erat Mazaya yang juga memeluk ia tak kalah erat. Mereka saling menyalurkan rasa rindu yang sudah sangat lama dipendam.

"Gue juga rindu banget," ucap Mazaya sambil menitikkan air matanya.

"Sama kami enggak ni," ujar Rido.

Mazaya merenggangkan pelukannya lalu, memandang Rido dan Deden.

"Gak osa ditanya. Gue rindu banget sama kalian semua," ucap Mazaya sambil tersenyum.

Mereka pun duduk bersama.

Rido memegang tangan kiri Mazaya yang kebetulan ada di atas meja.

"Adek abang kuat kan?" tanya Rido. Mazaya mengangguk sambil menitikkan air matanya walau ia tetap tersenyum mungkin terpaksa karena hatinya sedang menangis.

"Harus semangat, ok," ujar Rido sambil menyeka air mata Mazaya.

Semua yang berada di situ terharu termasuk Alexsa walau ia juga bingung.

Mazaya langsung berhambur memeluk Rido. Ia menangis lagi karena ia wanita lemah yang berpura-pura tegar.

"Ikhlasin ya, jangan kayak gini terus. Masih panjang perjalanan kamu, paham?" tanya Rido memeluk erat Mazaya memberikan ketegaran pada Mazaya.

"Iya, Aya pasti berusaha."

"Rido aja yang dipeluk, gue enggak," ketus Deden manyun.

"Lu mah udah punya bini, sebelah lu tu bini lo," kekeh Rido.

Sarah dan Deden memang sudah menikah beberapa bulan yang lalu karena Mazaya yang tak bisa datang karena masalalu nya. Sarah dan Deden pun memaklumi itu karena mereka juga tak ingin melihat Mazaya bersedih.

"Yaelah gak papa kali, Deden kan juga anggap Aya adeknya," kekeh Sarah.

Mereka pun terkekeh bersama. Mazaya lalu bangkit karena mendapatkan persetujuan dari Sarah. Mazaya pun memeluk erat Deden, lagi dan lagi ia kembali menangis.

"Udah jangan nangis lagi, senyum dong," ujar Deden. Mazaya pun mengangguk dalam pelukan Deden. Sarah tentu terharu melihat pemandangan di dekatnya itu.

Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang