Rana berdiri di jendela ruangannya. Ia masih berada di rumah sakit walau matahari sudah menghilang dan digantikan oleh sang bulan.
Rana tersenyum sangat lebar, entah apa yang sedang ia pikirkan mungkin memikirkan seorang wanita.
"Kenapa jantungku rasa mau copot dari tempatnya!" Rana memegang dadanya yang berdetak lebih cepat dari kenormalan nya.
"Apa perlu aku periksa?"
Hujan turun membasahi bumi. Makin lama makin lebat.
"Ini hujan apa kangen, kok deras banget," kekeh Rana.
"Lebay banget lu," ucap seseorang dari belakang. Rana menoleh dan ternyata Dokter Aryo lah yang mengganggu lamunannya.
"Berisik!" ketus Rana. Seniornya itu suka sekali mengganggunya.
"Dasar bucin!" ketus Dokter Aryo.
"Ngapain lu ke sini, Bang?" tanya Rana.
"Tadi niatnya mau kasih tahu kalau ada pasien, tapi setelah tahu kondisi lu yang kayak gini kayaknya lu butuh pengobatan," ujar Dokter Aryo.
Rana mengerutkan dahinya. Perasaannya, ia baik-baik saja.
"Yuk lah," ajak Dokter Aryo.
"Ke mana?" tanya Rana.
"Periksa lu ke rumah sakit JIWA!" Dokter Aryo tertawa puas. Rana sudah memasang tatapan tajamnya.
"Awas lu Bang."
Dokter Aryo tetap tertawa.
"Habisnya lu aneh, udah tahu hujan malah disamain dengan kangen," kekeh Dokter Aryo.
"Suka-suka saya dong!"
"Bang?"
"Ehmm."
"Gue rasa, jantung gue bermasalah."
"Hah?"
"Iya, dari tadi detakan nya diluar kenormalan," ujar Rana.
"Periksa sono. Jangan-jangan lu kena gangguan irama jantung."
"Tapi Bang, ini mendadak," ujar Rana sambil memegangi dadanya lagi.
"Tuh kan detakan nya cepat."
"Maksud lu?" tanya Dokter Aryo heran.
"Iya, mendadak sejak gue jumpa cewek tadi," ucap Rana.
"Apa perlu diperiksa Bang?"
Dokter Aryo menghela napasnya kasar.
"Itu bukan penyakit bambank," ujar Dokter Aryo malas.
"Itu lu nya deg-deg an. Ngapain lu periksa ke dokter."
"Apa bahaya Bang?"
Dasar Rana yang polos masalah begituan. Untung Dokter Aryo sabar.
"Ingin rasanya ku menyobek dada lu, lalu keluarin jantung terus di benyek-benyek," ucap Dokter Aryo geram.
"Kasar banget lu Bang. Lu kira jantung gue squishy! Lagian lu bukan ahli bedah."
"Lagian lu dokter, tapi kok O'on banget."
"Kayak lu gak aja, Bang!"
"Emang gue enggak kok."
"Idih, dasar dokter gadungan," ejek Rana.
"Lu dokter siluman," ejek Dokter Aryo.
Mereka itu memang sangat akrab dan sering bercanda. Ucapan mereka juga sebatas lelucon saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Penyembuh Hati (SELESAI)
Romance[Romance~Comedy] Baca terlebih dahulu "Kenapa Pergi?" biar nyambung😁 Jangan lupa follow dan vote serta komen karena Mak suka baca komen dan balas🥰 ------------------------------------ Rana Putra seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Dokter muda...