15| Kebohongan

815 63 8
                                    

Hari sudah benar-benar menggelap menandakan hari sudah malam. Bulan bersinar di angkasa dengan keindahannya serta para gemintang yang menemaninya.

"Kamu lama sekali Mazaya?" tanya Alexsa kesal. Pasalnya Mazaya berjam-jam keluar.

"Sorry," ucap Mazaya benar-benar menyesal.

Ceklek...

Pintu kamar mandi terbuka.

"Baru pulang kondangan Buk?" kekeh Alex.

"Hah!" Mazaya tentu terkejut.

"Kondangan, apa maksudmu?" tanya Mazaya bingung.

"Lupakan saja," ujar Alex.

"Sudah kenyang kah diri mu?" tanyanya lagi.

Mazaya pun mengangguk, "Entah nanti." Mazaya tertawa.

"Dasar perut karet," kekeh Alexsa.

"Ngomong-ngomong mana Dokter tampan itu?" tanya Alex.

"Siapa yang kamu maksud Alex?"

"Dokter Rana Putra, kata adikku dia Dokter tampan."

Mazaya langsung menatap Alexsa yang ditatap justru cengir saja.

"Heh tampan!" gumam Mazaya yang tidak bisa didengar Alex.

"Oh Si Dokter Siluman itu, dia di ruangannya," jawab Mazaya enteng. Toh, memang benar.

"Hah!" Bagaimana kamu tahu Mazaya?" Alexsa heran.

"Astaga Alexsa, kamu tak melihat bagaimana dia selalu membuntuti ku!" ketus Mazaya.

Alexsa ini tak punya mata atau pikun, pikir Mazaya.

"Iya iya...lebih cocok seperti sepasang kekasih malah." Alexsa tertawa begitu juga dengan Alex.

"Alexsa kamu bisa saja," kekeh Alex dibuat-buat mirip suara perempuan.

Mereka menertawakan Mazaya yang sudah memasang muka marah.

"Ah lebih baik aku keluar!" ketus Mazaya.

"Hei mau ke mana kamu," teriak Alexsa kala melihat Mazaya yang berjalan menuju pintu hendak keluar.

"Kondangan, byeee," ujar Mazaya.

Mazaya pun benar-benar keluar dari ruangan Alexsa, tapi ia tidak benar-benar pergi kondangan pemirsa.

Mazaya melangkahkan kakinya menuju ruangan Dokter Aryo. Berhubung ia sedang di rumah sakit tempat Dokter Aryo bekerja.

Sampailah Mazaya di lorong menuju ruangan Dokter Aryo. Berjalan sesantai mungkin.

"Mazaya," panggil seseorang yang Mazaya sudah hafal suara siapa.

"Astaga, dia lagi," gumam Mazaya menoleh ke belakang tampaklah Rana Putra.

"Kapan diriku tak dihantui olehnya," gumam Mazaya lagi.

Rana mendekat, "Mau ke mana kamu?" tanyanya.

"Oh...jalan-jalan saja," jawab Mazaya gugup. Ngapain coba dirinya berbohong.

"Oh begitu." Mazaya mengangguk.

"Mazaya, Rana," ujar seseorang tak jauh dari mereka.

Mereka berdua pun menoleh ke sumber suara.

"Bang Aryo," heran Rana. Dia heran, bagaimana Dokter Aryo tahu Mazaya.

Dokter Aryo mendekat dengan Mazaya. Lalu Mazaya memeluk Dokter Aryo yang juga dibalas membuat Rana memanas di tempatnya berdiri.

Ada yang panas, tapi bukan air.😂

Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang