The cost
Seven point of view
Aku adalah entitas, dimensi infinit yang membuatku demikian. Alih-alih menyebut diriku adalah penampakan dimensi infinit, aku menyebut diriku entitas yang hidup di dimensi infinit. Dulunyapun aku seorang manusia, tapi ibuku yang membuangku. Di zamanku, ada sebuah perayaan yang disebut hari Ruh. Dihari itu, banyak hal gaib yang berhubungan dengan dimensi lain, penyihir, sihir gelap, ruh, kematian dan sebagainya.
Ibuku dengan idenya yang jenius, ia melemparkan diriku berserta ke dimensi lain dengan bantuan orang pintar. Aku tidak tahu betul bagaimana caranya.
Dimensi infinit hanyalah sebuah dimensi membosankan dimana aku tidak bisa mempunyai teman, atau berjalan-jalan ke dimensi lainnya, berteman dengan manusia maupun ruh dengan benar. Karenanya, aku membuat sebuah permainan.
Pikirku, apakah nanti akan seru kalau aku sedikit campur tangan dengan kehidupan manusia?
Dan pikirku, dengan keikut campuranku, mereka—orang-orang di dimensi lain, akan menganggapku ada. Sebagai entitas ataupun sebuah dimensi infinit yang hebat.
Mereka yang serakah mengajukan banyak permintaan, mereka yang licik mengajukan perjanjian yang saling menguntungkan, mereka yang benar-benar membutuhkan mengajukan janji yang belum tentu mereka mampu tepati, mereka yang baik hati tidak atau bahkan takut mengunjungiku, dan mereka yang gila mengajukan kepadaku hal-hal diluar nalarku.
Aku menghabiskan banyak orang di perang dunia, aku berada di pihak yang jahat. Mereka mengajukan padaku ketenaran. Alhasil, idak sedikit dari mereka yang membuat sekte-sekte pemujaan untukku.
Tapi aku tidak puas, karena itu bukan hal yang aku mau dan butuh.
Red menghentikan aksi brutalku, dia seorang entitas takdir. Dia yang pertama mendatangiku untuk marah-marah dan mengatakan aku ini gila. Tapi dengan upayanya ia dapat membuatku melupakan hal yang gila itu. Dengan syarat dia mau menjadi temanku, sesekali ke dimensi infinit.
Suatu hari, dan suatu permintaan yang merubah sedikit jalur hidupku. Seorang pemuda datang padaku, memohon padaku untuk memberikan kepadanya sebuah kasih sayang. Hidupnya sepi dan hampa tanpa hal iti, ia bahkan menangis di hadapanku karena pemuda itu tidak tahu akan menjaminkan apa padaku.
"Uang dapat memberikanmu kasih sayang, apa kamu berniat jadi miliader? Aku bisa membuatmu demikian." Ucapku pada pemuda yang tingginya jauh di atasku.
Pemuda itu ramping, rambutnya berwarna hitam kecoklatan. Bola matanya indah namun tidak berbinar—redup.
Pemuds itu menjawab, "Aku tidak menginginkan uang sebagai kasih sayang. Itu hanya kebahagiaan semata saja."
"Lantas," aku berpikir sedikit lebih keras, "kamu mau punya berapa wanita?"
"Ah, wanita membuatku muak."
Aku melanjutkan, "Aku sudah tau akan memberikan apa padsmu, sebuah kasih sayang yang amat mahal. Kau bahkan tidak bisa menebusnya dengan apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of The Ethereal [ END ]
FantasyKisah seorang gadis yang berurusan dengan lelaki dari dimensi lain, tentang seorang gadis remaja duniawi yang mencari kebahagiaannya yang hilang. Kisah laki-laki dari dimensi lain yang tidak memiliki emosi dan masa lalu yang kelam. Kisah seorang lak...