chapter 18

71 29 2
                                    

Haunting by the shadow of the past.

Raka, Leo dan Sara mulai berdatangan ke rumah Val

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka, Leo dan Sara mulai berdatangan ke rumah Val. Usai menyapa ayahnya Val, aku ikut memasak shabu bersama tante, tante sangat sabar denganku yang sama sekali tidak bisa masak. Dan dengan itu, tante menyiasatiku untuk datang lagi ke sini untuk tujuan belajar masak.

Sam sangat bisa diandalkan, dia membereskan meja makan yang sebentar lagi akan di kerumuni oleh manusia-manusia yang lapar. Kami masak, dan kami pula yang makan.

Aroma shabu dan daging bakaran sangat menggoda cacing perut manapun, termasuk cacing diperut tetangga yang mencium aromanya. Om menata daging di masing-masing piring dibantu oleh Raka dan Leo.

Sara dan tante bergotongan untuk mengangkut panci sup yang isinya shabu, bersamaan dengan sendok sayurnya. Aku masih berusaha meraih mangkuk yang ada di laci atas. Namun aku terbantu ketika melihat tangan yang mengambil seluruh mangkuk dan menyerahkannya padaku.

Val membantuku, karena tingginya diatasku. Lelaki itu tersenyum, lantas menyidik wajahku.

"Apa sih lihat-lihat? Ini, terima kasih karena bantu ambil."

"Sekarang Sia merona terus kalau wajahnya berdekatan denganku."

Sebelum Val mengatakan hal lain yang mengerikan, pintu kaca dari laci atas dengan sukses mencium keningnya hingga sedikit membiru. Dan aku tidak membantunya, aku melenggang pergi dari sana.

"Dahimu kenapa sayang?" Tanya tante seraya meraih dahi Val yang membiru.

"Ini, tanda cinta ma." Padahal wajahnya cemberut padaku, tapi Val masih bisa mengatakan hal seperti itu.

Akhirnya makan malampun tiba. Kami berdoa bersama dan melahap makanan kami masing-masing. Anehnya, mereka tidak henti-hentinya berbicara. Di meja makanku, kalau saat makan maka kita harus membungkam suara setenang mungkin dan fokus pada makanan.

Tapi tante dan om terus berbincang satu sama lain, menanyakan kabar Raka Leo ataupun Sara. Membicarakan masa lalu bagian yang bahagia dan patut di kenang. Aku dan Sam menyerit kebingungan, namun dengan cepat Sam membaur dan membiasakan diri. Bukan karena dia memang begitu, tapi karena Sam menyukai suasana yang ramai.

"Sam, apa kamu sekarang sudah jadian sama Erika?" Tanya Raka lantang-lantang. Sam tersedak lantas memukul dadanya, ia memberikan simbolis pada Raka untuk tetap diam.

Namun aku dengan cepat bersuara, "Erika itu, adikmu yang dulu buat masalah Raka?"

"Yaa! Kamu masih ingat kan? Sampai sekarang, Erika masih menyukai Sam lho! Dan Erika cerita, Sam mulai peduli padanya, jadi dia senang sekali, dia hampir mau ikut barusan." Cerocos Raka.

"Kalau gitu, kapan-kapan ajak!" Om ikut dalam perbincangan.

"Beres, Om!"

Sam menghindari kontakan mataku, namun aku mencoba untuk tidak berpikir aneh-aneh dengan melahap sepotong daging yang tertusuk di garpuku.

Tale of The Ethereal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang