chapter 20

53 30 2
                                    

Sick upon a girl

Sick upon a girl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gubrak

Aku menoleh ketika mendengar suara jatuhnya barang, namun ketika aku mendapati Raka yang ada di bawah sofa, aku menghela napasku. Dia sejak tadi masih tertidur dengan alasan yang sama, yaitu pusing karena mabuk kemarin, padahal aku juga minum banyak alhokol lebih dari Raka.

Aku menendang perut lelaki itu dengan pelan, "Tidur atau mati suri sih?" Gumamku dan berharap setidaknya ia bangun karena tersindir.

"Biarkan saja sayang, kalian semua jelas capek karena kemarin. Harusnya tante tidak membiarkan om membeli alkohol ya kemarin. Keputusan yang salah." Tante mendekatiku seraya menuruni tangga. Dengan gesit aku menggandeng lengan tante, yang kutahu tante juga masih pusing.

"Tante tidak apa-apa sayang, kamu cek Sara saja."

"Sara kenapa, tan?"

"Dia lagi membersihkan loteng, padahal tante sudah melarangnya." Aku mengangguk dan membiarkan tante duduk di kursi lain yang tidak ditiduri oleh Raka.

Kakiku dengan gesit menaiki tangga dan sampai di loteng dengan cepat. Aku menyaksikan punggung Sara dan pundaknya yang naik-turun, aku bisa langsung menebaknya dia sedang menangis. Derap kakiku membuat Sara meraih pipinya dan menghapus jejak air yang mengalir ke pipinya.

"Aku mengganggu ya?"

Sara menggeleng, "Bukan masalah, kemarilah."

Aku duduk disamping Sara yang ternyata tengah membuka sebuah album. Terdapat seorang dua orang anak yang tengah tersenyum ria dengan rompi sekolah dasar, topi sekolahan dan dasi pita melingkar di leher. Foto itu tidak hanya satu, banyak dan beragam variasinya.

"Ini adalah album fotoku dengan Val, dan beberapa kenangan saat sekolah dasar dan menengah pertama."

Sara menunjuk satu foto dimana Val mengacungkan telunjuk dan jari tangannya membentuk peace, seraya merangkul Sara yang memasang wajag dasar namun terkesan manis. Val mengenakan jas hitam dan Sara dengan gaun merah tangan buntung selutut.

"Ini graduasi kelas enam."

Telunjuk Sara beralih ke foto yang ada diseberangnya. Kini mereka terlihat sedikit berjarak, namun kini keduanya terlihat tersenyum serempak.

"Ini graduasi kelas tiga SMP."

"Kalian berteman sudah lama sekali ya?" Tanyaku seraya memerhatikan foto-foto yang lainnya.

"Sejak kelas empat SD. Itu karena jarak rumah kami yang tidak terlalu jauh, dan kami bertemu di taman dan sekolah dasar yang sama."

"Manis sekali," gumamku berusaha untuk tidak terdengar oleh Sara. Namun benakku kembali bertanya apa maksud Sara menunjukan semua foto-foto ini padaku.

Lembar demi lembar foto bergilir, foto saat mereka bermain ke taman hiburan di kota, hari pertama sekolah SMP, tamasya sekolah dasar, hiking ke dataran tinggi, festival sekolah, makan malam bersama, mengerjakan tugas lalu tertidur karena terlalu capek, bahkan tante dan om menyempatkan untuk mengambil foto atas hal itu

Tale of The Ethereal [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang