Ceklek
Pintu terbuka lebar nampak lah sosok laki-laki dewasa yang tampan. Rahangnya mengeras pertanda ia sedang menahan amarah.
"Tuh kan sakit! Gak ada penolakan, setelah sembuh langsung pulang ke Singapura," ujar Alex-abang Alexsa yang datang tiba-tiba.
"Abang ihh," rengek Alexsa.
Sebenarnya, Mazaya lah yang memberitahu Alex bahwa Alexsa sedang sakit. Entah itu tindakan benar yang Mazaya lakukan atau tidak, ia tak tahu. Pikir Mazaya, dirinya harus memberitahu keadaan Alexsa.
"Dibilangin juga apa! Baru berapa hari di Indonesia udah sakit. Sok-sok an mau jauh dari Abang dan orang tua!"
Alexsa hanya memanyunkan bibirnya mendengar ceramah dari abangnya itu. Salah dia juga, kenapa dia tak menjaga dirinya dengan baik, berlagak nya bisa jaga diri saat merengek pada abang dan orang tuanya kemarin saat meminta izin untuk tinggal di Indonesia.
"Maafin Om dan Tante, ya Alex. Gak bisa jaga Alexsa dengan baik," ujar Papa Adi.
"Enggak Om, ini bukan salah Om dan Tante, tapi emang dasarnya Alexsa ini bandel banget. Maafin adik Alex ya kalau ngerepotin Om sama Tante," ucap Alex.
"Enggak ngerepotin kok Alex, malah kami senang ada Alexsa tinggal sama kami, ya kan Pa?" tanya Mama Ina yang diangguki Papa Adi.
Alex pun tersenyum.
"Ma, Alexsa masih boleh tinggal sama Mama dan Papa kan di sini?"
"Enggak ada!" ketus Alex cepat.
"Kamu pulang ke Singapura," lanjut Alex lagi.
Alexsa mendengus kesal mendengar penuturan abangnya itu. Ia juga merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa ceroboh. Ahh ternyata sesakit ini patah hati, pikir Alexsa.
"Ihh jangan gitu lah Bang," rengek Alexsa.
"Pulang!" perintah Alex yang tak mau dibantah lagi.
"Ma pujukin Bang Alex ya yaa?" rengek Alexsa.
"Biarin dia di sini Alex, Om akan menjaganya dengan ketat."
"Tapi Om...Alex gak mau dia sakit lagi," ujar Alex.
"Janji dech...Aku gak akan sakit lagi. Kalau sakit lagi, Abang seret aja aku," rengek Alexsa lagi, ia masih berusaha meyakinkan abangnya itu.
Alex pun membuang napasnya kasar. Mau tidak mau, ia pun mengangguk setuju membuat Alexsa bersorak riang.
"Dasar!" Ujar Alex lembut sambil mengacak rambut adiknya.
"Mazaya mana?" tanya Alex saat menyadari tidak ada batang hidung Mazaya di ruangan perawatan adiknya.
"Dia ke kantin sama pacarnya," ucap Mama Ina.
"Jangan mengada-ngada ya Ma," peringatan dari Papa Adi.
Alexsa menahan tawanya melihat tatapan sengit suami istri di dekatnya itu. Sedangan, Alex kebingungan.
"Pacar?" tela'ah Alex.
Mama Ina mengangguk sedangkan Papa Adi menggeleng. Ah yaa, suami istri ini membuat Alex semakin bingung.
"Nanti aku ceritain Bang," bisik Alexsa.
"Ya udah Om sama Tante pulang dulu ya, gak papa kan malam ini Alex sama Mazaya saja yang temani Alexsa?" tanya Papa Adi.
"Gak papa kok Om," jawab Alex.
"Ya sudah. Kami pamit dulu. Cepat sembuh ya sayang," ujar Mama Ina sambil mengusap kepala Alexsa.
"Makasih ya Ma, Pa?" Ujar Alexsa tersenyum manis.
Mama Ina dan Papa Adi pun mengangguk.
"Besok kita ke sini lagi," ujar Papa Adi merangkul istrinya.
Alexsa dan Alex pun mengangguk setuju.
Suami istri itu pun meninggalkan ruangan Alexsa.
"Ceritain ke Abang Dek!" ucap Alex.
Alexsa pun menceritakan semuanya. Mulai dari menceritakan Mazaya sampai ke menceritakan perasaan dirinya sendiri pada sahabat Mazaya.
