chapter 16

78 30 0
                                    

The feels when wanting someone special happy, even though its not with you.

Suara kericuhan terdengar di penjuru telinga Sia, banyak orang-orang berbincang, bukan hanya orang—bahkan ruh tidak hentinya berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kericuhan terdengar di penjuru telinga Sia, banyak orang-orang berbincang, bukan hanya orang—bahkan ruh tidak hentinya berbicara. Dunia yang begitu bising membuat gadis ini muak, ia sangat mencintai ketenangan. Rasanya Sia ingin pergi saja dari dunia ini, Sia menjalankannya hanya sebagai bonus dan hitungan untuk menemani adiknya di dunia yang keji ini.

Keluarga? Tidak punya, hanya Sam satu-satunya. Musuh? Banyak. Teman? Tidak ada kalau sedang butuh.

"Sia! Sepertinya dia sudah mau bangun!" Seru seorang lelaki yang suaranya mendengung di dua telinga Sia. Suaranya membuat Sia terbangun dari tidurnya.

Saat membuka dua matanya, Sia terbaring di ranjang rumah sakit. Raka, Leo, Sara yang entah kenapa ada disana, dan Val, mereka berdiri mengelilingi Sia. Sia mengerang kesakitan seraya meraih kepalanya yang sudah dibalut, infusan masih menancap di pergelangan tangannya, dan tubuhnya sangat lemas.

"Akhirnya dia bangun, aku lega sekali!" Raka berbicara sambil meregangkan tubuhnya.

Val menghela napas berat, akhirnya kekhawatirannya hilang begitu saja ketika melihat Sia yang sudah bangun dan terlihat baik-baik saja. Sara yang ada disebelahnya hanya memperhatikan Sia, gadis itu adalah teman semasa SMP Sia yang selalu didekati oleh banyak hantu. Sepertinya sekarang sudah tidak lagi.

Raka dan Leo kembali duduk santai di sofa yang ada di pojok kanan, mereka mengeluarkan poselnya masing-masing dan memutuskan untuk merehatkan tubuhnya dengan main game. Leo sejak dulu selalu ada disisi Raka, dan Raka tidak kenal lelah untuk selalu ada disisi Sia sebagai seorang teman, bahkan sahabat.

"Kalian ngapain?"

"Kami menjagamu selama dua hari kamu tidak sadar." Sara memperjelas. Gadis itu meraih sebotol air disisinya dan menyodorkannya pada Sia.

"Kalau kamu bisa minum, berarti sudah sembuh. Cobalah." Sia mengacuhkan Sara dengan membuang pandangannya.

"Ayolah! Val seperti orang gila saat mengkhawatirkanmu!"

Sia merebut botol itu dari tangan Sara dengan sedikit kasar, hingga membuat Sara sendiri terkejut, "Ah, kau sudah sembuh rupanya. Memang hulk."

"Hoi, Hulk apa sial—"

"Nah, ini PR-mu selama dua hari." Raka menyodorkan tujuh buah buku pelajaran pada Sia. Sia memicingkan matanya, rasa ingin membakar buku-buku pelajaran ini sudah memucak.

"Aku sudah mengerjakannya untukmu." Leo melanjutkan tanpa membuang tatapannya pada game.

"Kenapa kamu tidak bilang? Kamu tidak pernah mengerjakan PR-ku, hah?"

"Raka, kau kan sudah pintar."

"Jadi aku bodoh?" Sahut Sia. Sebenarnya ia bercanda tapi Sia mampu membuat situasi menegangkan kali ini juga.

Tale of The Ethereal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang