Tak lama Dokter Aryo dan Rana masuk.
"Wih, ngumpul nih," ucap Dokter Aryo sumringah. Ya, iyalah kan mau nikah.
"Bahagia bener kelihatannya," kekeh Rido.
"Ya dong kan mau nikah," jawab Dokter Aryo bangga.
"Mau buat anak berapa Bang?" tanya Deden serius justru membuat semua orang tertawa.
"Gue serius padahal," ucapnya lagi.
"Pertanyaan kamu itu loh," ucap Sarah mencubit pinggang suaminya yang tidak di filter dulu kalau bicara.
"Entah tuh, dimana-mana orang nanya tu gini, rencana mau buat berapa momongan? Gitu," ujar Rido tertawa.
"Sama aja peak!"
Dokter Aryo justru tertawa, sudah tidak bisa menahannya.
"Saya mah mau buat senikmatnya," jawab enteng Dokter Aryo yang justru membuat semua orang tertawa apa lagi Deden dan Rido.
"Gak lihat ada kami apa!" ketus Mazaya.
"Habisnya kecil, gak nampak," jawab Dokter Aryo mengacak rambut Mazaya.
"Lu bakalan gak bisa manja-manja lagi sama Bang Aryo, hahah." Tawa Rido.
"Gak papa, kan gue udah ada. Emang kayak lu," ejek Mazaya.
"Gak osa bucin bisa?" ucap Rana. Mazaya manyun.
Mazaya memang sekarang lebih bucin dari Rana bahkan tidak lihat tempat. Manja sekali, tapi Rana suka cuma kalau di depan orang-orang kan malu! Hilih, punya malu ternyata si Rana.
"Buruan nikahin si bucin satu ini Rana," kekeh Dokter Aryo.
Rana hanya tersenyum.
"Kalian sudah makan?" tanya Dokter Aryo.
"Udahlah, masa belum," jawab Deden.
"Oh bagus, kalau gitu saya mau makan dulu dah lapar. Nikah juga butuh tenaga."
Penuturan Dokter Aryo mengundang gelak tawa Deden. Ya, hanya dia yang paham.
"Untung gue masih polos," ucap Rido.
"Rana ayo makan," ajak Dokter Aryo yang diangguki Rana.
"Ikuttt," rengek Mazaya sambil berdiri.
"Astaghfirullah," ucap Rana yang melihat kelakuan Mazaya sekarang. Gak malu-malu lagi buat manja-manja dengannya walau sifat ketusnya juga sering muncul.
"Kalau gitu saya makan di kamar ya, ada yang harus dikerjain," ucap Dokter Aryo pada Rana yang mengangguk.
"Hilih, paling juga Video Call an," ujar Deden.
Dokter Aryo langsung memberi jempolnya sambil cengir.
"Saya juga gitu dulu Bang. Ya kan sayang?" Deden mengedipkan matanya pada Sarah.
Sarah bukannya merona, ia justru menatap sinis suaminya itu.
"Bilang sama Mama kamu Nak, jangan marah-marah nanti cepat tua," ucap Deden sambil mengusap perut Sarah.
"Kemesraan apakah ini," ujar Rido menirukan suara Papa Zola di kartun Boboiboy.
"Nyusul cepat Bang, biar kita bikin iri para jomblo ini," tunjuk Deden ke arah Rido, Renaldo dan Mazaya.
"Enak aja, gue bisa juga," ucap Mazaya tidak terima karena dia sudah memiliki gandengan tinggal nikah saja, tapi Rana juga belum melamarnya.
Rana mengusap muka Mazaya, "Kamu ini," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)
Romance[Romance~Comedy] Baca terlebih dahulu "Kenapa Pergi?" biar nyambung😁 Jangan lupa follow dan vote serta komen karena Mak suka baca komen dan balas🥰 ------------------------------------ Rana Putra seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dokter muda...