Alex yang mengetahui niat tersembunyi adiknya itu hanya menatap sinis. Berani-beraninya, adiknya merahasiakan hal itu padanya, pikirnya.
"Terus dia nya?" tanya Alex saat Alexsa sudah selesai menceritakan tentang Renaldo.
"Dia nya gak suka sama aku," lirih Alexsa dramatis.
"Berani-beraninya dia nolak Adik Abang," ujar Alex.
"Bukan gitu Bang, dia masih belum bisa melupakan masalalu nya, eeh mungkin gak ada pernah bisa lupa," ujar Alexsa membuat abangnya semakin bingung.
Alexsa pun menghela napasnya panjang lalu menceritakan tentang masalalu Renaldo seperti Mazaya ceritakan beberapa hari yang lalu. Tidak ada yang dilebihkan pun tidak ada yang dikurangkan, semuanya sama persis dengan yang Mazaya ceritakan.
Alex terus mendengar curhatan adiknya itu.
"Miris sekali nasibmu Nak Nak," dramatis Alex menggoda adiknya.
Alexsa langsung memukul lengan kekar abangnya itu. Beginilah kalau cerita ke abang sendiri apa lagi perihal percintaan.
"Buruk sekali percintaan mu anak muda," kekeh Alex.
"Halah percintaan Abang lebih buruk bahkan dah membusuk," ejek Alexsa.
Mereka pun tertawa. Kisah cinta adik kakak itu memang sangat buruk. Adiknya susah meyakinkan pria yang disukainya sedangkan abangnya, jangankan mau meyakinkan wanita, yang dekat saja tidak ada. Sebenarnya tanpa Alex sadari, ada yang menyukainya, tapi Alex tidak peka dan tidak menyadarinya. Karena yang menyukai Alex adalah sekretarisnya sendiri. Pantas saja Alex tidak sadar, toh bentuk kedekatan mereka ya sebagai rekan.
Sedihnya nasibmu wahai sekretaris Alex.😂
"Bujang lapuk," kekeh Alexsa. Mereka pun tertawa lagi.
Hari semakin sore, sebentar lagi malam akan segera tiba.
"Mazaya pergi makan di kantin atau pergi makan ke kondangan, lama banget," ujar Alexsa saat sadar bahwa sahabatnya itu sudah 2 jam tak kunjung muncul.
"Mungkin ngantri kayak di kondangan gitu," kekeh Alex. Mereka pun tertawa.
"Abang lihat aja ya kayak mana Si Dokter Rana Putra itu," kekeh Alexsa.
Alex pun tak sabar untuk segera melihat sosok laki-laki yang menyukai Mazaya. Dari cerita adiknya, Dokter Rana Putra itu ganteng.
"Masih ganteng an Abang kan Dek?" tanya Alex.
"Idih siapa yang pernah bilang Abang ganteng! Berarti dia buta." Alexsa tertawa terbahak-bahak. Punya abang kok kepedean banget, eeh dirinya sendiri juga kepedean, pikir Alexsa.
"Berarti sekretaris Abang buta dong!" ujar Alex mengulum senyum.
"Maksud Abang?" tanya Alexsa heran.
"Tadi pas Mazaya udah kabarin Abang tentang kamu sakit, Abang langsung khawatir kali terus...dia bilang Abang ganteng," ujar Alex bangga.
"Dia bukan muji, tapi tenangkan Abang. Abang kok Bodo banget sih, itu aja gak tahu," ucap Alexsa meremehkan abangnya.
Alex langsung mencubit pipi adiknya gemas. Walau otaknya memikirkan ucapan adiknya barusan dan anehnya ia malah memikirkan sekretarisnya.
Alexsa dan Alex terus mengobrol, sesekali ada gelak tawa.
*****
Di tempat lain, Mazaya justru bertarung dengan Dokter Siluman yang narsis abis.
"Tolong, menjauhlah dariku!" ketus Mazaya.
"Tidak mau!" ketus Rana tak kalah ketus.
Mereka sedang berada di dalam ruangan Rana.
*****
Ngapain hayo?😂Berdosa kamu Mak🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)
Roman d'amour[Romance~Comedy] Baca terlebih dahulu "Kenapa Pergi?" biar nyambung😁 Jangan lupa follow dan vote serta komen karena Mak suka baca komen dan balas🥰 ------------------------------------ Rana Putra seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dokter muda...